Bab 32.

135 38 2
                                    

Seperti biasa para empat sekawan berkumpul didalam markas mereka, tadi usai menyelesaikan kegiatan masing masing Esther meminta kepada para sahabatnya berkumpul di markas tempat mereka nongkrong, ketiga senior alias para abang esther setuju saja karena memang sudah lama tidak berkumpul bersama. Namun sesampai di markas bukan nya mengobrol justru semua nya membawa tugas kuliah didalam markas.

"Perasaan gue ajak lo pada nongkrong bukan buat ngerjain tugas kuliah deh" sindir esther membuat ketiga nya menoleh.

"Terus kalau bukan ngerjain ini, mau apalagi" ujar Nicholas.

"Ya apa kek, bahas balapan mobil kek. Udah lama gak bahas balapan."

"Lo kan tau ther kalau soal balapan masih vakum dulu karena kesibukan semua orang."

"Iya sih bang, eh bang pandu gimana nasib junior lo itu."

Pandu yg ditanya lekas menutup buku nya, Nicholas yg tidak tau apapun hanya menatap bingung kearah pandu.

"Ada apasih?" Tanya nya.

"Tanya aja sama bang pandu, dia nyelamatin junior kampus kita yg buat ulah di club gue, bahkan rela ganti rugi buat tuh junior."

"Beneran ndu? Siapa junior itu?"

Pandu tidak lekas menjawab dia bahkan melanjutkan sesi buat tugas kuliah nya, baik esther dan Nicholas jelas mendengus sebal karena tidak mendapatkan jawaban yg pasti. Nicholas melirk kearah sky namun yg dilirik hanya acuh seolah tidak tahu apapun.

"Temen Venus" jawab pandu cuek.

"Temen yg mana?" Tanya esther dan nicho secara bersamaan.

"Adalah, lo pada jangan kepo. Lo taukan pandu orang nya gimana, kalian keras bertanya tidak akan menjawab."

Sky yg menjawab itu semua memang benar baik pandu dan sky jika kalau urusan pribadi mending tidak usah di umbar, toh nanti akan ketahuan juga mereka dekat dengan siapa. Jadi percuma kalau menjelaskan dari awal pasti ujung nya mereka tidak tahu siapa orang yg mereka deketin.

"Kakek dan nenek lo udah sembuh, sky?" Tanya nicho membuat sky mengangguk.

Tanpa menjawab juga mereka pada tahu sebenarnya masalah keluarga sih bagaimana, sky tidak akan menjawab secara detail apapun tentang keluarga nya. Biarlah dia yg mengurus segalanya yg sekarang dan dia tahu jika kakek dan neneknya sudah lebih baik. Setidaknya itu yg dia dengar dari sang ayah, meskipun kebenarannya tidak dia ketahui.

Tidak ada percakapan diantara nya sampai ponsel sky berdenting tanda ada pesan masuk, gegas sky membuka nya rupanya satu pesan dari Venus membuat senyum sky mengembang.

Kak, aku akan pergi sama lintang buat interview kerja. Doain aku ya :)

Hati hati, kalau minta jemput jangan lupa kabari aku, sayang.

Oke, sayang.

Senyum sky semakin mengembang setelah baca balasan venus, para sahabat sky saling menatap satu sama lain. Dan tersenyum geli karena baru pertama kali melihat senyum sky mengembang seperti adonan kue.

"Aura jatuh cinta mah beda."



Venus memasukan ponselnya kedalam saku celana usai membalas pesan kepada sky lantas dia naik keatas motor lintang yg mana lintang sudah siap, dia memakai helm yg telah disediakan juga oleh lintang dan setelah itu mereka pergi ke tempat lokasi.

Setelah sampai lintang memarkirkan motornya di tempat yg aman, baik lintang dan venus sama sama membuka helm, mereka tidak masuk sama sekali melainkan menatap bangunan restoran bergaya Jepang. Lintang menatap venus dengan penuh selidiki.

"Lo yakin ini tempatnya?" Tanya lintang meragukan.

"Hm, yakin. Gue masukan lamaran lo dan gue kemaren disini."

"Gue kok ragu kita diterima di restoran Jepang ini ya."

"Dicoba dulu kali, tang. Lo mah belum apapun udah nyerah."

"Bukan begitu ve dalam bayangan gue itu kita kerja part time di coffee shop loh."

"Yaudah tinggal letakan lamaran sesuai yg lo mau, sekarang kita masuk dulu kedalam buat interview."

Lintang mendesah pelan lalu keduanya pun masuk kedalam restoran tersebut, disambut dengan ramah oleh pelayan resto tersebut bahkan pelayan itu menunjuk kan dimana ruangan HRD nya. Venus dan lintang merasa senang telah ditunjukkan oleh pelayan tersebut.

"Tunggu disini aja mas nya, sambil nunggu giliran interview" ujar pelayan itu.

"Buset ve, yg nunggu interview banyak bener. Lo yakin bakalan lolos."

"Sebut aja nama tuhan maka doa kita akan dikabulkan, alias optimis aja mana tau rezeki kita disini."

Mau tidak mau lintang harus mengikuti saran Venus, walaupun hati kecilnya menolak ya tetap aja kan apa yg Venus katakan benar. Mana tau rezeki mereka disini dan bisa kerja disini, lagi pula tidak banyak waktu buat bermain main lagi apalagi lintang yg sedang dikejar hutang oleh pandu.




Karena tidak ada acara lagi nicho pamit undur diri kepada para sahabat nya, rencana nya dia akan ke toko buku mau mencari buku buat tugas kuliah nya. Esther sendiri merasa tidak setuju jika nicho cabut namun apa mau dikata sahabat nya itu terlalu sibuk dengan tugas.

"Gue cabut ya, sorry gak bisa lama nongkrong."

"Sebenarnya gue mau larang lo tapi yaudah deh lo hati hati aja, bang."

Nicho tersenyum simpul lalu pamit dan keluar dari gedung yg mereka sebut markas, pandu dan sky sendiri sibuk dengan dunia nya. Esther merasa bosan melihat pandu dan sky seolah keduanya seperti orang bisu, ya mau mengharapkan apa dari kedua pria yg sudah seperti kutub begini.

Hal yg paling menjijikan bagi jo adalah ke toko buku sendirian, dia tadi sudah mengajak Virgo buat ke toko buku sialan ini namun sayang sahabatnya itu masih ada urusan yg sulit di tolak. Entah urusan apa jo pun tidak tahu hal hasil dia pergi sendirian ke toko buku dan mencari buku sesuai dengan falkutas nya.

Sebenarnya bisa saja sih jo meminjam atau meminta tolong bantuan Venus, akan tetapi belum mulai meminta tolong jo sudah disuguhkan dengan postingan lintang yg berada di suatu tempat dengan Venus, mau tidak mau jo gigit jari kembali dan sekarang dia harus sendirian.

"Kayak orang bego gue disini."

Namun dia lekas mencari buku sesuai dengan apa yg tugaskan oleh sang dosen, sambil melihat dia pun membaca buku lain. Ada untungnya juga dia ke toko buku seperti ini bisa membaca dan mencari buku yg dia mau. Anggap saja ini sebuah healing dari kesibukan dia sebagai mahasiswa tahun pertama.

Lekas dia berjalan ke arah rak yg lain dan melihat lihat buku yg akan dia beli, mendongak keatas dan mencoba menjangkau buku yg tinggi nya lebih dari tinggi dia.

"Buset dah, tinggi banget bahkan tinggi gue yg kayak gapura begini juga gak nyampe."

Menggerutu kesal sudah pasti dan menyerah jo mencari buku yg lain, senyum nya mengembang kala melihat buku yg dia cari. Lekas saja dia mengambil buku itu namun seketika membeku karena ada tangan lain yg mengambil buku di rak yg sama, saat dia tatap ternyata itu Nicholas yg sudah lebih dulu menatap nya.

"Kak nicho ngapain."














To be continued..


Cuman mau kasih tau ini bukan kisah Venus & sky doang, atau kisah yoonmin lah. Tetapi aku akan membuat cerita ini kisah percintaan temen temen nya Venus juga.

Jadi jangan bingung kalau moment Venus dan sky kadang sedikit, tapi tetap lebih dominan karakter utama nya Venus.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang