Viny berjalan sedikit lebih cepat. Dia sebenarnya tidak ingin masuk dalam urusan yang untuknya tidaklah penting. Namun, entah kenapa? Saat melihat Natalia, Acha, dan juga Rona, melakukan sesuatu pada Noella yang terlihat menyakitkan. Rasa sakitnya bisa sampai ia rasakan. Dalam hati bertanya kenapa? Viny sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan dirinya sendiri. Tidak ada jawaban! Tidak ada alasan! Yang ada hanyalah.. Ia ingin memberikan pertolongan pada gadis itu.
"Hahaha... Gimana rasanya? Enak gue gituin?!" Natalia terlihat dan terdengar sangat amat menyebalkan.
"Cih!! Lu ngerasa puas dengan yang lu lakuin sama gue?!" Noella tidak terlihat kalah dalam kamuflase mengalahnya.
"Lu harus tahu ya!? Apa yang lu kasih barusan, gak ada enaknya sama sekali. Dan gue malah ngerasa... LUCU aja, sama apa yang barusan lu, juga mereka berdua lakuin ke gue! Hahaaa..!!" Noella benar-benar ingin membuat Natalia marah sejadi-jadinya. Bahkan yang ia inginkan, Natalia memberikannya lagi 'sentuhan', yang bisa bikin dia akhirnya dapat sentuhan yang lebih real dari Viny.
"Apa cuma itu yang bisa lu tunjukin sama gue? Hah!.. CEWEK SINETRON!! Hahahaa.." Cibiran terakhir Noella berhasil memancing.
"Elu?! Lu benar-benar nyari masalah, ya? Apa yang barusan gue sama teman-teman gue lakuin, gak bikin lu kapok!? Lu masih mau nerima hajaran kayak barusan lagi?!" Natalia terpancing. Acha juga Rona ikut terpancing.
"Ni cewek emang sial*an!! Dia kayaknya masih perlu dikasih lagi sentuhan!!!" Usul Acha, dengan tangan kanannya menoyor pipi kiri Noella yang sudah terlihat memerah menuju memar, akibat tamparan keras, dan sedikit tinjuan sebelumnya.
"Biar gue aja yang haj,-" Ayen berucap diikuti gerakan tangan kanannya untuk menyentuh lagi Noella.
Namun sayangnya, belum sempat tangan kecil yang cukup kekar itu melayang (lagi) di pipinya Noella. Tangan kanan milik orang lain, malah lebih dulu melayang. Bukan untuk menyentuh Noella tentunya, melainkan untuk menangkap tangan kecil yang sedang melayang dan siap mendarat di pipi Noella.Natalia cukup terkejut melihat tangan yang sudah berani menangkap tangan Ayen yang tinggal sedikit lagi menyentuh Noella. Sementara Acha, mengerung tajam dengan tanya dihati
'Perempuan mana? Siapakah dia?.. yang sudah berani menghalangi Ayen'. Inginnya Acha menanyakan pada Natalia, tapi kelihatannya itu tidak mungkin.Dan Ayen sendiri, yang kini pergelangannya sedang di cengkram gadis bertatap dingin. Membalas tatapan si gadis yang tidak lain adalah Viny, dengan tatapan penuh amarah, benci, dan begitu membara. Ayen mencoba menarik pergelanganya untuk bisa lepas dari cengkraman Viny, yang postur tubuhnya lebih tinggi dari dirinya sendiri...
Dari mereka yang berdiri ditempat itu. Hanya Noella saja yang bisa memberikan ekspresi lebih hidup. Ia menyungnggingkan seutas senyum. Sakit sih sebenarnya, saat dirinya dengan refleks menarik sudut bibir untuk membuat simpul senyum, ketika melihat Viny yang memang sengaja ia undang lewat ketidakberdayaannya untuk datang dalam 'pesta' yang diadakan Natalia dan kawannya. Tapi, apa yang sedang ia saksikan, apa yang sedang ia rasakan (Viny datang menjadi perisai untuk dirinya, dan langsung menghentikan laju tangan Ayen yang akan menamparnya atau mungkin menghajarnya) rasa sakit itu, perih yang cukup menggelitik bagian wajahnya itu. Tidak sedikitpun ia hiraukan! Noella malah tidak sabar menunggu dan ingin segera melihat adegan selanjutnya yang akan Viny ciptakan demi untuk menolong dirinya.
"Lep..asin tangan gue!!" Diikuti nada tinggi sedikit ditekankan (Marah sekali!) Ayen berkata. Dia sedikit kesulitan untuk melepaskan cengkraman Viny.
"Mau sok jago?! Lepasin pegangan kayak gini aja gak bisa!!" Dengan nada datar dan tanpa melepaskan cengkramannya, Viny membalas ucapan Ayen. Hingga membuat Ayen naik darah.
"Eh! Cewek tulalit, bodoh! Lepasin tangan teman gue, gak!? Lu sebaiknya jangan ikut campur urusan kita sama si hitam ini, deh!!" Giliran Natalia turun mulut.