Tim detektif sekolah melangkah dengan hati-hati, menyusuri lorong-lorong kota yang gelap, mengandalkan informasi yang ditemukan Beta di forum gelap. Forum itu memberikan petunjuk tentang beberapa lokasi yang diduga sebagai tempat penyimpanan narkoba milik Sigma. Namun, tidak ada petunjuk pasti yang mengarah ke satu tempat tertentu, membuat mereka harus mencari satu per satu.
LOKASI PERTAMA
Setelah beberapa menit berjalan, mereka tiba di sebuah gudang tua yang terletak di pinggiran kota. Bangunannya tampak mencurigakan, dengan jendela-jendela yang berdebu dan pintu yang setengah terbuka. Di luar, suasana terasa sepi, hanya suara angin yang berdesir di antara celah-celah bangunan. Mereka memutuskan untuk menyusup ke dalam dan mencari tahu, berharap bahwa informasi yang didapatkan Beta membawa mereka ke tempat yang benar.
Namun, setelah beberapa saat memeriksa gudang itu, mereka hanya menemukan ruangan kosong, dengan tumpukan barang-barang tak berguna yang tergeletak di sudut-sudutnya. Tidak ada tanda-tanda aktivitas yang mencurigakan.
Alpha menghela napas frustrasi, menatap sekelilingnya dengan kesal. "Ini bukan tempatnya. Kita buang waktu di sini," katanya dengan nada yang penuh kekecewaan.
Beta mengeluarkan catatan dari dalam tasnya dan memeriksa informasi yang telah ia peroleh. "Informasi di forum itu tidak jelas. Mereka menyebar banyak kemungkinan untuk menyamarkan lokasi sebenarnya," jawabnya, sedikit merasa bersalah.
Omega yang sedang mengawasi sekeliling, bersandar pada dinding dengan wajah serius, menimpali, "Ini lebih berbahaya dari yang aku pikirkan. Kalau kita terus seperti ini, kita akan tertangkap sebelum menemukan apa pun."
Theta yang berusaha tetap tenang, memandang mereka dengan pandangan penuh perhitungan. "Kita hanya perlu mencoba lebih cerdas. Mungkin ada pola dalam lokasi yang diberikan," katanya, mencoba memberi semangat.
Dengan langkah yang lebih hati-hati, mereka melanjutkan pencarian mereka, menyadari bahwa waktu semakin berharga.
LOKASI KEDUA
Lokasi kedua yang mereka tuju adalah sebuah garasi besar yang tampaknya kosong. Di luar, tidak ada yang mencurigakan, namun begitu mereka memasuki ruangannya, mereka mulai menemukan petunjuk-petunjuk yang mencurigakan. Ada bekas roda di lantai berdebu, bau bahan kimia yang samar tercium di udara, dan pecahan kecil kemasan plastik yang tersebar di sudut ruangan.
Eta yang pertama kali melihat pecahan plastik itu, berlutut dan mengambilnya dengan hati-hati. "Ini bukan gudang utama mereka, tapi jelas tempat ini pernah digunakan. Mereka memindahkan barang-barang mereka ke tempat lain," katanya, suaranya berat dan penuh perhatian.
Alpha yang semakin yakin mereka sudah mendekati lokasi yang benar, menatap dengan tekad yang semakin kuat. "Berarti kita sudah dekat. Kalau mereka memindahkan sesuatu, pasti ada jejak yang bisa kita ikuti."
Beta, yang sedang memeriksa peta yang robek sebagian, melirik ke arah Alpha. "Ada satu lokasi lagi di daftar ini yang terlihat mencurigakan. Tapi kita harus cepat," ujarnya, nada suaranya sedikit tegang.
Omega yang merasa waktunya semakin habis, menyeringai sedikit. "Ayo, sebelum Sigma sadar kita sudah ada di sini," katanya, suaranya penuh keyakinan.
Mereka kembali melangkah dengan cepat, semakin dekat ke titik yang mereka yakini sebagai tempat yang benar.
