Pertama-tama saya mau bilang, ini RE-POST dari fanpage Novel "Cemistri JKT48" di FB.
Tenang aja, saya udah izin dengan author, makasih banyak ya author Cemistri JKT48 ^^
Tujuan re-post karena ada temen yang minta, soalnya rada susah baca di FB katanya, jadi ini sekalian diedit buat gampang bacanya.
Buat yang belum pernah baca, INI SANGAT RECOMMENDED BANGET buat BAPER-BAPER AN!!!
Jadi, Happy reading ya . . . . ^^Thanks To : Ratu Vieny Fitrilya, Devi Kinal Putri, Jessica Veranda, Shania Junianatha, Nabilah Ratna Ayu, Shinta Naomi, Noella Sisterina, Beby Chaesara Anadila, Jennifer Hanna, Lidya Maulida Juhandar, Natalia, Rona Anggreani, Alicia Chanzia, Ghaida Farisya, Yona, dan nama member yang terlibat tapi mungkin lupa untuk saya tuliskan ^^
-----------------------------------------------------------
Duduk sendiri diatas rooftop, gadis berparas cantik, berambut sebahu, berkulit putih. Sedang menggoreskan penanya diatas buku yang seharusnya dia isi dengan deretan kata merangkai pelajaran. Sebuah siluet ia gambarkan, ada 4 orang yang menjadi objek gambarnya. Tapi, 1 dari ketiga orang itu ia gambarkan jauh dari 3 orang lainnya, dengan ditambah sebuah sekat yang sengaja ia bubuhkan pada gambarnya. Sesekali, gadis bernama Viny itu melambungkan pikirannya, mengisi setiap ruang di otak kanannya dengan bayangan yang... menyakitkan, hingga rasa sakit itu tidak bisa lagi ia rasakan.
"Kata di buku... 'Menggambar, bisa jadi salah satu terapi emosi. Apapun hasil gambarnya, itu bisa bikin kamu lega dan emosi yang lagi menguasai hati kamu bisa teralihkan!'" Dengan suara khas (suaranya bulat, tapi terdengar seksi. Apalagi jika bicara dengan nada manja? hmm.. pasti yang mendengar akan langsung mengikuti apa yang ia mau!) diikuti senyum manis.
Seorang gadis lainnya yang berseragam sama dengan seragam yang sedang Viny kenakan, datang menghampiri dan langsung bicara.Viny yang baru menyelesaikan gambarnya, menaikan rambut sebahu lebihnya dengan tangan kanan, yang tadi sempat menutupi sebagian wajahnya ketika dia menunduk untuk menggambar. Dia menyipitkan kedua bola matanya untuk melihat dan mengenali siapa yang datang dan bicara.
"Apalagi... kalau sambil ditemenin alunan musik. Pasti lebih asik!" Lanjut gadis yang baru datang di rooftop dan langsung bicara pada Viny seolah dia sudah kenal dengan Viny.
"Oh ya! Gambar lu itu... bagus! Keren.. gue pengen deh bisa menggambar kayak gitu!!".Dengan mondongakan wajahnya untuk melihat gambar yang sudah dibuat Viny.
Ia bicara dengan wajah cerahnya.Namun, Viny tidak menghiraukan tentang orang yang baru datang dan sok-sok an bicara padanya itu. Karena dia merasa tidak mengenali gadis berkulit hitam manis, semanis senyum yang dimilikinya. Viny kembali dengan buku, pensil, gambar, dan lamunannya. Sementara itu, si gadis yang sedari tadi bicara pada Viny mengambil posisi duduk di sebalah Viny, tanpa mau tahu apa Viny mau dia ada disebelahnya atau tidak. Dan entah apa yang ada di pikiran si gadis jelangkung (datang tak diundang, pulang tak tahu kemana) itu. Dia tiba-tiba memetik senar pada gitar berwarna merah bata berpadu warna coklat dengan gambar pahatan artistik yang tadi dia bawa. Melantunkan sebuah lagu.
'Hanya satu pintaku tuk memandang langit biru, dalam dekap seorang Ibu. Hanya satu pintaku tuk bercanda dan tertawa di pangkuan seorang Ayah...'
Viny menghentikan goresan penanya ketika dia mendengar suara merdu mengalun diiringi petikan gitar menyanyikan sebuah lagu yang dia dengar ada kata 'Ayah' didalam barisan liriknya.
'Apabila ini hanya sebuah mimpi ku selalu berharap dan tak pernah terbangun... Hanya satu pintaku tuk memandang langit biru di pangkuan Ayah dan Ibu...'
Tanpa sadar, Viny melamun diiringi alunan suara itu. Suara yang terdengar begitu merdu, beradu dengan suara petikan gitar akustik, mengiringi sebuah nyanyian sendu. Ia tenggelam dalam pikirannya sendiri mendengar lirik yang sedang dinyanyikan si gadis yang... entahlah siapa dia ini.