6. Rapat Kecil

737 89 3
                                    

.
.




"Gue udah mangkas banyak nih buat anggaran perlengkapan. Ini aja kita beneran udah cari kemana mana buat pinjem tenda biasa"

Rapat besar terakhir kemarin memang disimpulkan kalau perlengkapan yang banyak makan anggaran

Ya mereka butuh tenda besar sekali untuk tampung hampir 120 orang disana

"Kita usahain gitu dulu deh Ju. Sharon juga udah sering wanti wanti biar perlengkapan gak langsung tembak anggaran"

"Ya gimana orang butuh. Apaan bendahara juga gak tau gimana kita struggle cari sewa murah. Sekarang apa sih yang murah, setiap tahun ya adalah naik sedikit"

Hanin menatap bergantian Juan dan Melvian yang nampak berdebat

Sementara Dean disana diam saja seperti biasa. Lelaki itu katanya ya ikut saja, dia akan beraksi nanti saja waktu pelaksanaan, ia tak mau ribet dengan urusan administrasi begitu

Jidan apalagi, dia mau nimbrung juga kayaknya bakal kalah vokal

"Iya nanti gue bantu juga. Persewaan kita harus tetep keep aja dulu, yang penting tenda dome harus beneran kita book, itu udah yang paling murah di kota ini" Juan meskipun wajahnya kesal tetap mengangguk

"Progres dari divisi lain gimana?" Melvian mendadak berpaling menatap Hanin

Gadis itu lalu terduduk tegak

"Oh, gue udah tanya anak dokumentasi, mereka katanya bakal cari barang mereka sendiri kok. Nanti lo tanyain lagi aja" Melvian mengangguk

"Buat konsumsi katanya kita full cathering aja kan. Jadi paling mereka siapin buat masak masak air aja kalau disana, sama camilan dikit dikit buat panitia"

Rapat divisi perlengkapan ke berapa kali ini agaknya sudah semakin selesai

"Hah, gue ngeri kok disini boleh gak?" Tanya Juan begitu rapat selesai

Melvian mengangguk, namun pandangannya tak sengaja tertuju pada Hanin yang terlihat mengernyitkan dahi

"Jangan, keluar lo" Juan terkekeh lalu izin dulu mau habiskan satu batang rokok saja keluar kafe

"Gue mau bahas yang kerja kelompok itu Nin. Mau sampe kapan ditunda" ujar Melvian

Hanin memutar matanya malas

"Iya udah. Tapi Gerald kan gak ada disini"

"Dia satu kontrakan sama gue. Nanti gue kasih tau"

Hanin menghela nafas pelan. Masalah kelompok mereka memang belum selesai, Hanin malas saja. Ia saja berencana hendak kerjakan itu sendiri. Tapi di setiap kesempatan, Melvian pasti akan tanyakan hal itu

Hanin lalu buka laptopnya arahkan pada Melvian yang memang sedari tadi duduk di sebelahnya

"Gue udah cari beberapa jurnal kok. Nanti masing masing review 2 aja, terus dikumpulin jadi satu biar gue yang rapihin"

"Kenapa gak dibagi per bab aja?" Tanya Melvian

"Jangan, mending semua kerjain aja. Biar makin ngerti. Lagian makalah cuma 10 lembar aja, pokoknya kerjain deh semua sampe kesimpulan nanti gue rapihin" seru Hanin

"Kirim ke grup aja nanti"  Hanin mengangguk

Masih pukul 6 sore saat Hanin lihat jam di laptopnya. Jidan izin ke kamar mandi sebentar

Dia menatap sekitar dengan bosan, Melvian tengah sibuk dengan ponselnya sampai ia tak sengaja beradu tatap dengan Dean yang ternyata sudah menatapnya sejak awal

MuakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang