Motor

613 91 22
                                    

Dua hari sudah berlalu semenjak kejadian mengerikan yang hampir merenggut nyawa Lingling terjadi. Proses penyembuhan Ketua Tim Forensik Digital itu berlangsung dengan sangat baik dan hari ini dia rencananya akan dipindahkan ke ruangan biasa. Dokter mengatakan bahwa mulai hari ini, mereka akan mencoba untuk melepaskan ventilator dan melihat apakah Lingling sudah bisa bernapas dengan manual seperti biasanya atau belum.

"Kakak dengar apa yang dikatakan Dokter tadi?" tanya Orm bersemangat, kedua matanya berbinar-binar menunjukkan rasa sukacitanya.

Lingling mengedipkan matanya dua kali. Meskipun tidak bisa dilihat dengan jelas karena adanya alat bantu pernapasan, namun Orm mengetahui bahwa kekasihnya itu sedang tersenyum saat ini.

"Kakak hanya perlu menjadi anak yang baik hingga jam pemeriksaan nanti," ucap Orm seraya melihat ke arah jam tangannya.

Sekarang waktu menunjukkan pukul 7 pagi, dalam dua jam Dokter akan datang untuk memeriksa keadaan Lingling. Di dalam hati Orm berdoa agar tidak terjadi sesuatu pada kekasihnya dalam rentang waktu yang singkat itu.

"Kalau ventilatornya sudah dilepas, berarti Kakak boleh makan dan minum sendiri ya?" tanya Orm kepada dirinya sendiri. "Aku yakin tenggorokan mu terasa sangat kering sekarang, benar kan?" tanya Orm, menerima dua kedipan mata dari Lingling.

"Bagaimana rasanya makan melalui selang sonde seperti itu? Apakah sakit?" tanya Orm lagi.

**Sonde adalah selang khusus yang dimasukkan melalui hidung melewati tenggorokan lalu kerongkongan dan menuju ke dalam perut (lambung).

Lingling menggelengkan kepala nya pelan.

"Geli?" 

Lingling kembali menggeleng.

"Aku rasa memang tidak terasa apapun karena makanan nya langsung turun ke lambung," ucap Orm menarik kesimpulan, katanya lagi "Apakah Kakak bisa merasakan saat makanan nya mengalir turun?"

"Oh, Orm! Dia bisa kelelahan karena menjawab pertanyaan yang tidak ada habis nya itu,"

Orm dan Lingling secara bersamaan melihat ke arah datangnya suara. Di pintu, mereka melihat Ice dan Marissa berdiri, keduanya sama-sama mengenakan seragam dinas yang formal. 

"Kenapa kalian sangat suka datang tanpa suara seperti hantu, sih? Setidaknya ketuklah pintu sebelum masuk," protes Orm, diikuti dengan dua kedipan mata dari Lingling.

Ice menggaruk tengkuk nya yang sebenarnya tidak terasa gatal sambil terkekeh. Tidak mengetuk pintu sebelum masuk ke ruangan adalah salah satu dari puluhan kebiasaan buruk yang dimiliki nya.

Orm lalu mempersilahkan kedua orang itu untuk duduk di kursi jaga yang tersedia. Dia merasa heran karena sepasang kekasih itu datang menjenguk padahal masih sepagi ini. Ditambah lagi, apa-apaan dengan seragam dinas itu? Apakah mereka akan pergi ke sebuah acara formal nanti?

"Bagaimana keadaan mu, teman?" tanya Ice seraya duduk di salah satu kursi yang terletak di sisi tempat tidur pasien.

Lingling mengedipkan matanya dua kali sebagai jawaban bahwa dia baik-baik saja.

"Kau semakin ahli mengedipkan mata ya," kekeh Ice. 

Lingling lalu mengangkat tangan kanan nya, dia menggerakkan nya dengan gestur yang tidak Orm pahami. Setelah beberapa gerakan yang aneh, Lingling menekuk kelima jari tangan kanan nya lalu menurunkannya perlahan dengan jari menghadap ke bawah. Kemudian dia melambaikan jari telunjuk nya ke kiri dan kanan.

"Faye sedang sibuk di kantornya. Dia sedang bergumul dengan berbagai teguran dan permintaan pertanggungjawaban dari Kejaksaan Agung," ucap Ice setelah Lingling berhenti menggerakkan tangannya.

Agent 00KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang