Malam telah tiba, dan langit yang gelap hanya diterangi oleh cahaya bulan yang samar. Suasana di sekitar sekolah sunyi, kecuali suara angin yang sesekali menggerakkan daun-daun pohon di halaman. Di salah satu sudut sekolah yang terpencil, Alpha, Beta, dan Theta berkumpul, siap untuk memulai penyelidikan yang telah lama mereka rencanakan. Semua peralatan yang dibutuhkan sudah siap, dan ketiganya tahu bahwa malam ini akan menjadi momen krusial dalam menyelesaikan misteri yang mereka hadapi.
Alpha berdiri dengan tangan di saku, matanya menatap tajam ke sekitar, memastikan tidak ada yang melihat pergerakan mereka. Beta menggulung peta sekolah, menandai lokasi yang dianggap paling mencurigakan, sementara Theta, dengan senyum lebar, tampak antusias meskipun ada ketegangan yang mengalir di udara. Ketiganya tahu bahwa penyelidikan ini bisa mengarah pada bahaya, tapi mereka tidak akan mundur.
"Ini adalah kesempatan terbaik kita," kata Alpha dengan nada rendah, namun penuh keyakinan. "Malam ini, kita akan menyelidiki tanpa gangguan. Tapi ingat, kita harus hati-hati. Tidak ada ruang untuk kesalahan."
Beta mengangguk, matanya penuh semangat. "Setiap detail penting. Kita harus bisa melihat apa yang tersembunyi di balik semua ini."
"Hei, aku siap!" Theta menjawab ceria, meskipun sedikit tegang. "Tapi, kita harus ingat, kalau ada hal yang mencurigakan, aku yang pertama siap untuk turun tangan!"
Sementara mereka sedang mempersiapkan diri, di sudut lain, Eta juga bersiap. Meskipun dia telah berpura-pura sibuk dengan peralatan teknis, pikirannya bekerja dengan cepat. Rencana mereka sudah didengar, dan ia tahu betul bahwa malam ini bisa mengungkap lebih dari sekadar misteri kerusakan CCTV. Ada banyak hal yang tersembunyi, dan Eta harus memastikan rencana Sigma berjalan lancar.
Di dalam hatinya, Eta berperang dengan perasaan bersalah. Namun, tugasnya sudah jelas. Mengirimkan pesan ke Sigma adalah langkah pertama. Ia mengetik pesan cepat di ponselnya, tangannya sedikit gemetar meskipun berusaha tetap tenang. "Malam ini akan ada penyelidikan di lokasi biasa. Siapkan dirimu." Pesan itu terkirim, dan Eta kembali menundukkan kepala, berusaha menutupi kegelisahan yang semakin menggerogoti dirinya.
Tak lama setelah pesan terkirim, Alpha, Beta, dan Theta mulai bergerak menuju lokasi yang telah disepakati. Mereka menyelinap melalui koridor sekolah yang gelap, berjalan cepat namun hati-hati. Masing-masing memiliki peran yang harus dijalankan. Mereka tahu bahwa setiap langkah bisa menentukan hasil dari penyelidikan ini.
Sesampainya di tempat yang telah mereka pilih—sebuah ruang kosong yang jarang digunakan, dengan pintu yang sedikit terjatuh dan jendela yang menghadap langsung ke halaman belakang—mereka berhenti sejenak. Alpha memeriksa kembali peta dan merencanakan langkah berikutnya.
"Tempat ini sudah cukup aman. Kita bisa mulai dari sini," Alpha berkata sambil melirik Beta dan Theta.
Beta mengangguk dan segera mulai mengeluarkan peralatan. Sementara Theta, dengan semangatnya, mulai mengamati sekitar, memastikan tidak ada yang terlewat.
Namun, di kejauhan, langkah-langkah lain mulai terdengar, dan sebuah bayangan muncul dari arah koridor yang gelap. Eta, meski menyamar dengan sikap tenang, tak bisa menyembunyikan rasa cemas yang menggelayuti dirinya. Dia tahu malam ini akan membawa perubahan besar, tetapi apakah mereka akan menemukan apa yang mereka cari? Atau justru, kebenaran yang mereka temui akan lebih berbahaya daripada yang mereka bayangkan?
Penyelidikan dimulai. Tapi di balik setiap langkah mereka, ada rahasia yang menunggu untuk diungkap.
Mereka tiba di tempat yang sudah mereka tentukan. Dan di sana, mereka melihatnya. Sigma, berdiri dengan tenang di tengah-tengah sekelompok orang asing. Mereka sedang bertransaksi. Alpha menatapnya dengan mata tajam, namun Sigma seperti sudah tahu bahwa mereka akan datang. Dengan senyum jahat yang menyeringai, Sigma memberikan isyarat, dan dalam sekejap, para pengikutnya mengepung kelompok Alpha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif Sekolah : Kasus CCTV yang rusak
AçãoAlpha adalah seorang anak dari detektif yang sangat terkenal, namun saat ibunya terbunuh ayahnya yang seorang detektif terbaik pun jatuh depresi. Dia pun bertekad untuk menjadi detektif yang lebih hebat dari ayahnya agar bisa menguak kasus pembunuha...