LOKASI TERAKHIR
Setelah beberapa saat, mereka tiba di lokasi terakhir yang mereka curigai. Sebuah gudang yang tersembunyi di kawasan industri terpencil. Bangunannya tampak tua dan tidak terawat, namun ada tanda-tanda kehidupan: beberapa kendaraan terparkir di luar, dan suara samar aktivitas terdengar dari dalam.
Mereka berhenti sejenak di balik pagar yang terletak tidak jauh dari gudang. Semua anggota tim terdiam, memusatkan perhatian pada gudang itu. Alpha dan Beta saling bertukar pandang, memimpin diskusi singkat tentang bagaimana menyusup ke dalam tanpa terlihat.
Alpha berbicara dengan nada serius, menatap gudang itu dengan penuh perhatian. "Ini dia. Kita tidak bisa gegabah. Kita butuh bukti yang cukup sebelum melaporkannya."
Beta mengeluarkan kamera dengan lensa panjang dan menatap Alpha. "Aku akan mencoba mengambil foto dari sini. Tapi kita butuh seseorang untuk masuk lebih dekat," katanya dengan suara tenang, meskipun ada kecemasan di balik matanya.
Eta, yang sudah merasa yakin dengan situasi ini, berbicara dengan keyakinan. "Aku bisa melakukannya. Aku tahu cara bergerak tanpa suara," katanya dengan percaya diri.
Theta, yang sebelumnya cenderung tenang, kini terlihat sedikit ragu. "Kita semua sudah ditandai. Jika ada yang tertangkap, kita dalam bahaya besar," ujarnya, suara berat penuh kekhawatiran.
Omega mengangkat bahu, tampak santai meski situasi semakin tegang. "Tidak ada waktu untuk ragu. Kalau ini tempatnya, kita harus mengambil risiko," jawabnya, penuh semangat.
Dengan ketegangan yang semakin mencekam, Eta akhirnya melangkah maju. Ia menyusup masuk ke gudang melalui pintu samping yang sedikit terbuka. Setiap langkah terasa berat, jantungnya berdebar dengan cepat, dan setiap suara membuatnya terlonjak. Begitu masuk, ia melihat tumpukan barang-barang ilegal—narkoba, senjata, dan uang tunai—terdiri di depan matanya. Ia mengeluarkan kameranya, mengambil foto-foto dengan cepat, secepat kilat, sebelum ada yang menyadari kehadirannya.
Di luar, suasana semakin mencekam. Tim berjaga di tempat masing-masing, masing-masing menunggu dengan nafas tertahan, berdoa agar semuanya berjalan lancar.
Tiba-tiba, suara pintu yang terbuka keras membuat mereka terkejut. Sigma muncul, diikuti oleh beberapa anak buahnya. Begitu mereka masuk, udara terasa semakin berat. Sigma berdiri di tengah ruangan, matanya menatap tajam ke segala arah, seakan merasakan ada sesuatu yang tidak beres. "Sepertinya kita punya tamu tak diundang," katanya dengan suara serak yang mengerikan. "Pastikan tidak ada yang keluar dari tempat ini hidup-hidup."
Eta, yang masih tersembunyi di sudut gudang, merasakan adrenalin memuncak, napasnya terasa sesak. Setiap detik terasa seperti berjam-jam. Ketegangan meluap, dan mereka tahu—setiap pilihan yang mereka buat sekarang bisa mengubah segalanya. Apakah mereka akan berhasil mengungkapkan kebenaran atau terperangkap dalam permainan berbahaya yang jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif Sekolah : Kasus CCTV yang rusak
ActionAlpha adalah seorang anak dari detektif yang sangat terkenal, namun saat ibunya terbunuh ayahnya yang seorang detektif terbaik pun jatuh depresi. Dia pun bertekad untuk menjadi detektif yang lebih hebat dari ayahnya agar bisa menguak kasus pembunuha...