49. kekhawatiran

1K 160 8
                                    

Pagi ini dua keluarga sedang melakukan sarapan bersama, semalam mereka menginap di rumah papa Hendra setelah acara pengajian selesai.

"ga sabar banget liat kabay sama abay lahir, bunda mah percaya pasti mereka bakal mirip Salsa semua soalnya baba nya kecintaan bener sama bubunya", ucap bunda Fina

"emang ngaruh kaya gitu, bunda mah ada-ada aja", ucap Salsa

"ngaruh tau, dulu waktu bunda hamil Ronald, ayah itu nempeeeelll banget sama bunda jadilah dia mirip bunda nah kebalikannya waktu hamil Dean mirip kan Dean sama ayahnya", jelas bunda Fina

"mirip siapapun itu yang penting sehat", ucap Ronald

"eh kapan kalian check up lagi? bunda mau ikut", ucap bunda Fina

"minggu depan, kabay sama abay udah delapan bulan jadi waktunya check up", jawab Salsa

"ayo ikut jeng, nanti kita liat si kembar siapa tau udah keliatan jenis kelaminnya", ucap bunda Fina

"boleh, semoga kali ini keliatan yaa biar ga kepo lagi kitaa", ucap mama Anita

Sangat terasa sebuah kehangatan yang ada di keluarga tersebut. Semua orang focus dengan obrolan kecuali Yasmin yang sedari tadi masih memikirkan orang yang ia temui semalam.

"kamu mikirin apa sih", tanya Dean yang membuat Yasmin tersadar dari lamunannya.

"aah eee gapapa kayanya karena aku belum pumping jadinya agak ga focus", ucap Yasmin

"yaudah dihabisin makanannya terus pumping jangan malah ngelamun", ucap Dean

Yasmin benar-bernar tak menyangka jika akan bertemu dengan Laisya setelah sekian lamanya Laisya dikabarkan menghilang. Kini pikarannya benar-benar penuh denga napa yang Laisya rencanakan untuk keluarga ini.

****

"waaah bagus ini perkembangan bayi nya", ucap dokter Mayra

"udah bisa dilihat dok jenis kelaminnya?", tanya mama Anita

"sebentaarr, kita lihat yaa. oh ini perempuan dua-duanya perempuan omaa obuunn", jawab dokter Mayra membuat kedua calon nenek itu tersenyum

"bayinya ga ada kekurangan kan dok?", tanya Ronald

"untuk masuk ke umur delapan bulan ini, keadaan bayinya sangat sehat, dua-duanya punya berat yang sama dan punya anggota tubuh lengkap dan tidak terdeteksi kelainan", jawab dokter Mayra

"alhamdulillaaahh", ucap mereka bersamaan

"bu Salsa ada keluhan?", tanya dokter Mayra

" untuk sekarang belum ada dok", jawab Salsa

"kalau gitu sampe ketemu bulan depan buat nentuin tanggal lahir si kembar", ucap dokter Mayra

"makasih ya dok, kami permisi", ucap Ronald

Pemeriksaan itu terasa melegakan, tinggal menunggu waktu satu bulan lagi untuk bertemu dengan kabay dan abay. Salsa dan Ronald benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan anak-anak mereka.

Memang sesuatu yang tak terduga bisa mengubah sikap seseorang, Salsa sangat ingat bagaimana dulu ia menggenggam erat prinsip tidak ingin memiliki anak tapi sekarang ada dua nyawa yang sedang berada diperutnya.

Beribu doa pasangan itu rapalkan untuk kesehatan sang ibu dan para bayi, mereka berharap jika waktunya sudah tiba semua akan berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun.

****

Rintik hujan menambah kesyahduan malam yang dinginnya terasa menusuk di seluruh badan. Setiap manusia yang merasa pasti akan mencari sebuah kehangatan agar tubuhnya terasa lebih nyaman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tertawan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang