Part 18 : Bayangan Senja (Kisah Kehidupan Kurir)

922 47 0
                                    

Noella juga Viny keluar dari sekolah. hari ini tidak ada acara nongkrong dulu di rooftop karena Noella memaksa agar mereka pulang saja. Mengingat kondisi Viny yang untuknya masih belum baik, padahal Viny sendiri merasa kalau dirinya sudah baik-baik saja.

"Hah? jadi si Acha itu.. pema...kai?" Suara Noella menurun di kalimat pemakai. Seperti ada dorongan yang entah darimana, Viny begitu saja bicara mengenai apa yang dirinya ketahui tentang Acha pada Noella. Mungkin inilah jarak yang memperlihatkan ke lebih dekatan Viny pada Noella, hingga ia bisa dengan mudah menceritakan tentang Acha.

"Pantesan tingkah tu anak aneh tadi. Biasanya dia paling gak bisa diem kalo soal bully-an. Apalagi sama lu!" Viny hanya tersenyum sedikit, mendengar ocehannya Noella.

"Tadi harusnya lu bongkar aja masalah ini didepan teman-temannya itu tuh. Biar mereka bisa pada diam!" Noella terdengar menggebu dalam seruannya.

"Gue gak mau kayak gitu, Noella. Biarin ajalah. Itu juga bukan urusan gue!" Dengan entengnya Viny menanggapi.

"ini tuhh bisa kita jadikan senjata, Vin. Kalau tu si jetcoaster mau gangguin lu lagi. Kasih mereka shock terapi lagi gak masalah kayaknya. Toh mereka sepertinya gak ada kapok-kapoknya juga. Yaa siapa tahu aja dengan kita kasih tahu siapa tu temennya, mereka bisa pada sadar terus urusin temannya. Bukan malah ngurusin lu atau kita dengan keusilannya!" 

"Hmm.. biarin ajalah. Gue malas urusan sama mereka. Nanti juga pada bosan sendiri, gangguin gue!" Kembali. Viny bicara begitu enteng.

Noella hanya menggelengkan kepala mendengar balasan-balasan Viny yang terkesan datar tak menggebu seperti dirinya.

'Gue gak mungkin mundur. Tapi gue juga gak mau libatin lu Viny! Apa yang harus gue lakukan?' Ditengah terhentinya bahasan Acha. Noella jadi melamun sendiri. Melamun tentang masalahnya yang harus menyeret Viny.

'Gue mau.. lu tetep jadi teman gue!' Diiringi bisikan dalam hati. Noella menggenggamkan tangannya ke tangan Viny. Jadi mereka berdua jalan keluar sekolahnya sambil gandengan tangan ke tangan.

Viny menyembunyikan bibir bawahnya dibibir atas. Berekpresi heran dengan yang ditingkahkan Noella. Tapi tidak berlangsung lama dan tidak memunculkan pertanyaan apapun. Dalam diam Viny menerima saja perlakuan Noella dan keduanya berjalan sangat terlihat akrab.

Adakah pertemanan yang bisa utuh jika dimulai dengan sebuah kebohongan? Membohongi orang lain itu mungkin mudah dilakukan. Tapi membohongi diri sendiri? Mudahkah? Hmm.. entah suatu hubungan apa yang tengah dibangun. Tapi jika pondasi dan bahan bangunan lainnya tersuguh dalam bentuk kebohongan, tidaklah akan lama hubungan itu. Viny sudah berada diatas sepedanya Noella. Dengan Noella sebagai pengemudi tentunya. Saat mereka keluar gerbang, tidak mereka berdua sadari adanya Kinal dan Veranda yang sedaritadi tengah menunggu Viny. Awalnya baik Kinal maupun Veranda memang tidak begitu menaruh harapan terlalu besar akan adanya Viny disekolah. Tapi entah kenapa keduanya merasakan perasaan kuat kalau Viny ada didalam sekolah itu. Dia ada disana. Tidak seperti kemarin.

Dan ketika dalam diam mereka menunggu... terlihatlah sosok yang dari kemarin dicari sana-sini dan bikin cemas juga khawatir jadi satu kesatuan. Tapi baik Kinal maupun Veranda tidak langsung berteriak memanggil Viny. Mereka kompak. Malah diam melihat dari posisinya masing-masing perginya Viny bersama Noella. Hingga yang tersisa dari sepeda pengangkut dua orang itu hanya punggung dan bagian belakang sepedanya saja. Setelah itu, barulah Kinal dan Veranda sadar. Segera mereka masuk kedalam mobilnya masing-masing untuk mengejar Viny yang di gonceng Noella.

*tidddid* Suara klakson mobil Veranda yang nyaring terdengar lebih dulu. Noella menengok kilas kebelakang. Tapi kemudian dia mengarahkan stang sepedanya agar agak mepet ke pinggir jalan karena takutnya sepeda yang sedang ia dan Viny naiki menghalangi jalanan. 

Bayangan Senja (Kisah Kehidupan Kurir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang