35. Kak Del Bisa Sakit Ya?

52 35 39
                                    

Salam kenal dari Gadis Polos...

⚠️Warning!!!⚠️
Mohon bijak dalam membaca, plagiat dilarang mendekat, ini murni karya saya tolong kerja samanya!!!

Selamat membaca!!!
Maaf banyak typo bertebaran!!!

*

*

*

*

*

Kring.

Kring.

Kring.

Bunyi bel yang menandakan upacara akan segera di laksanakan, semua siswa-siswi SMA Cakrawala bergegas menuju lapangan sekolah.

"Del!" sapa Ava, setelah mengantarkan Parida ke barisan kelasnya.

"Apa?" tanya Delvi.

"Nggak ada, ane nyapa aja!" seru Ava, tanpa beban.

Delvi merotasikan bola matanya malas, ia memilih barisan paling belakang tapi sialnya mau Delvi cepat atau lambat berbaris selalu di oper ke depan. Rasanya Delvi cape di jadiin tameng oleh teman-temannya.

"Udah paling benar elu itu di depan Del," seru gladis, mengeser posisi Delvi yang awalnya di belakang menjadi di depan.

Untuk kedua kalinya Delvi merotasikan bola matanya malas, "Jahat benar kalian sama anak-anak," sungut Delvi, bersuara.

"Udah hukum alam yang pendek ternistakan!" celetuk Ava, sambil tersenyum mengejek.

Kembali untuk ketiga kalinya Delvi merotasikan bola matanya dengan malas.

"Biji mata elu itu ane congkel ya lama-lama!" kesal Ava, pasalnya sudah ketiga kalinya Ava melihat bola mata Delvi seperti itu. Rasanya ia ingin mencongkel dan menjadikannya kelereng saja.

"Sebelum itu terjadi, biji mata elu gua jadiin cemilan ikan!" ujar Delvi, kesal lantas menjambak rambut Ava yang memulai panjang.

"Sakit peak! Elu KDRT mulu deh jadi teman!" dramatis Ava, teman-teman yang lain melihat Ava merasa mual.

"Oi Va, gitu aja lu bilang sakit. Cemen!" saut Afgan, yang dari tadi hanya menonton saja.

Ava melotot kesal ke arah Afgan lalu berkata. "Elu ya! Udah pernah jadi salah satu saksi gimana kuatnya nih anak masih aja asal ceplas-ceplos."

Afgan yang mendengar perkataan Ava kembali mengingat adegan dimana Delvi menariknya dari bangku yang menempel di pantatnya sampai ia terpental padahal sebelum kedatangan Delvi semua laki-laki yang ada di kelasnya sudah berusaha menolongnya.

Afgan menggeleng ngeri. Membayangkan nya saja membuat ia merinding, "Iya juga sih," ujar Afgan, sambil mengaruk kepalanya yang tak gatal.

"Udah weh, upacara dari tadi mulai kalian masih aja bising!" grutu gadis, yang dari tadi menonton perdebatan dua lelaki di kelasnya itu.

Delvi yang dari tadi pokus ke depan tidak terganggu oleh kebisingan yang ada di sekitarnya.

Tiga puluh menit berlalu...

"KEPADA SELURUH PESERTA UPACARA! BUBAR... JALAN...," ujar pemimpin upacara dengan lantang.

Semua siswa-siswi bergegas menuju kelasnya masing-masing, Delvi yang ingin beranjak menuju kelasnya di cegat oleh Afgan.

Asmaraloka_DelTha[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang