Part 28 : Bayangan Senja (Kisah Kehidupan Kurir)

1.4K 72 12
                                    

"Kak...,-"

Tangisnya masih tersedu-sedu. yang ada dalam pangkuannya sudah menutup kedua mata, tak lagi sedang memandang dirinya yang sepersekian menit lalu masih bisa saling bertatap. Viny buntu. Dia tidak tahu harus melakukan apa. Dia tidak tahu apa harus dirinya bergerak. Tapi kalau sampai ia bergerak bagaimana dengan Veranda? Apa dia tidak akan kesakitan? Bagaimana ini?

Seolah tidak bisa berpikir, Viny benar-benar di sekap dalam ketidakberdayaannya menghadapi situasi seperti saat ini.

"Bangun Kak. Kita harus pergi. Bangunlah!" Dia malah mencoba kembali mengguncang Veranda yang sudah tak sadarkan diri. Dalam dekapannya ia guncang kecil tubuh kurus Kakaknya itu.

"Aku gak mau Kakak pergi. Aku belum maafin Kakak. Bertahanlah. Kita akan pergi. Aku akan bawa Kakak dari sini. kak Ve akan sembuh!" Kilatan cahaya cepat bagaikan menyengat raga Viny yang lebih dikuasai ruhnya. Dia sadar tidak akan ada keajaiban kalau dirinya tidak bergerak. Viny mencoba melihat disekitar tempat yang sudah tidak ada siapapun ini bahkan Noella. Dia sudah tidak ada. Sudah pergi entah kemana.

"Dengar. Kakak akan sembuh. Kakak tidak akan kemana-mana. Tunggulah. Bertahanlah Kak!"

Viny melihat sebuah mobil, segera saja dia berlari kearah mobil lalu masuk kedalam karena mobilnya tidak terkunci.

Dengan tidak ada ketenangan sama sekali kembali Viny merasa bingung. Ada mobil tapi tidak ada kuncinya, terus bagaimana bisa dia membawa Veranda kerumah sakit?

"Arrghhh.." Menjerit diikuti memukul kemudi mobil, Viny tampak hilang harap. Dipejamkan dulu kedua matanya dengan kepala ia sandarkan diatas kemudinya untuk sesaat menenangkan diri agar bisa berpikir.

'Lu bisa bawa mobil siapapun yang lu mau, Vin. Gininih caranya....'

Bisikan suara Kinal entah siapa yang membawa masuk begitu saja dalam gendang telinganya. Dia ingat dengan apa yang pernah Kinal ajarkan padanya.

Viny mengangkat kembali kepalanya, ia pakai kedua tangannya merusak penutup kemudi lalu menundukan wajahnya mencari-cari rangkaian kabel yang terangkai langsung dengan lubang kunci di kemudi. Hingga ia dapat dua kabel. Kemudian dia satukan perlahan ujung dalam kabel, yang sebelumnya dikelupas memakai mulut dari pembungkus kabel utuhnya, sampai terlihat serat berwarna gold yang kemudian dia satukan perlahan-lahan dengan cara mengetuk-ngetuk kabel itu hingga sedikit terlihat adanya percikan api kecil dan getaran dengan diikuti deru dari mobil. Beberapa kali Viny ketukan kedua kabel kunci starter mobil tua yang ia harapkan bisa jadi kendaraannya untuk membawa Veranda tapi tidak ada reaksi apapun, mobil itu tidak menyala juga. Rasanya kesal tak tartahankan. Sepertinya begitu sulit untuk dirinya bisa menolong Veranda.

"Gue gak benci sama Kakak gue. Gue mau dia tetap hidup. Gue gak mau dia mati. Gue mau dia tetap ada!"

*Dak.. Dak.* ucapnya dengan memukul kemudi mobil beberapa kali. Viny hilang harap tapi dia coba menolak. Mobil tua sialan yang tengah ia duduki ternyata tidak bisa membantunya. Viny melihat keluar mobil. Melihat dimana tubuh Veranda terbujur berlumur darah.

"Noellaaaaaaaaaaa-" Jeritan bencinya meneriakan nama Noella berbarengan dengan suara sirene ambulance yang datang. Viny bisa dengar suara itu. Dia berhenti berteriak kesal pada Noella untuk bisa mendengarkan dengan seksama. Terburu-buru Viny keluar dari mobil. Dia berlari cepat melihat kearah jalanan besar, dan benar saja.. ada sebuah ambulance. Itu ambulance beneran? Atau ambulance hantu? Kenapa bisa ada ambulance ditempat yang jauh dari keramaian kota ini? Bagaimana mungkin ambulance itu bisa sampai ditempat penyekapan yang telah Noella dalangi? Berisik! Viny tidak sama sekali mau mendengar ricauan hatinya yang tak karuan. Dia mendekati ambulance itu dan belum sempat dia dekat dua petugas terlihat turun dari belakang badan ambulance.

Bayangan Senja (Kisah Kehidupan Kurir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang