extra part liefeng

682 63 3
                                    

Lei mengsha berlari di terburu buru di ujung koridor rumah sakit wajah nya pucat pasi mendengar sang istri pingsan saat sedang meeting.

Ketika mengsha sampai di ruang rawat dia melihat wujie sang putra sudah di sana.

" bagaimana mommy bisa pingsan " tanya mengsha

" kata asistem mommy sudah sejak pagi mommy terlihat kurang sehat dadd tapi mommy memaksakan untuk bekerja " jelas wujie

" daddy akan keruangan dokter kamu jaga mommy " perintah lei mengsha

Sebelum mengsha beranjak dari tempat dia berdiri sang dokter menghampirinya.

" bagaimana keadaan rufeng ? " tanya mengsha to the point

" rufeng sedang hamil " ujar dokter

" shit ... bagaimana bisa. Sumpah gue ceroboh mo yi " ujar megsha

" lo tau bukan resiko nya "

" hemm "

" baru 2 bulan lei "

" keluarin " ujar lei mengsha

" DADDY " teriak wujie

" kau pilih nyawa ibu mu atau adik mu " ujar lei mengsha datar.

Lei wujie terdiam dia tidak tahu seberesiko itu bila sang ibu mengandung lagi.

" keluarkan mo yi "

Sang dokter mengangguk dan akhir memgambil tindakan.

Semua prosesnya lancar kini rufeng sedang tahap pemulihan paska oprasi pengangkatan janinnya.

Dan semenjak dia sadar dari obat bius rufeng mendiami mengsha.

Saat ini mengsha menjemput rufeng untuk kembali pulang kerumah mereka.

" antar kan aku ke kediaman xiao " pinta rufeng ketika mereka sudah di dalam mobil.

Atmosfir mobil lei mengsha sedingin es. Mengsha melajukan mobilnya kearah villa milik mereka.

" aku bilang antar kan aku ke kediaman XIAO lie mengsha " Teriak rufeng

Sepanjang mereka menikah bahkan pacaran ini pertama kalinya rufeng memanggil namanya.

Lei mengsha pura pura tuli tetap melajukan mobil kearah villa.

Sesampainya di villa. Mengsha menggendong rufeng. Wajah mereka yang kini berdekatan menimbulkan hawa panas pada sekujur hati rufeng.

Mengsha meletakan rufeng di kasur. Di dalam kamar mereka yang langsung mengarah kelaut.

Pemandangan yang sangat indah. Tapi tidak untuk rufeng. Kemarahan yang dia pendam belum terlampiskan.

Mengsha jongkok di hadapan rufeng dia meraih tangan putih milik rufeng.

" kau boleh marah padaku kau boleh memukul ku. Tapi jangan sekali pun kau  meminta aku memgembalikan mu ke keluarga xiao "

" kenapa kau tega membunuh anak mu sendiri " tanya rufeng pelan

Wajah nya kini sudah penuh derai air mata.

" kita sudah punya wujie sayang "

" tapi ge ..... "

" aku lebih baik kehilangan apapun di dunia ini asal itu bukan dirimu "

" masih ada 5% aku akan selamat saat aku mengandung anak lagi ge "

" jangan kan 5% walaupun itu 99 % kalo bukan 100 % ada jaminan kamu selamat aku tidak akan pernah ambil resiko itu. Bagi ku keselamatan mu adalah nafas ku "

" ge .... "

" masih banyak cara kita memdapatkan anak lagi paham " ujar lei mengsha

Dia bangkit lalu memeluk tubuh kecil rufeng mencium puncak kepalanya.

" aku sangat mencintai mu. Aku cukup memiliki wujie "

" tapi aku ingin anak lagi ge "

" kita adopsi "

" apa gege tidak keberatan ? " tanya rufeng

" apapun itu demi kebahagian kamu gege akan berikan "

" janji "

" janji sayang "

Lei mengsha langsung mencium dalam bibir yang sudah dia rindukan beberapa hari ini karena kemarahan sang istri.

Mengsha menidurkan rufeng di kasur lalu mengukungnya.
Ciuman mengsha kini turun ke leher dan akhirnya bermain main di puting pink milik rufeng.

Desahan demi desahan yang keluar dari bibir rufeng bagaikan penyemangat untuk mengsha.

" kita habis kan malam ini hingga gege puas " bisik rufeng

" jangan pancing gege sayang " geram mengsha.

==================================

Jangan lupa komen dan vote

A BITTER MEMORY  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang