12. Target

602 86 2
                                    

.
.




Hanin kira dengan ucapan pedasnya tempo hari akan menyadarkan Melvian bahwa apa yang dilakukan lelaki itu akan percuma. Apa untungnya dekati Hanin di kampus? Hanin tak punya pengaruh apapun kan

Namun gadis itu dibuat tak percaya karena saat ini justru Melvian mendekatinya secara terang terangan. Bahkan beberapa teman yang cukup sering mengobrol dengannya selain Redica tentu saja, mengira bahwa ia dan Melvian punya hubungan khusus

Lelaki itu akan tiba tiba ikut makan bersamanya jika berada di kantin, lelaki itu hanya akan minum saja sih. Selebihnya ya mengajaknya bicara walaupun tak ia tanggapi, hanya sebentar lalu lelaki itu pergi

Biasanya kalau ada jam kelas pagi, Melvian akan bawakan satu paket sarapan yang sepertinya dari sebuah catering khusus

Hal itu berlangsung terus hingga genap sebulan ini. Hanin tak katakan apapun, ia juga tak berniat untuk berterima kasih pada Melvian. Kalau bertemu, dia hanya akan memalingkan wajah lalu kembali berjalan

Melvian pun tak mendekatinya yang bar bar seperti itu. Lelaki itu hanya mendekat, berkata seperlunya lalu pergi

Tapi masalahnya Melvian tak pernah lakukan itu pada siapapun. Jadi, aneh saja jika hal itu sampai lelaki itu lakukan

"Dikasih sarapan lagi?" Redica terkekeh lihat Hanin mengintip sebuah paperbag yang berisi beberapa makanan di dalamnya

"Iya" Hanin menatap sekeliling, kelasnya masih kosong. Biasanya lelaki itu sekalian bersama teman temannya sudah masuk dan mengobrol di ujung ruangan

Tapi, hari ini tak ada siapapun dan hanya ada bekal ini di atas meja yang biasa ia duduki

Hanin dan Redica putuskan untuk duduk saja. Mereka mengobrol santai sampai kelas kemudian penuh. Hanin pelan pelan melirik ke belakang namun tak ia temukan Melvian di jajaran kursi belakang bersama teman temannya

Lelaki itu tidak masuk tapi ada bekal sarapan ini untuknya?

Apa mungkin sakit?

Saat dosennya tiba, Hanin langsung kembali menghadap depan. Melvian masih belum masuk ke kelas

Hingga saat absen tiba dan namanya dipanggil

Juan yang mengangkat tangan

"Melvian izin Pak, ada acara keluarga" Dosen itu mengangguk

Hanin terdiam, kalau Melvian tidak datang lalu bekal ini dari mana? Apa lelaki itu tetap sengaja berikan ini meskipun tidak masuk kelas? Kenapa?

.
.

"Kayaknya emang sengaja di pesenin catering an gini Nin. Gila ya, effort banget Melvian" ujar Nanda sambil lihat logo brand yang ada di kotak makan milik Hanin

Biasa Hanin memang akan makan makanan yang diberikan oleh Melvian. Memberikannya pada orang lain pun percuma, Melvian akan punya seribu cara agar masakan yang sama akan didapatkan lagi oleh Hanin

Hanin menatap makanan yang ada di depannya. Kali ini ia dapatkan sekotak spring roll yang sangat menggugah selera. Kalau dari nama menunya sih isinya ayam. Berarti aman kan untuk dirinya

"Isinya ayam Nin?"

"Iya, ini ada nama menunya"

Redica mengangguk, ia dapatkan satu kotak juga karena memang isinya ada dua, selalu dua seolah olah memang dipersiapkan untuk Redica juga

Hanin terdiam sebentar. Selama sebulan ini Melvian kenapa getol sekali berikan hal hal ini kepadanya?

Dan itu terjadi tanpa jeda, sekarang pun saat lelaki itu tak hadir di kampus, Ia masih dapatkan sarapan seperti ini. Mau dia apakan Melvian yang seperti itu? Perlahan Hanin jadi merasa bersalah

MuakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang