42. Hari Sial (Ava)

43 32 69
                                    

Salam kenal dari Gadis Polos...

⚠️Warning!!!⚠️
Mohon bijak dalam membaca, plagiat dilarang mendekat, ini murni karya saya tolong kerja samanya!!!

Selamat membaca!!!
Maaf banyak typo bertebaran!!!

*

*

*

*

*

Delvi dan Atha akhirnya sampai di kantin, mereka melihat kesalahan satu meja yang sudah diisi oleh Ava dan Parida.

"Tumben datar aja tu muka kek jalan tol?" celetuk Ava, pasalnya ini kali pertama ia melihat Delvi dan Atha begitu.

"Gua malas debat sekarang wak," balas Delvi, lesuh.

"Elu sakit lagi?" tanya Ava, meletakan telapak tangannya kekening Delvi, tidak ada yang tau jika muka Atha semakin masam karna apa yang dilakukan oleh Ava.

"Nggak panas," monolog Ava. "Elu meriang?" tanya Ava lagi, dan dibalas gelengan pelan oleh Delvi.

"Biasanya elu aktif pas sakit doang nggak aktif," ucap Ava.

Atha menghela nafas dalam, "Tau bangat lu ya bang soal Delvi?" tanya Atha, dingin.

"Taulah, kan ane udah lama temanan sama Delvi," balas Ava, santai.

Atha rasanya ingin memakan Ava bulat-bulat, tidak sadarkah dirinya jika Atha sedang kesal? Dasar Ava tidak peka.

Atha diam saja tidak bersuara lagi, Parida yang peka jika Atha kesal menyenggol lengan milik Ava pelan, "Mas Ava, Ateng sama kak Del lagi marahan jangan makin disiram sama bensin," bisik Parida, pelan.

Ava yang mendengar bisikan dari Parida langsung melihat wajah Delvi dan Atha bergantian, "Anjirt, ane nggak tau," balas Ava, berbisik.

"Mangkanya diam aja," ujar Parida dan dibalas anggukan oleh Ava.

Mereka makan tanpa ada pembicaraan dan tak lama datang Afgan menghampiri meja mereka, "Del, ini ultramilk coklat untuk kamu," Afgan menyodorkan 3 kotak ultramilk coklat.

Delvi yang melihat itu menghela nafas berat, dasar biang masalah! Malah makin buat masalah ini anak.

"Nggak butuh," balas Delvi tetapi Afgan tidak menyerah ia memaksa Delvi untuk menerima itu karna Delvi tidak ingin berlama-lama dekat Afgan ia terpaksa menerima lalu mengusir Afgan.

"Yaudah gua ambil, tapi lu pergi sana," ucap Delvi dan Afgan hanya membalas dengan senyuman.

Setelah Afgan pergi, atmosfer disekeliling mereka menjadi dingin Ava melihat kearah Atha yang meremas sendok miliknya sampai urat-urat ditangannya keluar dengan sempurna, wajah Atha yang memerah menahan marah tak lupa tatapan matanya yang semakin tajam.

"Kok dingin ya?" tanya Delvi, merasa merinding.

"A-anu Del, lu yakin minum susu dari Afgan?" tanya Ava, hati-hati.

"Ya kagaklah," balas Delvi, santai.

"Kenapa elu terima?" tanya Ava, heran.

"Gua malas dia lama-lama disini, risih bangat," seru Delvi.

Setelah Delvi berkata begitu atmosfer yang mendadak terasa dingin kembali kesuhu semula.

Ava melirik ke arah Atha yang sudah tidak memegang sendok sekuat tadi dan wajah yang tidak Semerah tadi.

Asmaraloka_DelTha[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang