Part 19 : Bayangan Senja (Kisah Kehidupan Kurir)

910 47 0
                                    

Kinal juga Viny sudah sampai dibawah, mereka masuk kedalam mobilnya untuk mencari Beby yang tadi berlari mengejar pasiennya.

"Lu tadi lihatkan, kearah mana 4 orang itu lari?" Tanya Kinal dengan matanya ia fokuskan ke jalanan.

"Yang 2 orang memutar kejalan sana. Yang 1 lari dibelakang Beby. Mungkin dia mengejarnya. Dan yang 1 lagi masuk kedalam mobil van putih yang tadi terparkir di dekat kedai sebrang sekolah, Kak." Papar Viny begitu jelas.

Kinal berpikir... apa mungkin Beby secepat ini menangkap pasien untuk dijadikan bahan suara dalam introgasinya (saksi)? Tidak mungkin! Ada yang aneh dari pertemuan Beby dengan pasiennya. Tapi apa? Jalan yang sudah Kinal tandai ketika tadi melihat Beby berlari ternyata bercabang merupakan pertigaan. Entah arah mana yang Beby jadikan rute pengejaran. Dia kini bingung.

"Terus sekarang, apa yang akan kita lakukan Kak? Kalau yang 4 orang kelinci tadi itu teman-temannya Beby. Ngapain mereka mengejar pasien rendahan kayak gitu?!" Kinal terkejut dengan pertanyaan yang diiringi pernyataan dari Viny.

"Kalau Beby kelinci yang lagi berburu, apa mungkin hanya dengan menangkap pasien kecil seperti itu cukup untuk memburu kita?"

Viny ternyata bisa menguraikan apa yang tadi Kinal ucapkan di rooftop. Dia paham siapa Beby dan 4 orang yang berkelakuan tak wajar dimata Viny hingga dia bisa mengenali kalau mereka adalah kelinci. Keterkejutan Kinal bertambah dengan rasa senang tentunya. Dia tidak menyangka kalau Viny bisa lumayan cepat mencerna jawabannya yang mengambang ketika diatap tadi. Dan yang lebih wah dari terjawabnya pernyataan dirinya. Viny ternyata bisa mengembangkan dan mengaitkan satu cerita dengan cerita lainnya.

Menurut hatinya (hati Viny) Beby itu adalah polisi yang tengah menyamar dan berhasil masuk dalam rumah Shania. Ada sedikit heran yang tidak tahu harus dia dapatkan darimana jawabannya.

'Kenapa Shania membiarkan kelinci pemburunya masuk dan melihat dunia mereka?' Yang membuat Viny terus terusan membuat tebakan bukan pertanyaan penasaran pada Kinal.

'Kalau mereka bisa masuk dalam kelompok terus ditempatkan dirumah utama? Bagaimana pergerakan kurir zona atas? Dia bisa langsung tahu pergerakannya!' Batin Viny masih riuh sendiri.

"Lu sepertinya bisa mengerti sendiri situasi yang sedang kita hadapi. Itu kemajuan yang sangat bagus, Viny!" Bukannya menguraikan penjelasan atas kepenasaranannya Viny. Kinal malah memujinya.

"Karena kalian semua gue sekarang kayak gini, Kak.!" Jawab Viny terdengar luwes.

"Yaudah. Kita cari lagi kemana sebenarnya Beby pergi." Lanjutnya membuat mobil yang ia setiri menyusuri jalanan lurus mencoba mencari jejak Beby.

Sepulang sekolah. Sepeninggalnya Viny yang dijemput Kinal. Noella pergi sendiri untuk menemui Papanya yang tengah menginap di hotel prodeo sebagai pesakitan. Tujuan kedatangannya adalah untuk membicarakan tetang perubahan rencana yang selama ini telah ia dan juga sang Papa sepakati.

Basa-basi kangen dengan Papa menjadi pembuka obrolan serius yang akan dirinya ungkapkan, Noella duduk seperti pengunjung lain di jam besuk yang satu ruangan dengannya, juga Papa.

"Gimana perkembangan kedekatan kamu dengan Viny? Apa masih sulit untuk mendekati anak itu?!" Tanya Papa dengan tatapan tajamnya pada Noella yang juga tengah memakukan pandangannya pada Papa.

"A..ku udah dekat sama Viny, Pa!" Jawabnya pelan terkesan enggan.Papa senang dengan jawaban putri tunggalnya itu, namun dibalik kesenangan yang dirasa. Ada keanehan yang bikin Papa heran.

"Bagus sayang. Papa memang selalu bisa mengandalkan kamu! Sekarang.., kita mulai ketahap selanjutnya!" Tidak mengungkap keheranannya. Papa malah langsung masuk dibahasan selanjutnya, mengingat waktu yang beliau miliki untuk berbincang seperti sekarang dengan Putrinya tidaklah bisa lama.

Bayangan Senja (Kisah Kehidupan Kurir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang