"Mereka mengatakan sesuatu yang berhubungan dengan kelinci percobaan atau semacamnya, Senior,"
"Kelinci percobaan?" ucap Lingling bertukar pandangan dengan Ice.
"Ayo,"
Mereka bertiga berjalanan dengan langkah yang lebar menuju laboratorium komputer. Begitu tiba di sana, Anda segera membesarkan suara monitor yang sedang mengawasi kamera dan mic ponsel milik Ryou.
"Aku rasa dia memasukkan ponselnya ke dalam saku, Senior. Jadi, kita tidak bisa melihat apapun dari kamera, tapi kualitas suara mic nya cukup jernih," ucap Anda.
"Kau memang berbeda dari saudara mu," terdengar suara berat dan serak seorang pria.
Lingling dan Ice cepat-cepat menarik kursi dan duduk di dekat monitor itu, memasang telinga mereka baik-baik agar tidak ada satu katapun yang terlewat dari pengawasan mereka.
"Padahal dulu aku mengira bahwa Ryuu adalah salah satu kelinci percobaan terbaik yang kita miliki, namun ternyata aku salah," ucap pria itu, diikuti dengan suara mengunyah yang terdengar menjijikkan.
"Dia bahkan tidak sanggup bertahan dengan 120 miligram. 残念、ほんまに残念(Sayang sekali, sangat disayangkan),"
"Untungnya kau bisa bertahan hingga saat ini, 150 miligram!" sorak pria itu, suaranya yang terdengar penuh dengan kebanggaan itu diakhiri dengan gelak tawa yang menggema di seluruh ruangan.
"Aku akan memaafkan mu yang sudah ceroboh membuang mayat Ryuu sembarangan hingga akhirnya ditemukan oleh polisi..."
"Benarkah, 兄貴(Kak)? Terimakasih, terimakasih!" terdengar suara grasak-grusuk dari mic ponsel Ryou, sepertinya pemuda itu sedang bergerak-gerak saat ini.
"Tapi dengan satu syarat, kau harus berhasil bertahan dengan 200 miligram. Jika kau bisa mempertahankan hidup mu, maka aku akan menganggap bahwa itu tidak pernah terjadi,"
"D-dua ratus miligram?" kaget pemuda itu.
"Ya. Itu adalah jumlah minimal dalam perdagangan yang kita sepakati dengan para orang Korea sialan itu," ucap si pria tua setelah meneguk minumannya. "Jika kau bisa bertahan, kita tidak perlu khawatir meskipun bungkusan nya pecah saat berada di dalam perut mu ketika kau sedang melakukan pengantaran nantinya."
"Dan itu juga berarti bahwa kita bisa melatih beberapa orang lagi agar bisa sekuat diri mu. Dengan begitu proses transaksi kita akan berjalan dengan lebih lancar dan cepat,"
"Bagaimana menurut mu? Apakah kau bisa melakukan nya?" tanya pria itu, tiba-tiba nada suaranya terdengar sangat mengintimidasi.
"Tapi Kak, baru tiga hari semenjak dia mengonsumsi obat itu. Apakah tidak sebaiknya kita menunggu beberapa hari lagi?" terdengar suara pria lain, suaranya lebih jernih dan terkesan lebih muda dari pria yang sebelumnya.
"Menunggu beberapa hari lagi? Mudah sekali kau berbicara seperti itu! Kita tidak punya banyak waktu lagi, sialan!" pria tua itu mulai membentak lawan bicaranya. "Dan berani sekali kau mempertanyakan keputusan ku! Apakah kau merasa lebih hebat dariku karena berhasil membuat kode rahasia bodoh itu? Hah?!"
"Kau bisa mengatakan hal seperti itu karena bukan kau yang berhadapan langsung dengan para tetua! Apa kau tau kalau mereka sudah mendesak ku untuk segera mematenkan transaksi ini secepatnya?"
Pemuda yang lebih muda itu mengerang, dia terdengar mengaduh kesakitan setelah terdengar suara pukulan yang mengenai tubuhnya.
"Yusuke-" Ryou berteriak. "Aku akan melakukannya, Kak. Aku akan melakukannya jadi jangan pukuli dia," pinta pemuda itu.
Terdengar tawa mengejek dari si pria tua. Kemudian suaranya terasa lebih dekat dari sebelumnya, mungkin dia sedang melangkah menghampiri Ryou saat ini.
"Ryou, kau lucu sekali. Kau bahkan tidak mengeluarkan suara apapun saat melihat kakak mu berada dalam sakratul maut, tapi kau bersikap seperti seorang pahlawan saat ini," kekeh pria tua tadi. "Apakah kau lebih menyayangi bocah ini daripada kakak kandung mu sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Agent 00K
FanfictionKehilangan satu paru-paru tidak akan menghentikan ku untuk mencintai mu dalam setiap hembusan napas ku Lingling Kwong