Part 10 : Bayangan Senja (Kisah Kehidupan Kurir)

1.2K 57 0
                                    

Veranda yang sadar dengan siapakah pemilik sedan hitam yang dimaksud Ibu, segera bergegas berlari dari dalam rumah untuk menghampiri si pemilik sedan yang sudah pasti sedang melakukan penjemputan pada Viny. Sementara Ibu yang ditinggalkan baru bisa bereaksi dalam diam heran dengan tingkah-laku Veranda.

Tepat disaat Veranda sampai diluar rumah, dan mengarahkan penglihatannya ke bagian pinggir rumah. Ia mendapati sedan hitam itu mulai melaju berpacu dalam aspal jalanan komplek. Tak mau tahu akan resiko yang bisa saja melukai fisiknya, Veranda berlari menuju gerbang untuk memotong laju sedan yang speednya perlahan naik. Dan..pyuhh! Dia berhasil berdiri memotong injakan gas kaki kanan Kinal sang pengemudi. Dengan tanpa dia tahu atau mungkin dia tahu tapi tak mau ambil tahu, kalau Kinal yang menginjak pedal rem mendadak membuat ia dan juga Viny tersungkur kedepan meski tak kepentok dashboard karena ikatan seatbelt.

"Duhh!.. " satu kata yang Kinal tarik dari pita suaranya dengan sebentar melihat kedepan dimana Veranda sedang berdiri cantik *lah* memotong jalannya si hitam.

"Lu gak apa-apa, Vin?" Lalu Kinal melihat Viny yang ia takutkan kalau-kalau Viny kepentok dashboard apalagi kepentok di bagian pelipis yang tadi bekas terkena lemparan kerikil atas ulahnya.

Viny memberi gelengan dengan wajahnya sudah dia pasang didepan memandang Veranda dengan... amarah benci dalam kesedihan mendalam. Apalagi kini, Veranda sedang berjalan kearah tempat Viny duduk dalam mobil. Sepertinya Veranda ingin menarik Viny dari dalam mobil Kinal. Yaa.. meskipun dalam hati sudah tahu pasti kalaulah Viny si adik itu tak akan mungkin mau di ajak untuk keluar dari mobill milik orang asing yang belum Veranda kenali, namun sudah sangat dekat dengan Viny. Tapi Veranda tetap sok tangguh menghampiri Viny.

Kinal bisa melihat wajah Viny yang sok dingin padahal sakit, dan ditambah melihat langkah manis Veranda dalam kemasaman wajahnya, segera mengambil inisiatif untuk keluar dari mobil dan mengunci langkah Veranda yang akan mendekati adiknya yang sudah dia anggap adik juga.

Langkah Veranda yang padahal tinggal beberapa langkah tak jauh dari Viny jadi terhenti saat dia melihat pintu seberang sebelah Viny terbuka. Ia mengerung nampak marah tapi tetap cantiklah *duh.

'Beneran Dia!!' Desahnya dalam hati saat melihat Kinal yang belum dia kenal turun dari mobil yang sedang membawa ia (Kinal) bersama Viny yang sebelumnya bersitegang dengan dirinya (Veranda).

"Udah aku duga. Pasti kamu lagi!" Tone dingin Veranda saat melihat Kinal sudah ada diluar dan sedang melihat dirinya, yang lebih dulu melihat Kinal.

"Kamu itu siapa sebenarnya? Kenapa kamu deketin adik aku?!" Kedengaran dan kelihatannya Veranda marah.

Dengan santai bak di pantai, Kinal menanggapi ocehan berat Veranda.

"..Haaii lagi! Gue pikir kita gak bakal ketemu lagi. Tapi ternyata.. kita dipertemukan lagi ya!" Dengan banyak kata 'lagi' yang Kinal masukan dalam dialognya bersama Veranda, ia maksudkan untuk memberi sedikit ledekan, sambil diiringi senyum khas sedikit gingsul yang manis, tapi begitu terlihat dan terdengar pahit bagi Veranda.

"Jadi ini beneran ya? Dia.. itu ceritanya Adik lu!? Dan lu itu Kakaknya?!" Lanjutan kalimat Kinal yang diikuti gimik menyebalkan sungguh membuat Veranda terpancing dalam emosi.

"Hmm.. gue pikir lu cuma bercanda waktu itu bilang kalau Viny.. itu adik lu!. . . Gue tuh deketin dia karena dia sendirian. Gak salah kan? Dan soal siapa gue..? Lu gak perlu tahulah, toh gue bukan apa-apa!" Cerocos Kinal ditutup senyum sinis penuh ejekan untuk Veranda.

"Kamu..,-"

"Santai aja Veranda! Gue gak akan ngapa-ngapain adik lu kok! Gue juga gak akan nyuruh dia buat ngelupain lu sebagai Kakak kandungnya.. atau orangtuanya sebagai orangtua kandungnya!!" Veranda mengangkat wajahnya kaget saat mendengar Kinal berkata seperti itu.

Bayangan Senja (Kisah Kehidupan Kurir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang