"乾杯!(Bersulang!)"
Enam orang gadis yang duduk melingkar di sebuah meja mengangkat gelas mereka ke udara lalu menabrakkannya ke gelas satu sama lain hingga terdengar bunyi kaca yang berdenting. Mereka kemudian menyesap minuman masing-masing hingga tersisa hanya setengahnya saja.
"Minum pelan-pelan, Ling. Makan malam ini akan langsung berakhir jika kau mabuk," ucap Faye terkekeh.
"Kak Lingling tidak kuat minum alkohol?" Orm yang duduk di sebelah Lingling bertanya.
"Dia bisa tumbang hanya dengan satu gelas bir," jawab Faye seraya menyerahkan segelas air putih kepada sahabatnya itu.
"Benarkah? Aku kira Kakak tipe yang kuat minum-minum," ucap Orm, kembali meminum jus jeruknya. "Bagaimana dengan Kak Faye? Kakak bisa minum?"
"Oh, dia jagoan di antara kami. Selama kami berteman, aku belum pernah melihat dia mabuk sekalipun," jawab Ice bangga.
"Aku pernah mabuk, tapi masih bisa mengendalikan diriku sendiri. Tidak sampai pingsan seperti Lingling,"
Lingling hanya bisa tersenyum kecut, dia memang bukan orang yang suka minum-minum sejak dulu. Selama hidupnya bisa terhitung jari berapa kali dia minum alkohol. Tapi dia tidak menganggap itu sebagai sebuah kekurangan yang memalukan, toh ada banyak orang yang sama sepertinya di dunia ini.
"Ekhem," Faye berdehem, menarik perhatian dari orang-orang yang ada di sana. "Teman-teman, biarkan aku memperkenalkan Yoko secara resmi kepada kalian," ucapnya sambil menunjuk ke arah gadis berwajah menggemaskan yang duduk di sebelah kanannya.
"Saat ini dia sedang bersekolah di 大阪医療高等専修学校(Sekolah Kejuruan Tingkat Lanjut Medis Osaka) dengan jurusan medis darurat," jelas Faye.
**高等専修学校 adalah sekolah yang memberikan pendidikan kejuruan dengan program-program khusus kepada siswa untuk mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja atau melanjutkan studi lebih lanjut. Bisa disamakan dengan SMK di Indonesia.
Yoko menundukkan kepalanya untuk memberi salam kepada semua orang yang ada di sana. Dia terlihat seperti hamster saat sedang tersenyum.
"Berapa umurmu, Yoko?" tanya Ice.
"Tujuh belas tahun, Kak," jawab Yoko malu-malu.
"Oh seumuran denganku dan Marissa!" pekik Orm senang.
"Benarkah? Aku harap kalian bisa berteman dengan baik Orm, dia orang yang pemalu," ucap Faye sambil mengelus lembut kepala kekasihnya.
"Oh, look at these two love birds," ucap Ice, menaik-turunkan alisnya.
"Bagaimana denganmu? Aku lihat kau tidak datang sendirian malam ini," ucap Faye seraya melirik ke arah Marissa yang sedaritadi diam saja.
"Oh heheheh...." kekeh Ice canggung. "Ini Marissa, sahabat Orm. Mereka satu sekolah sejak SD, jadi aku sudah mengenalnya cukup lama."
"Selamat malam Kak Lingling, Kak Faye, Yoko," ucap Marissa sambil tersenyum.
"Apakah kalian sudah... official?" tanya Faye ragu.
"Not yet, but very soon,"
Orm menggelengkan kepalanya melihat kepercayaan diri Ice. Meskipun dia sering bertengkar dengannya, tapi Orm mengharapkan yang terbaik untuk kakak sepupunya itu. Dan menurutnya, Marissa yang tenang terlihat cocok bersanding dengan Ice yang berisik.
"Ling, bagaimana dengan mu?" tanya Faye, saling bertukar pandang dengan Ice.
"Bagaimana apanya? Bukankah kalian sudah mengenal Orm? Apakah aku masih harus memperkenalkannya?" tanya Lingling acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agent 00K
FanfictionKehilangan satu paru-paru tidak akan menghentikan ku untuk mencintai mu dalam setiap hembusan napas ku Lingling Kwong