13. Pertimbangan

670 91 7
                                    

.
.



"Hanin keracunan lagi?" Juan langsung bombardir Melvian yang baru saja masuk ke kontrakan mereka

"Bener" Wajah kaku Melvian nampak tak bersahabat, lelaki itu terus menatap ponselnya. Ia menunggu ada berita dari orangnya yang bantu memeriksakan cctv di kampusnya tadi

"Siapa yang tau kebiasaan lo kasih sarapan ke Hanin pake vendor itu Yan?"

"Berita Melvian deketin Hanin tuh udah kesebar kali Ju. Semua anak tau itu"

Ketiganya kompak menoleh saat pintu depan kontrakan terbuka, Dean nampak baru datang dan ikut duduk di sofa yang kosong. Lelaki itu tak katakan apapun dan langsung duduk sambil menyilangkan kaki

"Gue punya satu nama yang gue curigain, tapi buktinya gak kuat"

"Kalaupun yang anter itu ojol, gak menutup kemungkinan dia order tanpa lewat aplikasi kan"

"Beneran ojol yang anterin makanannya?" Melvian mengangguk, dari vendor catering pun katakan kalau hanya ojol saja yang ambil makanan dan untuk lakukan tracking pun sulit karena tidak ada alamat untuk penerima yang pasti

Butuh waktu untuk cari tau siapa pelaku yang sudah berikan makanan itu pada Hanin

"Lagian Hanin kenapa mau banget makanan yang gak jelas gitu dari siapa"

"Vendornya sama kayak yang gue kasih jadi dia percaya. Dia percaya gue gak bakal kasih hal bahaya sama dia dan katanya dia emang suka makanan itu"

"Ada aja ujian orang kasmaran, mana effort banget lagi" seru Gerald

"Ya, kita lagi masuk era Melvian bucin lagi nih setelah beberapa bulan kawan kita jadi jomblo" Gerald dan Juan tertawa bersama, abaikan wajah sengit Melvian di seberang sana

"Melvian bucin emang gak ada obat sih. Segala daya dan upaya lelaki ini kerahkan untuk kekasih tercinta" goda Gerald, lelaki itu coba cairkan suasana yang tegang saja meskipun tidak terlalu berhasil karena Melvian masih tampakkan wajah kakunya

"Sekalinya suka gak pernah bener ya sih Melvian ini" tambah Juan sambil tertawa

Sejenak mereka lupakan dulu perihal Hanin yang mendadak jadi perhatian kawan sekontrakan itu

.

"Gue gak paham lo mau apa sama Hanin, tapi bisa gak sih lo jangan racunin dia lagi. Dia hampir mati!"

"Melvian gak bakal balik lagi ke lo Shar! Buka mata lo itu!" Dean marah sekali pada Sharon yang tenang saja minum kopinya

"Setelah apa yang lo lakuin ke Melvian, lo kira dia bakal mau lagi sama lo?"

"Dengan lo lakuin hal buruk gini ke Hanin, lo gak mikir kalo Melvian makin benci sama lo"

Sharon banting gelas kopinya hingga sedikit retak. Keduanya berada di salah satu kafe langganan mereka

"Kalaupun ada yang bisa ambil hatinya Melvian. Gue gak setuju itu Hanin, Hanin dibandingkan sama gue beda jauh banget De. Gue ngerasa diinjek banget kalau sampe Melvian jadi sama Hanin"

Dean berdecak keras. Memang dasarnya Sharon adalah wanita dengan kepercayaan diri terlalu tinggi

Saat Juan kabarkan berita Hanin yang masuk rumah sakit karena keracunan, ia sudah bisa menduga kalau pelakunya adalah Sharon

"Melvian dulu juga gitu ke gue De, dia romantis banget dan selalu lakuin apapun yang gue mau"

"Gue gak suka kalau dia jadi sama Hanin"

MuakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang