"Menyelidiki apa?" tanya Ice tidak sabar.
"Aku-"
Lingling, Ice dan Marissa memandang air wajah Faye yang tiba-tiba berubah menjadi tidak enak untuk dilihat. Mereka bertiga menunggu dengan cemas, kalimat apa yang akan keluar dari mulut Sang Jaksa itu.
"Aku ingat sekali, waktu itu saat jam makan siang tiba-tiba ada panggilan dari kepolisian di Distrik Chuuo. Mereka berhasil menangkap basah seorang pemuda yang sedang melakukan transaksi narkoba,"
"Sudah sejak lama kami mengincar dan mengikuti sindikat perdagangan narkoba yang setahun belakangan ini beroperasi di Osaka," Faye meraih botol air mineral yang sudah kosong lalu mulai meremas-remasnya dengan cemas, "singkatnya, seorang polisi menyamar sebagai pembeli dan berhasil menemukan cara untuk berhubungan dengan kelompok itu,"
"Mereka sepakat untuk melakukan transaksi di taman Istana Osaka dan saat itulah salah satu pengedarnya berhasil ditangkap di tempat,"
"Jadi aku pergi ke kantor kepolisian Distrik Chuuo untuk menyaksikan proses interogasi nya," Faye menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan perkataan nya, "and later did we know, dia ternyata anggota dari kelompok Yakuza 山崎(Yamazaki)."
"Yamazaki-" Ice terkesiap mendengar nama itu disebut.
"Apakah Yamazaki yang sedang kita bahas ini adalah Yamazaki yang sama dengan kelompok yakuza yang sudah menguasai Osaka selama berpuluh-puluh tahun itu?" tanya Lingling.
Faye mengangguk pelan, menghembuskan napas panjang lalu mengusap wajahnya dengan kasar. Dia mengembalikan buku catatannya ke dalam saku celana sebelum kembali meneguk air mineral yang masih tersisa di dalam botol.
"困ったな...(Ini menyulitkan...)" desis Ice, menyandarkan punggung nya di sandaran kursi dengan posisi agak merosot.
"Lalu bagaimana perkembangan kasus itu? Apa yang terjadi setelahnya, Kak?" tanya Marissa penuh rasa ingin tau.
"Dia ditemukan tewas di dalam sel nya,"
"Bunuh diri?" tanya Marissa, matanya terbelalak lebar karena rasa kaget yang muncul tanpa aba-aba.
"Begitulah para polisi menyimpulkan nya. Meskipun sebenarnya aku curiga kalau dia dibunuh oleh seseorang yang ada di dalam sel,"
"Yah, itu mungkin saja. Tidak sulit bagi para yakuza itu untuk memotong ekor mereka demi menjaga agar rahasia tidak bocor keluar," ucap Ice.
"Ada kemungkinan bahwa ponsel yang berhasil kalian lacak itu adalah milik pemuda yang kami tangkap. Kami memang tidak menemukan ponsel atau benda semacam nya saat penangkapan berlangsung," ucap Faye.
"Ada tiga kemungkinan. Pertama, dia membuangnya sebelum melakukan transaksi. Kedua, dia membuangnya saat menyadari bahwa dia akan segera tertangkap," ucap Lingling melipat tangannya di depan dada. "Ketiga, dia tidak bekerja sendirian."
"Sepertinya begitu. Tidak mungkin mereka membiarkan transaksi seperti itu dilakukan hanya oleh satu orang saja. Dan menurutku pemuda itu sama sekali tidak berpengalaman dalam tugasnya," Faye mengangguk setuju.
"Apa tidak ada informasi yang kau dapatkan dari interogasi nya?" tanya Lingling.
"Dia tutup mulut. Katanya dia lebih baik mati daripada menjawab pertanyaan dari kami,"
"Dan dia benar-benar mati," gumam Marissa.
Mereka berempat diam membisu, sibuk dengan pikiran masing-masing. Suara detik dari jam dinding yang menggantung menuntun waktu mereka dengan perlahan. Marissa yang merasa bahwa suhu ruangan terasa panas, beranjak dari tempat duduk nya lalu menyalakan pendingin ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agent 00K
FanfictionKehilangan satu paru-paru tidak akan menghentikan ku untuk mencintai mu dalam setiap hembusan napas ku Lingling Kwong