14. Mendekat

731 103 6
                                    

.
.



Setelah kejadian keracunan itu, Melvian tak lagi tinggalkan makanan untuk Hanin. Lelaki itu akan langsung bawakan sendiri makanan atau apapun untuk Hanin jika memang ingin

Hanin menerimanya dengan ucapan terima kasih dan permintaan untuk berhenti meskipun Melvian tetap menolak

Bahkan lelaki itu mulai tunjukkan sisi manisnya itu didepan teman teman kelas lain

"Gila sih Hanin diem diem ternyata ceweknya Melvian ya" ujar salah satu teman kelompok Hanin saat mereka kerja kelompok di salah satu kosan mereka

"Beneran kan! Gue juga gak nyangka loh" tambah Redica

"Sekalinya deket sama cowok, eh malah Melvian"

"Gue tuh kadang takut sama Melvian. Dia diem banget, anaknya gak neko neko kayak yang lain tapi auranya itu dominan banget kan"

"Bener! Kadang ada kan cowok pendiem jadi kayak ketutup gitu auranya. Lah ini, tapi udah paling bener ya diem sih anaknya"  semuanya tertawa dengar celetukan itu

Hanin sendiri malu bukan main. Mereka bicarakan Melvian seolah Hanin sudah benar benar miliki hubungan dengan lelaki itu

Padahal dalam hatinya ia begitu takut memulai. Bukan hanya memulai, ia bahkan takut membayangkannya

"Malu si Hanin. Gausah malu Nin, gue kalau punya cowok kayak Melvian udah gue pamerin dimana mana"

Sontak semuanya tertawa. Hanin itu aslinya memang pendiam jadi gadis itu hanya tertawa kecil saja saat teman temannya menggoda dirinya

Godaan itu berhenti beberapa saat setelahnya dan mereka fokus untuk kerjakan tugas mereka. Mendadak ponsel Hanin berdering, gadis itu buru buru mengangkatnya

"Halo?"

"Kerja kelompok ya? Dimana?"

Hanin terkejut, ia jauhkan ponselnya dan benar saja. Nama Melvian terpampang disana

"Di kosan temen"

"Iya dimana?"

"Mau apa?"

Melvian tertawa di ujung telepon sana, Hanin mengernyit namun senyuman tersungging tipis di wajahnya. Salah satu teman menyadarinya dan kembali menggoda

"Ditelepon Melvian tuh kayaknya ya Nin"

Hanin terkejut karena teman temannya tau

"Keluar dulu Nin" suara Melvian kembali terdengar

Hanin awalnya bingung namun akhirnya ia keluar juga dari kosan temannya itu sambil tetap tersambung dengan Melvian

Ia mengintip dari pagar kosan temannya dan semakin bingung karena melihat Melvian ada disana

Melvian langsung matikan teleponnya dan menghampiri Hanin di ambang pintu pagar

"Gue penasaran lo kok tiba tiba disini" ujar Melvian padahal seharusnya disini Hanin yang seharusnya penasaran. Kenapa lelaki itu bisa ada disini? Padahal ia tak katakan dimana ia sedang berada kan

Melvian tersenyum lihat wajah bingung Hanin

"Ini buat kerja kelompoknya" lelaki itu berikan satu kantong besar entah apa isinya, lalu paksakan Hanin untuk menerimanya

"Gak usah" Hanin sudah akan menolak lagi namun Melvian buru buru menyela

"Sutt! Diterima Nin. Udah ya gue balik, tadi mau cek aja"

MuakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang