Part 38 END

2.2K 211 28
                                    

Akhirnya kandungan rui sudah memasuki 9 bulan. Dia akan segera melahirkan.

Neo sudah bertekad untuk kelahiran kali ini dia akan menemani rui di ruang oprasi.

Dia ingin menebus kekurangan dirinya ketika rui melahirkan zi ye.

Rui sudah memasuki ruang oprasi. Neo selalu ada disamping nya memegang lembut jari jemari rui.

Memberikan segala kekuatannya agar rui jauh lebih tenang.

Satu jam berlalu di luar ruang oprasi zi ye sudah sangat gelisah menunggu kehadiran sang adik.

Terlihat wajah cemas tuan li menanti kelahiran cucu ke tiga nya.

Setiap kali para menantunya akan melahirkan tuan li lah yang paling cemas.

Kehilangan sang istri saat melahirkan neo adalah trauma terhebat dalam hidup tuan li.

Liu yue mendekati sang ayah. Menggenggam erat tangan kokoh cinta pertamanya

Liu yue memang belum memiliki anak. Namun itu tidak membuat dia terpuruk. Karena sang suami mo xiao tidak pernah menuntut apa pun padanya.

Liu terus memberi ketenangan pada sang ayah menyakinkan nya bahwa rui akan baik baik saja.

Melihat wajah manis anak keduanya tuan li jauh bisa lebih tenang.
Tuan li tau walaupun liu mengatakan baik bail saja. Jauh di lubuk hatinya dia ingin memiliki seorang anak.

Maka dari itu tuan li selalu menyemangati anak keduanya.

Neo keluar dari oprasi dengan wajah sedikit sendu.

" DADDY " zi ye memeluk neo

Dia takut terjadi sesuatu pada mommy dan juga adiknya.

" dadd " rengek zi ye

" mommy dan adik mu baik baik saja sayang " ujar neo mengusap rambut sang putra.

" benar daddy " mata zi ye sudah berkaca kaca.

Dia takut sang daddy membohonginya agar dia tidak sedih.

Neo memegang pipi anak sulung nya menatap dalam wajah zi ye.

" sekarang zinye sudah jadi kaka. Adik zi ye laki laki. Zi ye harus jaga dan sayangi adik zi ye. Daddy dan mommy sudah berjanji walaupun zi ye punya adik kasih sayang kami tidak akan pernah berubah pada kak ye " ujar neo penuh senyuman

Zi ye masuk dalam pelukan neo. Dia menangis bahagia karena mommy dan adik nya baik baik saja.

Neo mengusap lembut punggung kecil sang putra.

" selamat yah dek " ujar liu

" terimakasih kak "

" akhirnya adek gue ini punya anak dua " ujar mengsha

" lalu gege kapan tambah anak " ujar neo

" sayang gimana ? " tanya mengsha pada rufeng

" tidak yah daddy. Wujie tidak ingin punya adik " protes wujie

Dan semua di sana tertawa melihat tingkah wujie.

Mereka semua kini sudah ada di ruangan rui.

Rui tengah mengendong putra keduanya. Di sampingnya ada zi ye yang tengah memainkan pipi gembul sang adik.

" daddy siapa nama adiknya kaka ini " tanya zi ye

" tian yao " ujar neo

" nama yang bagus " ujar liu

Dia mengambil alih keponakannya dari tangan rui menimang tian yao pelan pelan.

Tanpa terasa air mata nya menetes tanpa di duga. Sebisa mungkin dia menyembunyikan air mata dari keluarga. Namun sayang mo xiao melihat sekecil apapun gerakan sang istri.

Mo xiao memghampiri liu merangkulnya.

" percayalah kita akan memilikinya suatu saat nanti " ujar mo xiao lembut.

Liu tersenyum suaminya selalu seperti ini. Saat dirinya sedih suaminya akan selalu menyadarinya.

" iya sayang " ujar liu

Kehadiran tian yao menambah kebahagian keluarga kecil neo dan rui.
Mereka berdua bersyukur di karuniai dua anak hebat dalam hidup mereka.

Neo pun bersyukur tuhan mempertemukan dia dengan rui.
Benar kata guang. Rui adalah pelabuhan terakhir hidupnya.

Maka dari itu neo akan selalu menjaga rui dan keluarga kecilnya.

                      TAMAT

==================================

Terimakasih sudah mengikuti cerita aku yang ngga jelas ini

Terimakasih juga atas suport dan masukan masukan nya.

Semoga aku masih bisa memberikan cerita cerita yang lain untuk kaka kaka semua

Semoga bertemu lagi di lain kisah

Bye bye

Note : tapi masih ada ekstra part nya loh 🤣🤣🤣🤣

A BITTER MEMORY  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang