"Kak Ling!" panggil Orm dari belakang boncengan.
"Iya?"
"Bolehkah kita singgah sebentar di コンビニ(convenience store)?"
"Lawsun di dekat rumah?"
"Hmm!" Orm menganggukkan kepalanya.
"Lawsun di dekat rumah?"
"Hah?!"
"Hah?!"
"Hah?!"
"Orm!"
"Ya?"
"Lawsun di dekat rumah?" tanya Lingling, sedikit menguatkan suaranya.
Masih belum bisa mendengar ucapan Lingling dengan jelas, Orm menempelkan dagunya di bahu sang kekasih dan mendekatkan jarak di antara mereka.
"Apa, Kak?" tanyanya sekali lagi.
"Lawsun di dekat rumah?" tanya Lingling dengan lembut.
"Iya, yang paling dekat saja,"
"Oke!"
Lingling memutar stang motor nya ke kiri, berbelok masuk ke dalam gang kecil. Setelah melaju beberapa ratus meter, Lingling mengurangi kecepatan motornya hingga akhirnya tepat berhenti di depan sebuah convenience store dengan plat berwarna biru bertuliskan Lawsun.
"Tunggu saja di sini," ucap Orm, turun dari motor dan memberikan helm nya kepada sang kekasih.
"Tidak mau ku temani?" tanya Lingling, mengambil ancang-ancang untuk turun.
"Tidak usah. Aku akan cepat,"
Seperti anak anjing yang patuh, Lingling duduk menyamping di jok motornya. Dia mengintip ke dalam toko melalui dinding kaca, berusaha mencari tau apa yang sedang kekasihnya lakukan dan memastikan bahwa dia baik-baik saja.
Dia melemparkan senyuman saat Orm berbalik ke arahnya sambil melambai-lambai seperti anak kecil. Namun senyuman nya itu tidak bertahan lama karena tidak lama setelahnya, dia melihat seorang pemuda yang mengenakan seragam SMA mendekati Orm dan mengajaknya berbicara. Dahi Lingling berkerut saat melihat pemuda itu menyodorkan ponselnya kepada Orm.
"Berikan aku id Lone, Kakak,"
Lingling mendengar jelas permintaan dari pemuda itu saat kaki nya melangkah masuk melewati pintu otomatis toko.
"Maaf, tapi aku tidak memakai Lone," tolak Orm dengan halus.
"Bagaimana dengan Instaxgram?" pemuda itu tidak menyerah begitu saja.
"Aku juga tidak mempunyai instaxgram," tolak Orm lagi.
"Oh ayolah! Mana mungkin Kakak cantik ini tidak memiliki Instaxgram," rengek pemuda itu.
"Bagaimana kalau aku berikan id Lone ku? Aku bisa menjawab semua pertanyaan tentang tunangan ku ini jika kau membutuhkan nya,"
Orm dan pemuda itu langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah datangnya suara. Orm cepat-cepat mengatupkan mulutnya agar tidak tertawa melihat wajah kesal kekasih nya saat ini. Tatapan mata Lingling yang tajam, mulutnya yang terkatup rapat dan alisnya yang hampir menyatu itu terlihat sangat menggemaskan di matanya.
Sedangkan pemuda itu seketika menjadi canggung dan gugup, aura Lingling yang mengintimidasi berhasil membuatnya kehilangan rasa percaya diri yang beberapa saat tadi masih ada di dalam dirinya.
"O-oh.. uh... maafkan aku, permisi," ucap pemuda itu, dengan langkah cepat pergi meninggalkan toko itu.
Lingling menatap lekat pemuda itu hingga akhirnya dia menghilang dari pandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agent 00K
FanfictionKehilangan satu paru-paru tidak akan menghentikan ku untuk mencintai mu dalam setiap hembusan napas ku Lingling Kwong