Hantu

611 95 16
                                    

Monitor jantung yang tiba-tiba mengeluarkan suara yang memekakan telinga, alarm saturasi oksigen yang menyala dan suara derap langkah beberapa orang perawat yang masuk membangunkan Orm yang tidak sengaja tertidur di bangku jaga.

Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba suasana nya menjadi begitu ricuh? Otak Orm belum sempat mencerna keadaan di sekitarnya saat seorang perawat menyuruh nya untuk mundur dan menepi di sudut ruangan. 

"Kak Lingling," ucap Orm saat melihat tubuh Lingling menegang dan terlihat sangat kesakitan hingga urat-urat nadi di leher dan tangannya mencuat keluar.

"Pasien mengalami syok nyeri," ucap seorang perawat yang sedang menangani kondisi Lingling.

"Mungkin karena dosis obat anestesi nya sudah habis, dia mulai merasakan rasa sakit pasca operasi dan rasa nyeri pada luka-luka di tubuhnya. Suntikkan obat pereda nyeri," perintah dokter yang kemarin mengoperasi Lingling.

"Baik, Dokter," patuh perawat tadi.

Orm melihat perawat itu menyuntikkan sesuatu ke dalam selang infus yang ada di tangan kiri kekasihnya. Beberapa menit setelahnya, tubuh Lingling mulai tenang dan rileks, detak jantungnya juga kembali tenang disertai dengan saturasi oksigen yang turun ke angka normal.

"Nona Lingling, apakah anda bisa mendengar suara saya?" tanya si dokter seraya menjentik-jentikkan jari nya di depan wajah Lingling. "Jika anda mendengarnya, tolong kedipkan mata anda dua kali."

Orm menjinjitkan kaki nya, berusaha untuk melihat kekasih nya yang terhalang oleh tubuh para tim medis yang mengelilinginya. Gadis itu melihat Lingling yang sudah membuka matanya sedang menatap lekat Dokter yang ada di sebelahnya. Dia terkesiap saat melihat Lingling mengedipkan matanya sesuai dengan arahan Dokter padanya. 

"Apakah dada anda terasa sakit?" tanya dokter itu, menerima dua kedipan mata dari Lingling.

"Apakah anda merasa sesak atau kesulitan bernapas?" tanya dokter lagi.

Lingling tidak mengedipkan matanya.

"Apakah perut anda terasa nyeri?" 

Lingling berkedip beberapa kali.

"Apakah anda merasa pusing atau mual?"

Lingling tidak berkedip.

"Kami baru saja menyuntikkan obat pereda nyeri, sebentar lagi rasa nyeri anda akan berkurang. Tunggulah sebentar ya," ucap si dokter dengan lembut.

"Dalam dua jam saya akan kembali untuk memeriksa keadaan anda. Sampai saat itu kembalilah beristirahat," 

Lingling mengedipkan matanya dua kali. 

Setelah memeriksa tanda-tanda vital Lingling, Dokter diikuti dengan para perawat pun meninggalkan ruangan itu. 

"Saat ini kondisi nya stabil. Tadi dia hanya kaget karena tiba-tiba merasa sakit di sekujur tubuhnya," ucap dokter itu kepada Orm. 

"Pasien masih belum terbiasa dengan keadaannya, jadi kalau emosi nya tidak terkendali ada kemungkinan dia akan merasa sesak dan kesakitan. Saya harap anda bisa bertindak dengan bijak saat berada di sekitar pasien," 

"Baik Dokter, aku mengerti," jawab Orm sambil mengangguk paham.

"Kalau begitu saya permisi dulu," ucap dokter itu undur diri.

"Terimakasih, Dokter," ucap Orm, menundukkan kepalanya dengan sopan.

Orm mematung di tempat nya, matanya memandang ke arah Lingling yang sepertinya belum menyadari keberadaan nya di ruangan itu. Orm menarik napas dalam-dalam, menenangkan diri nya yang masih merasa panik karena kejadian yang baru saja terjadi. Gadis itu memaksa dirinya untuk tersenyum, tidak ingin sang kekasih melihat dirinya yang sedang kacau.

Agent 00KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang