44. Edisi DelTha (Khusus 18+)

32 34 0
                                    

Salam kenal dari Gadis Polos...

⚠️Warning!!! ADA UNSUR 18+⚠️
Mohon bijak dalam membaca, plagiat dilarang mendekat, ini murni karya saya tolong kerja samanya!!!

Selamat membaca!!!
Maaf banyak typo bertebaran!!!

*

*

*

*

*

Selama perjalan pulang Delvi merengut kesal pada Atha, Atha yang melihat itu tidak peduli sama sekali.

"Lain kali jangan asal bilang kokop gitu," tegur Atha.

"Yakan aku mau liat orang ciuman secara langsung," sebal Delvi.

"Nggak boleh lho liat orang ciuman itu," larang Atha.

"Yaudah kita aja gimana?" canda Delvi, Atha yang mendengar perkataan Delvi itu merasakan deg-degan. Ayoklah Atha ini laki-laki normal.

"Jangan bilang gitu," tegur Atha.

"Atha nih nggak bisa diajak bercanda," kesal Delvi.

"Mau kedanau dulu nggak?" tanya Atha, biar Delvi nggak ngambek lagi kan nggak lucu baru baikan marahan lagi.

"Ayok!" ajak Delvi, semangat.

Sesampainya mereka didanau Delvi berlari tanpa henti sedangkan Atha yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala.

"Jangan lari-lari nah," setelah Atha mengucap itu Delvi terjatuh dengan sangat tidak estetik. Bagaimana tidak? Delvi tersungkur yang wajahnya tepat jatuh ke rumput.

Atha berlari pelan menghampiri Delvi yang sudah menangis, "Sakit hiks... Hiks...,"

"Mangkanya jangan bandel," ucap Atha, mengelus kepala Delvi.

"Sakit ini," tunjuk Delvi ke arah wajahnya yang memang terdapat goresan-goresan tipis.

"Udah nah, nanti sembuh lagi yosh yosh yosh!" Atha menepuk kepala Delvi pelan

"Gendong," ucap Delvi dengan suara manja.

Atha menghela nafas berat terpaksa ia harus mengendong Delvi yang sedang mode manja. Atha mengendong Delvi seperti anak koala. Posisi Delvi yang menghadap Atha ia melingkari kedua kakinya di pinggang atha, ntung saja Delvi pakai lejing panjang.

Delvi mendongkakkan kepalanya menatap pahatan wajah Atha yang sempurna.

'Anugraha apalagi yang engkau dustakan Ya Allah?' batin Delvi, sambil mengagumi ciptaan tuhan satu ini.

Delvi menatap satu persatu Pagatan wajah Atha. Dari rambut, alis, mata, hidung, lalu turun ke bibir. Delvi menatap bibir itu dengan damba.

'Kokop nggak ya?' batin Delvi menimang-nimang.

Atha yang dari tadi menatap Delvi yang pokus ke bibirnya lalu berbisik. "Mikir apa ayok?" goda Atha.

"Kokop," ucap Delvi, polos.

Atha menjentikkan jarinya ke kening Delvi, "Cabul!"

Delvi yang di ilang cabul kembali tersadar lalu merasa malu, "Atha ih," rengek Delvi, sambil menggoyang-goyangkan badannya karna malu.

"Jangan goyang-goyang nanti kita jatuh," peringatan Atha.

Delvi yang masih malu tetap saja menggoyang-goyang badannya tanpa memperdulikan peringatan dari Atha. Atha yang tidak bisa seimbang badannya karna ia mengendong Delvi yang tidak bisa diam akhirnya terjatuh, Atha jatuh di rerumputan yang untuknya Ama sedangkan kedua tangannya erat memeluk Delvi takut gadis itu kenapa-kenapa. Delvi? Ia jatuh diatas tubuh Atha kepala nya terbentur oleh dada bidang milik Atha yang keras.

Asmaraloka_DelTha[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang