Chapter 10 : Pencarian Tak Berujung

1 0 0
                                    


Setelah beberapa hari penyelidikan yang membingungkan, mereka semua duduk di sekitar meja besar di ruang kelas yang suram. Lampu kelas yang redup memberikan kesan sepi, hanya beberapa buku terbuka dan laptop-laptop yang terbuka dengan catatan yang tersebar di meja. Dari luar, suara angin terdengar menggema, membawa nuansa tenang yang kontras dengan kegelisahan yang melanda kelompok detektif muda ini.

Alpha duduk di kursi dengan pandangan kosong. Matanya tertuju pada papan tulis yang penuh dengan catatan, seakan ia mencari jawaban di antara deretan tulisan yang membingungkan itu. Ia tampak lelah, namun ada keteguhan samar dalam ekspresinya, sesuatu yang lebih kuat daripada rasa lelah yang ia rasakan.

Perlahan, pikirannya mulai melayang, mengingat sesuatu yang jauh lebih penting daripada sekadar kasus CCTV yang kini menjadi penuh teka-teki. Sebuah kenangan tiba-tiba muncul, mengingatkan Alpha pada malam yang gelap itu. Ia terbangun dalam kegelapan, dan merasakan ketegangan serta rasa sakit yang datang bersamaan dengan ingatan tersebut. Hatinya berdegup cepat, emosinya berkecamuk, namun di balik semua itu, keteguhan mulai tumbuh di dalam dirinya.

Semuanya, apa pun yang terjadi, aku tidak bisa berhenti di sini, pikir Alpha dengan tekad yang menyala. Aku harus mengungkap kebenaran, untuk ibu... dan untuk diriku sendiri.

Suasana di ruang kelas semakin hening. Beta menatap Alpha dari ujung meja, menyadari perubahan yang jelas terlihat pada temannya. Theta mengangkat pandangannya dari buku catatan, merasakan ketegangan yang baru terbentuk di udara. Omega, meskipun terlihat santai, tidak bisa menutupi sedikit keheranan dalam sikapnya. Sementara itu, Eta hanya duduk diam, menyaksikan dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kau sudah pasti tahu ini bukan hanya soal CCTV yang mati, kan?" Beta memecah keheningan dengan suara rendah. "Ada sesuatu yang lebih besar di sini. Sesuatu yang bisa membawamu lebih dekat pada jawabannya."

Alpha menatap Beta, dan dalam keheningan itu, ada pengertian yang dalam antara mereka. Alpha tahu, meskipun kasus ini rumit, ia tidak bisa berhenti. Karena lebih dari apapun, ini adalah tentang kebenaran yang harus ditemukan.

"Kita akan menyelesaikan ini," kata Alpha, suaranya penuh tekad. "Tidak peduli seberapa keras jalan yang harus kita tempuh. Kita harus bisa menemukan apa yang terjadi di balik semua ini."

Anggota klub detektif lainnya menatap Alpha dengan rasa hormat yang baru. Meskipun ada banyak keraguan, mereka bisa merasakan semangat dan tekad yang mengalir dari dirinya. Mereka tahu, jika Alpha sudah membuat keputusan, ia tidak akan mundur.

"Ya, Alpha!" seru Theta dengan senyum ceria yang sedikit tertekan. "Kita tidak bisa mundur sekarang! Kita sudah jauh-jauh sampai sini, masa sih kita menyerah? Kita pasti bisa!"

Omega menanggapi dengan nada sarkastik namun tetap mendukung. "Kalau kau bilang begitu, tentu saja kita bisa. Tapi semoga itu bukan sekadar omong kosong."

Eta, yang selama ini diam saja, akhirnya berbicara dengan suara tenang. "Aku sudah memastikan kita tidak akan sia-sia. Semua bukti ada, kita tinggal menuntaskannya."

Suasana di dalam ruangan menjadi lebih tenang, namun semangat baru terbangun di dalam kelompok itu. Mereka sudah melewati banyak hal, namun tekad untuk menemukan kebenaran kini lebih kuat dari sebelumnya. Mereka tahu, meskipun jalan yang mereka hadapi penuh rintangan, mereka tidak akan mundur.

"Kita akan ungkap semuanya," kata Alpha dengan suara tegas. "Karena ini lebih dari sekadar pembunuhan ibuku. Ini tentang melawan ketidakadilan. Kita akan temukan siapa yang melakukannya, dan kenapa."

Dengan kata-kata itu, Alpha memimpin kelompoknya untuk kembali melanjutkan investigasi mereka. Tak lagi merasa ragu, mereka siap menghadapi apa pun yang akan datang. Mereka tahu, perjalanan mereka masih panjang, dan setiap langkah yang mereka ambil akan membawa mereka lebih dekat pada kebenaran yang lebih gelap.

Detektif Sekolah : Kasus CCTV yang rusakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang