Part 9 : Bayangan Senja (Kisah Kehidupan Kurir)

1.2K 67 2
                                    

Yeay! ! !
Sudah part 9,
Ceritanya mulai seru nih. . .
Happy reading ya. . . ^^

-----------------------------------------------------------

Matanya perlahan ia buka.. rasanya sakit. Denyutan dikepala sebelah kirinya terasa sakit bukan main. Beby yang sedang berada di salah satu kamar rumah utama Shania, terus mencoba memaksakan diri untuk membuka kedua matanya. Tanpa mengerang sakit, Beby memaksa hingga dari visual silau, kini ia bisa melihat sedikit lebih jelas. Dengan kerungan diwajah karena menahan rasa sakitnya. Dia mengitarkan kedua mata untuk bisa kembali bekerjasama dengan otaknya yang sudah bisa kembali diajak berdamai. Mengingat apa yang terjadi dan apa yang akan dia lakukan setelah rekaan kejadiaan semalam yang seperti kenyataan itu Beby perankan dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri.

"Ini.. aku pasti udah ada didalam rumahnya Shania!" Beby bicara sendiri. Ia mulai meggerakan kakinya, perlahan.. ia turunkan kedua kakinya itu untuk bisa berpijak.

"Haah! Si Lidya. Aku suruh buat mukul punggung malah mukul jidat!" Ocehnya kesal pada partner satu team yang telah menyewakan beberapa preman untuk mengeroyok dirinya, semalam.

Atas perintah dan skenario yang sudah mereka (Lidya, Hanna, Beby) setting sedemikian epic, demi untuk masuk dalam zonanya Shania. Beby rela fisiknya sengaja dilukai, agar drama yang ia perankan bisa terlihat sempurna.

"Kalau sampai kena mata.. habis ntar kamu Lid!..,-" Ocehannya tiba-tiba terblock oleh denyutan yang terasa menusuk. Beby memejamkan dulu kedua matanya untuk menghilangkan sedikit rasa pening yang membuat pandangannya kabur-kabur ngeblur.

Tak lama, kedua matanya sudah Beby pekerjakan lagi, kini ia mencoba bangun. Namun, di saat kedua kakinya sudah ia pijakan diatas lantai kamar,... tubuhnya malah terseok karena kakinya belum bisa dia pakai untuk menjadi tumpuan berat tubuhnya yang sedang tidak bisa dia kuasai secara penuh, akibat rasa pening yang masih terasa berdenyut dikepalanya. Tepat disaat dia akan tersungkur kedepan, tidak tahunya ada sepasang tangan yang ternyata berhasil menangkap tubuhnya hingga dia tidak jadi terjatuh dan mungkin tidak bisa bangkit lagi *eh.

Shania. Sepasang tangan milik Shania lah yang berhasil menangkap tubuh Beby. Ia kembali masuk ke kamar itu untuk memastikan kondisi terakhir orang yang sudah menolongnya semalam, yang sekaligus menjadi penyebab tensi emosinya agak meningkat ketika menghadapi Nabilah.

Beby yang ada dibatas pening dan tidak pening, mencoba memulihkan visualisasinya yang kabur berbintang akibat si pening, untuk mengenali sosok penyangga tubuhnya.

"....Siapa.. kamu...?" Tanyanya dalam suara menahan sakit dan kepala yang tertunduk untuk mengenyahkan rasa sakitnya.

Shania tidak banyak bicara, ia segera memapah Beby untuk kembali membaringkannya diatas tempat tidur. Namun, belum ada satu langkah dari tempat semula. Nabilah si cerewet yang baru bangun, tiba-tiba masuk dan langsung menatapkan tatapan marahnya pada Shania, karena apa yang dilihatnya seolah Shania sudah membangunkan paksa Beby dan akan menyeretnya keluar kamar.

"Shania! Kamu mau ngelakuin apa sama dia!?" Kagetnya Nabilah dengan langsung menghampiri posisi Shania dan Beby.

Shania yang sedang menahan berat tubuh Beby jadi mengerungkan wajahnya menerima pertanyaan dengan nada tidak enak dari adik sepupunya.

"Kamu kok tega sih! Dia kan masih belum sadarkan diri, tapi kenapa kamu malah maksa dia buat bangun!? Tuh liat.. kepalanya berdarah lagi!" Tunjuk Nabilah yang bisa melihat adanya warna merah yang merembes dari balik perban yang mengikat kepala Beby.

"Apaan sih Bil? Datang-datang langsung marah gitu! Aku gak bangunin dia ya! Dia tuh bangun sendiri saat aku masuk sini!!" Shania membela diri.

"Dan apa yang kamu liat sekarang. Aku lagi nolongin dia karena tadi dia berdiri dari tempat tidur dan hampir jatuh! Bukan aku mau mau nyeret dia, kayak yang kamu bayangin!!" Shania marah. Dia tidak suka pada apa yang Nabilah katakan untuknya.

Bayangan Senja (Kisah Kehidupan Kurir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang