Update lagi. . . ^^
Soalnya pasti gak enak kan di part seru tapi updatenya lama. . .
Happy reading ya...
Jangan lupa tinggalin jejak... ^^-----------------------------------------------------------
"Seharusnya lu gak datang kesini.. Viny. Gue gak mau melibatkan lu. Tapi bokap lu terlalu congkak. Mungkin dia harusnya merasakan dulu bagaimana rasanya kehilangan!!"
Masih melantun sendiri dengan ucapan tanpa judul. Dia yang tak lain adalah Noella. Orang yang sedang mengamati pertarungan Viny melawan anak buahnya, adalah Noella. Teman palsu yang datang sebagai sahabat lama. Masuk dalam kehidupan Viny sebagai seseorang yang menyenangkan. Sebagai penghibur sempurna yang bisa menemani Viny dalam rasa sakitnya. Padahal.. Noella tak lebih baik dari orang-orang lainnya yang selama ini dekat dengan Viny namun mencoba menjauhkannya.Noella turun untuk menghampiri Veranda. Melumpuhkan Viny. Ia tidak hanya ingin menjadi penonton saja.
Sekuat-kuatnya Viny bertahan dan menyerang. Ia tidak bisa sempurna menangkis semua serangan. Tidak juga sempurna membuat serangan. Buktinya.. ada beberapa dari lawannya yang berhasil mendaratkan pukulan di wajahnya Viny. Lalu diperut. Dan yang terakhir ini. Dibagian belakang punggungnya. Ia tersungkur sempat jatuh menyentuh tanah. Meskipun begitu.. Viny tidak langsung kalah. Dia kembali bangkit. Dengan saat kedua kakinya berpijak tegap. Orang-orang yang sudah banyak ia tumbangkan terlihat kembali banyak. Padahal itu bukanlah orang yang sudah tumbang, melainkan bantuan lain. Yang tadi Noella kerahkan.
"Cuuhh.."
Viny meludahkan darah dari dalam bibirnya. Dan saat itu seperti sebuah tanda. Para penjahat suruhannya Noella kembali mendekati Viny. Menyerangnya dengan membabibuta, seperti banci, mereka semua menyerang Viny yang sendirian secara bersamaan. Pecundang!
Veranda yang masih dalam posisi duduk terikat. Mata tertutup dan mulut terisolasi. Mengangkat wajahnya ketika dia bisa mendengar langkah kaki beradu didalam peti kemas tempatnya disekap. Ia berpikir kalau sedang ada yang tidak beres ditempatnya menjadi tahanan. Mungkin diluar ada para polisi yang sudah mengepung tempat ini dan akan membebaskan dirinya dari tangan si penculik. Saat dia menggerakkan wajahnya kearah dimana suara gaduh terdengar. Noella yang sudah turun dan kini ada didepannya membuka kasar penutup mata Veranda.
'Breet!'
Veranda sempat kaget dengan aksi yang tidak bisa dia rasakan sebelumnya. Dia menundukan wajahnya karena merasa silau, saat tarikan kasar membuka penutup matanya dan ia sedang membuka matanya didalam penutup tersebut.
Membuka tutup kedua matanya untuk mendapat gambaran jelas. Kembali Veranda mengangkat wajahnya untuk dilihatkan kedepan. Nafasnya tercekat saat itu. Seolah pembungkus mulutnya ikut membungkus hidungnya dan tidak membiarkan oksigen masuk untuk memenuhi paru-paru. Veranda berhenti bernafas. Ia sangat kenal dengan wajah yang sekarang ada dihadapannya meski orang itu tidak melihatnya dan malah melihat keluar.
"Nnnoella?" Bisiknya dalam hati. Veranda mengeluarkan nama itu. Dia mengeja nama itu dalam gemetar tak percaya. Dan Noella yang sedang menyaksikan pertarungan tak seimbang Viny melawan anak buahnya. Memalingkan wajahnya untuk dapat dilihat Veranda. Untuk dapat melihat Veranda.
Dia tersenyum.
"Hai. Kak!" Seperti malaikat hitam. Noella melebarkan senyumnya untuk membunuh Veranda dalam sekapan nafasnya lewat sapaan.Setengah membungkuk. Noella bicara berhadapan dengan Veranda. Perlahan dia melepas sedikit penutup mulutnya.
"Gimana tempat ini? Sorry karena anak buah gue udah menyayatkan pisau dilengan atas lu Kak!"
"Jangan panggil aku Kak. Kamu,- Siapa kamu sebenarnya Noella!!?" Veranda kesal bukan main. Yang dia lihat dalam pelupuk matanya ketika melihat Noella adalah.. Viny. Veranda tidak habis pikir.