Part 12

1.3K 185 9
                                    

Sebulan berlalu setelah kejadian di apartemen neo. Rui benar2 tidak mau ambil pusing. Walaupun dia sedikit kesal pada neo yang menawarinya uang namun rui juga tidak sepenuhnya marah pada neo.

Rui adalah sekertaris di sebuah perusahaan lumayan besar. Dia sudah bekerja dari lulus kuliah.

Namun hari ini entah kenapa rui merasa kurang sehat badannya sangat lemas.

" rui " panggil pei rekan kerjanya

" hemm "

" lo sakit ? "

" ngga tau udah seminggu ini badan gue bener bener gak enak. Tiap pagi mual " ujar rui

" rui ... lo .... "

" gak usah nakut nakutin gue deh pei " potong rui

" bukan nakut nakutin ini udah sebulan  dari kejadian malam itu kan. Gue takut lo .... " pei tidak meneruskan kata katanya tapi dia memandang kearah perut rui

" pei ... lo gak kefikiran kalo gue hamil kan ? " tanya rui ragu

" tapi itu yang ada di otak gue " ujar pei

" pei ... "

" mending lo kedokter deh. Kalo bener lo hamil lo harus minta tanggung jawab sama dia "

" kalo dia memang mau tanggung jawab dia gak mungkin nyuruh orang ngasih gue duit waktu itu pei "

" bener juga sih "

" gue harus apa sekarang pei " keluh rui

" lo periksa dulu deh siapa tau lo cuma masuk angin " hibur pei

" ya udah ntar pulang kerja gue periksa "

Saat mereka masih asik dengan pemikiran masing2.
Ceo di perusahaan rui menghampiri.

" rui berkas untuk meeting kali ini sudah siap ? " tanya xiao rufeng ceo mereka

" sudah ge " jawab rui

Rufeng memang tidak mau di panggil tuan oleh rui. Dia sangat suka pada rui karena rui sudah seperti adiknya sendiri.

Sementara di perusahaan neo.

" lo beneran ngga mau cari tau siapa dia " tanya guang

" ngga penting "

" ne ... dia nolak duit dari lo " ujar guang kesal

" itu pilihan dia. Yang jelas gue sudah ada niat baik ganti rugi " ujar neo dingin

" neo hou lo kira keperawanan seseorang pantas lo hargai dengan duit " kesal sudah guang sama sikap acuh neo terhadap rui

Guang sudah mencari tau siapa rui. Dan dia tau bahwa rui adalah anak terbuang dari keluarganya sendiri.

Melihat latar belakang rui. Guang iba maka dari itu guang berharap neo mau tanggung jawab pada rui.

" yang salah bukan gue guang. Dia yang datang sama gue "

" tapi setidak nya lo tanggung jawab. Gimana kalo dia omega dan akhirnya hamil anak lo "

" gugurin "

" bangsat lo neo "

" letak salah gue dimana guang. Kalo emang hamil gugurin beres urusan "

" emang bajingan lo yah neo. Kalo sampai dia hamil itu anak lo darah daging lo " emosi guang sudah tidak bisa di bendung lagi

" lahirkan anaknya lalu beri dia konpensasi dan gua bakal rawat anak gue " ujar neo enteng

" hati lo emang udah jadi es neo " kesal guang berlalu dari ruangan neo

Dia banting pintu ruangan neo. Namun itu tak sama sekali membuat neo bergeming.

Neo melanjutkan pekerjaannya tanpa lagi memikirkan kata kata guang.

Siang ini neo ada meeting bersama kaka iparnya xiao rufeng.
Rufeng dan rui sudah menunggu neo di ruang meeting namun tiba tiba mual hebat melandai rui.
Bahkan wajahnya sampai pucat.
Rui pamit ketoilet.

Di dalam toilet rui memuntahkan semua apa yang sudah dia makan sejak pagi.
Tubuhnya terasa lemas.
Rasa mual itu semakin menjadi padahal sudah tidak ada lagi yang bisa dia muntahkan.

Rui berjalan keluar toilet dengan tubuh sangat lemas. Rasa mual nya membuat dia tidak fokus arah jalannya.

Tiba tiba saja dia menabrak seseorang tubuhnya limbung hampir dia mencium lantai bila tiada tangan kekar yang menahannya.

Rui mencium aroma yang sangat menenangkan dari orang yang memeluknya.

Semua rasa mualnya hilang seketika. Namun saat rui mengangkat wajahnya dia terkejut orang yang tengah memeluknya adalah neo.

==================================

Jangan lupa vote dan komen 🙏

A BITTER MEMORY  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang