"Bukankah sudah ku katakan agar tidak menyentuh apapun?" protes Ice saat melihat kedatangan Faye dan Lingling ke TKP.
"Sudah begini saat aku tiba," ucap Faye, mengendikkan bahunya.
"Aku kehilangan banyak petunjuk karena sudah terlalu banyak orang yang berlalu-lalang di tempat kejadian. Sekarang jejak dan DNA kalian sudah bercampur dengan milik korban dan pelaku," Ice melipat tangannya di dada, matanya yang sipit menatap tajam ke arah Faye yang hanya bisa terdiam.
"Mana Inspekur yang bertugas menangani kasus ini? Kenapa dia membiarkan hal seperti ini terjadi?" suara Ice yang melengking menggema di seluruh lantai, membuat beberapa polisi yang ada di sana menghentikan semua aktivitas mereka sejenak untuk melihat ke arahnya.
"Dia akan tiba sebentar lagi. Katanya ada sesuatu yang harus dia lakukan di kantor," jawab Faye.
"Lalu siapa yang ditugaskan untuk bertanggug jawab di sini?" tanya Ice lagi.
Tepat saat kalimatnya berakhir, seorang pria muda berusia kisaran 20 tahunan datang dengan terengah-engah menghampiri mereka.
"S-saya yang bertanggung jawab selama Inspektur tidak ada," ucap pria itu seraya berusaha mengatur napasnya.
"Saya Sersan Folk dari Divisi Investigasi Kriminal," ucap pria itu sambil menunjukkan lencana kepolisiannya.
"Sersan Folk..." ucap Ice, maju beberapa langkah mendekat ke arah pria muda itu, "Apakah kau tidak diajari cara untuk mensterilkan tempat kejadian sebelum Tim Forensik tiba? Kenapa kau tidak membatasi area di sekitar sini dengan garis polisi? Karena kecerobohan mu, kita bisa saja kehilangan petujuk penting tentang pelaku kejahatan ini," Ice mendorong bahu Folk dengan jari telunjuk nya.
"Ice..." panggil Faye seraya menarik lengan Ice ke belakang, meminta Dokter itu mengendalikan emosinya.
"Aku akan menuliskan ini di dalam laporan ku nanti. Kau sebaiknya bersiap-siap,"
Ice menarik paksa lengan nya dari genggaman Faye lalu beranjak pergi, memanggil anggota tim nya dan memulai pekerjaannya.
"Anggaplah sebagai pembelajaran," ucap Faye sambil menepuk bahu Folk, berusaha membesarkan hati pria itu.
"Aku juga akan mulai bekerja. Aku ada janji malam ini," ucap Lingling.
"Janji apa?" tanya Faye, mengikuti langkah Lingling dari belakang.
"Aku akan melamar Orm malam ini,"
"HAH?!"
"Kenapa semua orang kaget mendengar rencana ku? Kalian aneh,"
"Bagaimana tidak kaget? Kau mengucapkan kalimat yang penuh tanggung jawab seperti itu dengan sangat mudah,"
"Aku bukan seorang pecundang seperti kau dan Ice,"
"Uwah... aku sakit hati mendengarnya," ucap Faye, memegang dadanya dengan kedua tangan sambil menunjukkan ekspresi kesakitan yang dibuat-buat.
"You better step up your game, Faye,"
"Yah.. setelah kasus ini selesai," ucap Faye.
"Aku sudah mendengar itu puluhan kali dan kau masih belum melakukan nya,"
"Oh, ayolah! Kenapa harus terburu-buru? Kami masih menikmati kehidupan kami saat ini," Faye berusaha membela dirinya.
"Kau memang bisa berkata begitu, tapi apakah Yoko juga memikirkan hal yang sama?" Lingling menghentikan langkah nya lalu berbalik untuk menatap Faye dengan tajam.
"Asal kau tau, banyak sekali pria yang berusaha untuk mendekati kekasih mu itu," ucap Lingling lagi, kali ini berhasil membuat Faye masuk ke dalam mode serius. "Aku yakin kau tidak akan bisa sesantai ini lagi setelah membaca riwayat chat yang akan ku kirim pada mu nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Agent 00K
FanfictionKehilangan satu paru-paru tidak akan menghentikan ku untuk mencintai mu dalam setiap hembusan napas ku Lingling Kwong