26

486 8 0
                                    

"Ibu senang dengarnya Bella." Tanggapan Ibu sangat positif menyambut cerita Bella.

"Usiamu sudah cukup untuk menikah. Ibu akan menyiapkan pernikahanmu."

"Oh Ibu jangan pernikahan dulu, Ibu bahkan belum mengenal Syah."

"Bawalah dia kemari."

"Yah mungkin akhir tahun ini."

"Ah Bella." Ibu memeluk Bella bahagia.

Kehangatan antara Ibu dan putrinya kembali lagi. Dan Bella menangis bahagia untuk ini.

"Coba liat fotonya Bel." Pinta Rasti yang bahagia mendengar cerita Bella ketika mereka berkumpul lagi di rumah Bella.

"Wah ini sih ganteng banget Bel. Dokter lagi. Sempurna."

"Akhir tahun ini gw akan kenalin ke kalian."

"Senangnya akhirnya Bella bisa move on." Sharena tersenyum bahagia.

"Dan seirama." Tambah Keke. Disambut senyum yang lain.

Hari itu mereka semua bahagia mendengar kisah Bella. Sangat bahagia.

Keke merasa lega. Akhirnya Bella menemukan Dokter Syah. Yah semoga ini akhir yang indah.

***

"Benar Bella lagi di Jakarta Ke?" Tanya Rio yang sengaja mampir ke rumah Keke.

"Lo masih aja stalkingin medsosnya?"

Rio mengangguk.

"Lo harus tahu Rio, Bella sudah dekat dengan pria lain dan mereka serius. Lo kan juga udah punya Imel, serius lah sama Imel."

"Tapi gw engga yakin Bella benar-benar cinta sama prianya sekarang."

"Sama kaya perasaan lo ke Imel sekarang?"

Rio hanya diam.

"Rio. Perasaan itu bukan sekedar emosi sesaat tapi perasaan itu bagian dari hidup. Kalau lo salah memilih hanya karena emosi sesaat maka hidup lo enggak akan tentram sepanjang usia."

"Dan gw yakin hidup gw akan tentram kalau gw sama Bella."

"Jangan dijawab."

Rio mematung.

"Kalimat lo barusan sudah menyakiti Imelda."

Rio terperangah.

"Kalo lo ga benar-benar cinta sama Imel putusin dia Rio, sebelum cintanya terlalu dalam."

"Maaf Ke, gw..."

"Sssttt..gw tau Rio cinta lo sebesar itu ke Bella. Gw tidak mempersalahkan itu karena cinta datang dengan sendirinya murni dari sini. Terima kasih lo percaya sama gw untuk ungkapin rasa hati lo secara jujur. Gw enggak marah sama lo Rio. Gw justru kagum karena cinta lo ke Bella begitu kuat sementara selama ini yang kalian hadapi begitu sakit. Tapi untuk Imel, plis Rio jangan sakiti dia. Gw paham bagaimana Imel mulai mencintai lo, sementara selama ini dia susah untuk jatuh cinta. Rio sekarang kita sudah sama-sama dewasa. Sudah waktunya kita untuk memikirkan bagaimana kita serius menjalani hidup dengan matang karena inilah yang disebut masa depan itu. Masa dimana kita menata hidup kita untuk siap menghadapi sedih dan bahagia secara dewasa. Pacar adalah orang yang sangat berpengaruh untuk hidup kita selamanya karena dia yang akan mendampingi kita sepanjang usia. Rio, dewasalah. Gw yakin lo bisa melalui semua ini dengan bijak. And pray."

Rio hanya diam. Merenung.

Rio menunduk. Kedua tangannya terkatup dihidungnya. Mungkin ia menyesal, menyesal karena salah memilih jalan. Matanya berkaca-kaca. Hatinya pilu dan merasa sangat bersalah. Bella. Imelda.

"Rio.."

Ketika Rio mengangkat wajahnya menghadap Keke, Keke sedang tersenyum dan menggenggam secangkir kopi.

"Mungkin kamu butuh kopi?" Tawar Keke dengan senyum.

Rio tersenyum. "Thanks Ke." Kemudian mengambil kopi itu lalu menyeruputnya.

***

Dokter cantik dengan cintanya yang rumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang