Bab 34.

81 30 1
                                    

Setelah puas bermain baik venus dan sky mencari cafe terdekat buat makan, selama permainan tadi banyak yg venus dapatkan dari sky. Karena memang semua sky yg mainkan dan mendapatkan hadiah bahkan boneka capit venus telah mendapatkan tiga buah boneka dari hasil sky yg dapatkan. Namun apapun itu venus cukup bahagia hari ini.

Keluar dari arena permainan mereka harus berjalan lagi mencari tempat makan, perut venus sudah tidak sabar ingin dimasukan makanan, sambil berpegangan tangan kedua pasangan yg baru saja berpacaran sungguh sangat bahagia, setelah memilah mau makan apa akhirnya mereka memutuskan mau makanan khas Korea, jelas venus pecinta makanan korea dan Jepang dia bahkan sudah membayangkan mau makan apa.

Mereka masuk kedalam resto makanan korea dan langsung memilih tempat yg sedikit terpojok, sebenarnya sky bisa saja memesan tempat yg vip namun venus melarang. Karena venus tidak mau membuang uang sky katanya, sambil menunggu pelayan mata venus meliar ke segala arah, dia tidak menyangka akan masuk ke resto yg menurutnya aesthetic.

"Bagaimana interview nya tadi?" Tanya sky sambil memegang tangan venus.

"Lancar, bahkan besok aku sama lintang udah mulai kerja."

"Kamu gak capek kerja part time gitu, maksud aku sehabis kuliah langsung kerja."

Venus menjawab dengan menggeleng "nggak, kan dapat uang lumayan bisa bayar kosan."

"Kalau kamu tinggal di apartemen aku, mau."

Venus nyaris saja tersedak mendengar ucapan sky, dia tidak menyangka ditawarkan tinggal di apartemen lelaki tersebut. Venus ingin menjawab namun pelayan resto sudah datang dengan membawa buku menu.

"Silahkan" ujar pelayan resto dengan ramah.

Baik Venus dan sky segera memilih menu yg akan mereka makan nantinya, pilihan Venus jatuh kepada ramen pedas begitupun dengan sky. Dan minuman nya jelas soju yg non alkohol sangat sederhana menurut Venus tapi cukup nikmat.

"Itu saja pesanan nya, mas" ujar sang pelayan tadi.

"Iya itu aja, mbak."

"Baik tunggu sebentar."

Setelah mencatat pesanan sky dan venus pelayan itu pun pamit undur diri dan kini hening di tengah mereka, venus masih enggan menatap wajah sky karena takut kalau dia akan salting. Sementara sky betah menatap wajah venus seolah wajah venus tidak ada bosen nya.

"Jadi, gimana mau tinggal di apart aku gak."

"Kak, aku kasihan sama lintang pasti dia bakalan tinggal di kosan sendirian."

"Dia bisa tinggal sama pandu."

"Ngaco banget ngomong nya."

Sky tertawa kecil ya memang dia hanya ngarang bilang kalau lintang akan tinggal sama pandu, cuman dia tidak akan tahu kan kedepannya mengingat pandu mengejar cinta lintang.

"Kamu takut ya kalau aku berbuat aneh aneh" kata sky dengan nada menggoda.

"Apaan sih. Aneh aneh apaan aku gak mikir kesitu."

"Lagian gak masalah kalau aneh aneh kan aku udah tau rasanya gimana dulu."

Merah sudah pipi venus mendengar ucapan sky, ya memang hal terbodoh dulu melakukan hubungan intim sampai sudah selesai pun sky memutuskan buat pergi, rasanya dulu harga diri venus tergadai di saat sudah memberikan segalanya namun sky pergi meninggalkan dirinya tanpa alasan yg pasti.



Sumpah demi apapun rasanya lintang ingin pergi lagi saat tahu jika pandu telah berdiri didepan kosan nya, bahkan lintang tidak habis pikir kenapa pandu menjadi kurang kerjaan seperti ini tidak ingatkan kalau tadi mereka ketemu. Dan perasaan baru besok dia akan bertemu dengan asisten pribadi pandu, namun lihatlah sekarang baru beberapa jam ketemu dia sudah datang ke kosan lintang.

Ingin kabur tapi lintang sadar kalau dia masih punya hutang sebesar lima juta, mau tidak mau dia lekas melajukan kembali motornya dan menghampiri pandu. Pandu yg mendengar suara motor sontak berbalik dan menatap datar kearah lintang.

"Gak cek ponsel" ujar pandu membuat alis lintang terangkat.

"Kak pandu chat aku" bukan nya jawab malah lintang bertanya.

Pandu tidak menjawab lagi lekas lintang mengambil ponsel dari saku celana dan mengecek nya, ternyata benar ada satu pesan dari pandu lelaki berwajah datar itu mengajak nya makan siang.

"Aku udah makan jadi kalau ngajak makan siang udah telat" alibi nya.

Lagi dan lagi lintang seolah bicara dengan tembok dan pandu langsung mengambil tas plastik yg mana isinya makanan, dia memberikan kepada lintang membuat lintang bingung.

"Ini apa?"

"Cookies. Makan!"

"Ini di hitung hutang juga, kalau iya bawa balik soalnya aku gak mau numpuk hutang. Lima juta aja udah stres mikirin nya."

"Bukan, tadi beli rupanya pelayan cafe ngasih yg salah. Jadi daripada mubazir gue kasih lo."

"Jadi maksud kak pandu aku ini tong sampah, disaat kak pandu gak mau baru buang ke aku."

"Mau nggak!"

"Ya, ya maulah. Cookies seenak ini yakali di tolak."

Lintang lekas mengambil bungkusan dari tangan pandu, diam diam pandu mengingit pipi dalam nya merasa gemas dengan kegengsian lintang.

"Udahkan, pulang sana."

"Ngusir?"

"Hm, bukan. Aku mau istirahat capek tadi habis interview."

"Interview? Kerja?"

"Ya menurut kak pandu aja aku ngapain kalau interview."

"Mahasiswa bisa kerja emang?"

Lintang melipat tangan nya dan menatap tajam kearah pandu, sementara yg ditatap hanya acuh saja.

"Kak pandu kerja bukan di kantor tapi mahasiswa, ya seperti itu juga aku. Tapi bedanya aku jadi babu."

"Harusnya gak usah kerja" gumam pandu tipis.

"Lagian ya kak kalau aku gak kerja bayar hutang kak pandu gimana, gitu aja gak bisa mikir sih."





"Tumben sore pulang" seru Virgo yg melihat Jonathan baru pulang sore.

"Main dulu sendiri."

Virgo pun tidak menyahut lagi sementara Jonathan dia lekas menghempaskan pantat nya di ranjang, helaan nafas keluar dari bibir tipisnya ingatan masih tentang Nicholas yg tidak sengaja bertemu dengan dia tadi. Jika dia tahu nicholas ke toko buku yg sama mungkin dia tidak akan datang.

"Jo, lo udah buka grup gak sih" ujar virgo namun Jonathan tetap diam.

"Jo.."

"WOY JOO" teriak virgo membuat Jonathan yg sedang melamun terkejut.

"Apasih berisik banget."

"Gue cuman tanya tadi lo udah buka grup Union belum."

"Belum, memang nya ada apa?"

"Acara kampus kita di undur sampai dua hari ke depan, anak anak itu pada heboh tau."

"Alasan nya kenapa? Padahal kita dari klub lukis juga udah siap buat bazaar kan."

"Itu dia yg gak tau, bahkan kak sky senior di kampus masih mencari tau sih."

"Apa karena budget ya?"

"Gak deh, kalau kekurangan dana mungkin gak, lo tau kan Union itu universitas terkenal se-Jakarta gak mungkin lah kekurangan budget."

Virgo terdiam benar juga apa yg dikatakan oleh Jo kalau kekurangan dana sungguh tidak mungkin, yg pasti alasan itu tentu alasan yg terberat mengingat acara kampus tahunan acara yg paling di tunggu.

"Go, gue mau tanya?"

"Tanya apasih kayak serius aja."

"Lo pernah gak ketemu dengan masa lalu lo, dan gimana tanggapan lo kalau ketemu sama masalalu lo itu" ucap Jonathan membuat Virgo berpikir.














To be continued..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 12 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang