ting... tong...
"Ma! Ada tamu!" teriak Ice yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
"Kau lebih dekat ke pintu, nak. Buka pintunya Ice, Mama sedang mencuci piring!" jawab Ibu Ice dengan suara yang tidak kalah nyaring.
Ice mendengus kesal. Siapa sih yang datang bertamu semalam ini? Mengganggunya menonton serial yang sedang seru-serunya saja!
Calon dokter itu berjalan ke gerbang rumah sambil menghentak-hentakkan kakinya. Kedua tangannya mengepal di sisi tubuhnya, siap untuk melayangkan pukulan kepada siapa saja yang sudah mengganggu waktu santainya.
Namun rasa kesalnya seketika sirna saat melihat Lingling sedang duduk di atas motornya sambil menunggu gerbang untuk dibukakan. Ice langsung berlari kecil untuk menghampiri temannya itu.
"Ice!" sapa Linging saat melihat kedatangannya.
"Ling! Apa yang kau lakukan di sini? Kau merindukan ku ya?" tanya Ice sambil cengengesan, menerima tatapan jijik dari Lingling.
"Aku mau mengantarkan ini," jawab Lingling sambil mengangkat tas bekal yang ada di tangannya. "Bibi Koy memintaku untuk mengembalikannya malam ini."
"Hmm? Kenapa tadi tidak kau titipkan padaku saja? Kau tidak perlu repot-repot datang ke sini," ucap Ice seraya membukakan pintu gerbang dan mempersilahkan Lingling masuk.
"Aku sudah berjanji akan mengantarkannya sendiri,"
Bibir Ice membentuk huruf O sebagai jawaban atas perkataan sahabatnya itu. Mereka berdua pun masuk ke dalam rumah, Ice langsung pergi ke dapur untuk memanggil bibinya yang sedang sibuk mengolah bahan masakan untuk sarapan besok. Sementara Lingling melepas hoodie putihnya dan duduk di sofa yang berhadapan dengan TV.
"Bi, Lingling sudah datang," ucap Ice memberitakan kedatangan Lingling.
Ice kaget saat melihat bagaimana wajah bibinya seketika berubah menjadi bercahaya. Matanya berbinar terang, seolah-olah baru saja mendengar berita bahwa dia memenangkan hadiah utama lotre.
"Dimana dia?" tanya Ibu Orm itu bersemangat.
"Dia ada di ruang tamu, Bi,"
"Oke, aku akan datang sebentar lagi. Suruh dia duduk dan ini, bawakan beberapa camilan," ucap Ibu Orm sambil menyerahkan beberapa toples makanan ringan kepada keponakannya. "Tanyakan apakah dia sudah makan malam atau belum, kalau belum Bibi akan masakkan sesuatu untuk nya."
Dengan susah payah Ice melangkahkan kaki nya kembali ke ruang tamu. Dia harus berhati-hati karena pandangannya tertutup oleh tumpukan toples camilan yang menggunung.
"Kau butuh bantuan?" tanya Lingling, mengambil beberapa toples yang ada di tumpukan atas.
"Kau sudah melakukannya,"ucap Ice terkekeh.
Dua gadis itu pun duduk bersebelahan di sofa ruang tamu, Ice mengajak Lingling untuk ikut menonton serial kesukaannya yang berjudul The Good Doctor sambil memakan camilan yang tadi dia bawa.
"Aku sama sekali tidak mengerti apa sedang mereka bicarakan," ucap Lingling dengan dahi yang berkerut.
"Begitulah perasaanku saat mendengar mu membicarakan program komputer, Ling," ucap Ice.
"Tapi program komputerku tidak serumit bahasa anatomi mu," ucap Lingling membela diri.
"Oh ayolah, teman. Haruskah kita berdebat di malam yang damai ini?" Ice mengerang kesal.
Lingling tertawa kecil. Sangat jarang dia menjadi pihak yang memancing kekesalan, tapi sekali dia melakukannya, maka Faye dan Ice bisa kesal sampai seharian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agent 00K
FanfictionKehilangan satu paru-paru tidak akan menghentikan ku untuk mencintai mu dalam setiap hembusan napas ku Lingling Kwong