Chapter 8

2K 153 3
                                        

Aku sedang duduk-duduk bersantai menikmati sarapan pagiku di rumah dengan hiasan ragam makanan yang ibuku buatkan untuk kami berdua sarapan.

Ibuku beranjak dari kursinya setelah mendengar suara handphonenya bergetar, ibu berjalan berputar dengan handphonenya yang diletakkan di telingannya.

"Iya. Oke tidak masalah ... Tenang saja aku tidak marah dengan hal itu, itu merupakan kewajaran .... Tentu aku akan mengatur jadwal kerjaku .... Ya kapan? .... Hari minggu? Dimana? .... Tidak—tidak aku mempunyai selera tempat yang jelek lebih baik kamu saja yang memilih ... Ya .... Oke di Cafe Vignet ... Jam 7 malam? ... Tidak, tenang saja aku mengosongkan hari mingguku .... Oke, sampai jumpa hari minggu di Vignet, Anne" aku memandanginya sedari tadi yang sedang berbicara. Ibu menatapku setelah mematikan handphonenya dan tersenyum kepadaku. Ada apa ini?

Ibu lalu duduk di tempatnya dan aku kembali menyatap sarapanku.

"Diana" panggil ibuku dari seberangku. Aku menongak ke arahnya dan menampakan wajah ada apa?. "Diana. Kosongkan hari minggumu nanti. Tadi Anne yang meneleponku dan mengajak kita untuk dinner di Cafe Vignet jam 7 malam. Kamu harus cantik nanti hari minggu. Kamu akan melihat betapa tampannya anaknya Anne—edward kalau tidak salah."

Aku mendongak dengan menatap penuh kebingungan. "Tapi, bu. Bukankah hari minggu ibu akan pergi ke Wolverhampton?"

Ibu membalasnya dengan mengelengkan kepalanya dan masih terus tersenyum. "Ibu akan batalkan nanti. Sekarang ayo kita pergi belanja pakaian untuk hari minggumu" ibu beranjak dari tempat dan lagi dia belum menyentuh sarapannya.

"Tidak perlu, bu. Bajuku sudah banyak di lemari. Aku juga ada kelas nanti bu. Lebih baik ibu lanjutkan sarapannya" gumamku lalu ibu membuat perubahan raut wajah yang sangat drastis. "Tidak apa-apa. Ibu sudah kenyang. Hari minggu ini sangat special sayang, kamu harus berpakaian yang sangat menawan" gumanya yang menunjukan raut wajah memohon. Entahlah ibu terlalu antusias dengan ajakan Tante Anne.

"Aku tidak mau ibu sakit. Jadi, pulang dari kuliah aku akan membeli baju yang bagus, bu. Yasudah aku berangkat dulu ya. Ibu habiskan sarapannya. Aku tidak mau melihat ibu sakit. Da-ah" aku beranjak dari tempatku pergi ke arah ibu, mencium pipinya dan melambaikan tangan ke arahnya.

Aku, Kim dan Liza duduk bertiga di cafe Catharis. Ini seakan menjadi tempat tongkrongan kita.

"Gimana hubunganmu dengan Louis, Kim?" Liza yang menanyakan sambil mendekat ke arahnya dan memainkan alisnya. "Baik" gumamnya sambil meminum air di gelasnya.

"Aku dengar band mereka akan menyanyi disini" Liza yang masih mencoba mengorek hubungan mereka. Kim lalu menganggukan kepalanya pertanya bahwa—ya dia akan menyanyi disini.

"Apa kamu akan datang kesini nanti malam? Kenapa kamu nggak mengajak kami berdua? Apa kamu sudah melupakan sahabatmu yang sangat cantik ini?" Gerutu Liza dan di akhir kalimat dia mengerutkan bibirnya.

Ketika Kim ingin angkat bicara tiba-tiba seorang pria berambut pirang mendekat ke arah kami dan mengambil tempat di sebelah Liza—Niall. "Kamu ngapain kesini?" Ucap Liza yang menyadari kehadiran Niall dan mencoba untuk mengusirnya untuk pergi dari tempat itu tapi dia gagal. "Aku ingin bertemu kalian tentu saja dan memberitahu kalian tentang sesuatu"

Liza cemberut. "Ada apa? Habis kamu beritahu sesuatu kau harus pergi sekarang" Niall lalu mendongak ke arah Liza dan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya seakan memberi tanda bahwa dia tidak mau pergi. "Terserah!" Lalu berbalik ke arah depan dengan wajahnya yang menampakan ketidaksukaan dengan keadaan ini—mereka aneh.

"Kau tahu band kami akan menyanyi disini—ah ya karena mungkin Louis sudah memberitahukannya pada Kim." Kim yang sedang asyik menikmati minumannya tiba-tiba tersedak mendengar ucapan itu dan Liza yang terus terdiam dan cemberut. "Oke. Jadi aku ingin mengundang kalian nanti malam untuk datang kesini. Karena aku ingin kalian nanti akan menjadi penari latar kami di pentas seni nanti" lalu dia memberikan senyumnya kepada kami semua dan mengambil gelas minumanku yang berisi Jus Alpukat yang tersisa setengahnya. Dia meminum minuman yang terdapat di gelasku hingga tidak tersisa lagi—dia aneh.

Heartstrings |h.s|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang