61. Cemilan?

5 8 0
                                    

Salam kenal dari Gadis Polos...

⚠️Warning!!!⚠️
Mohon bijak dalam membaca, plagiat dilarang mendekat, ini murni karya saya tolong kerja samanya!!!

Selamat membaca!!!
Maaf banyak typo bertebaran!!!

*

*

*

*

*

Delvi yang asik memilih cemilan di Alfamart kaget saat ada yang memanggil namanya, ternyata itu Afgan.

"Del!" sapa Afgan, tersenyum manis.

Delvi melirik Afgan sebentar lalu membalas senyum Afgan, "iya Gan ada apa?"

"Nggak ada, wah nggak nyangka aja ya kita bisa bertemu di sini!" seru Afgan, dengan semangat.

"Hahaha..., iya ya!" Delvi canggung.

"Mau beli apa?" tanya Afgan, sambil melirik isi keranjang belanja yang tergantung di lengan kiri Delvi.

"Nih! Liat aja sendiri," ujar Delvi, menyodorkan keranjang belanjaan miliknya.

Afgan segera melihat isi keranjang belanjaan milik Delvi itu dengan seksama.

"Banyak juga ya?" tanya Afgan, terheran-heran.

"Iyalah, mangkanya aku besok pas nikah mau cari suami yang royal dan nggak pelit biar hobby jajanku tidak terhenti saat sudah menikah," jawab Delvi, santai.

"Sama aku aja," ujar Afgan, dengan pede mempromosikan dirinya sendiri.

"Aku nggak mau, maunya sama Atha aja," balas Delvi santai, tanpa sadar itu melukai hati Afgan.

"Yaudah, aku pulang dulu ya! Nanti Mama marah lagi pesanannya belum sampai-sampai juga," Afgan, berpamitan selain takut Mamanya marah, Afgan tidak mau berlama-lama dekat Delvi yang tanpa ia sadari membuat mood Afgan hancur.

"Iya Gan! Hati-hati ya," Delvi memberi perhatian serta senyum manis untuk Afgan, dia senang akhirnya Afgan enyah juga dari pandangan matanya.

"Iya Del! Kamu juga hati-hati!" jawab Afgan, yang moodnya mulai membaik, karna di perhatikan oleh Delvi.

Delvi mengangguk saja kembali ia melanjutkan kegiatan memilih cemilan yang akan ia beli.

"Pilus pedas mana ya?" monolog Delvi.

"Ultramilk coklat juga belum! Ini nggak bisa di skip nih, ntar sampai rumah jiwa Bayi ku meronta-ronta," monolog Delvi lagi.

Setelah memakan waktu yang tidak terlalu lama dan juga tidak terlalu cepat, Delvi akhirnya memilih membayar cemilan miliknya meski terasa kurang karna tidak ada pilus pedas tapi ia sudah bosan berada di luar Rumah.

"Gini amat sih punya jiwa introvert, di luar rumah bentar udah bosan," keluh Delvi.

Tanpa Delvi sadari, sedari tadi ada yang menatap ia dengan heran, "ngapain dia celoteh sendiri?" monolog Atha, ya yang menatap Delvi dengan heran itu Atha.

"Kenapa lagi nah?" Atha akhirnya memilih menghampiri Delvi.

Delvi mendongkakkan kepalanya, karna dia dari tadi asik mengatung makanannya di tempat pengantungan barang di motornya.

"Wah cuami!" teriak Delvi, tanpa sadar.

Atha menggeleng kepala heran. "Kamu tu ya! Kebiasaan teriak-teriak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 21 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asmaraloka_DelTha[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang