19

573 8 0
                                    

Bella pun melangkah cepat dan setengah berlari ke arah lobi.

Hari ini dia datang telat karena tidurnya terlalu lelap sampai kemalaman.

Rasa kantuknya memang belum lunas ia bayar tetapi keselamatan pasien lebih penting dari rasa kantuk itu. Ia pun fokus meresep obat dibalik mejanya. Dan sibuk dengan semua kegiatannya sampai keesokan pagi.

"Hai Dok." Sapa Dokter Bayu.

"Pagi Dok." Sapa Bella sambil berlalu menuju Ruang Rawat Tamara.

"Loh pasien di ruangan itu bukannya sudah pulang Dok? Baru saja ia keluar."

"Sama siapa?" Tanya Bella penasaran dan takut kehilangan Rio.

"Pria yang bersama dia malam di IGD kemarin."

Bella langsung meninggalkan Dokter Bayu. Otomatis raut wajah Dokter Bayu heran.

"Bel." Panggil Rio.

Bella menoleh kaget. Semakin kaget ketika melihat ketampanan Rio dengan kaca mata hitamnya. Dan yang pasti harum parfumnya yang beraroma segar dan seksi.

"Aku pikir kamu lupa kalau pasien kamu itu sudah pulang hari ini."

"Karena dia pulang jadi aku tidak perlu visit."

"Oh."

"Tamara?"

"Dia dijemput keluarganya."

"Kamu?"

"Aku mau jemput kamu."

Bella menatap nanar mata pria tampan dihadapannya.

"Atau kamu mau makan siang sama dokter kesayanganmu? Oke aku pergi sekarang."

Bella tidak melarang Rio sama sekali. Ia menahan sakit hatinya. Sakit melepas pergi pria yang amat dikasihinya itu. Menatap punggung Rio jauh dari belakang membuatnya lemas.

Rio. Dia lagi-lagi kecewa. Bella membiarkannya pergi sekarang setelah kemarin ia tinggalkan.

***

Ketika pulang siang itu Bella semakin merasa tak berdaya. Hati dan pikirannya terkuras perasaan belakangan ini. Lebih-lebih tenaga yang kekurangan tidur. Mbak Tirta sedang masak di dapur dan pasti sedang mempersiapkan masak siang untuknya. Ia pun menuju dapur dan menyapa Mbak Tirta.

"Hai sayang wajahmu lesu sekali pasti semalam kamu enggak duduk sedetik pun. Sekarang kamu makan yah, terus minum jus ini. Setelah itu mandi dan istirahat. Nanti malam kamu off kan? Jadi puas-puaskanlah tidur."

Sup iga, nasi, lalapan terhidang dihadapan Bella. Tanpa komando Bella pun melahap semua masakan itu dengan rakus. Masakan Mbak Tirta memang lezat. Setelah kenyang, Bella meraih tasnya dan naik ke kamar.

Empat puluh menit kemudian ia sudah selesai mandi, keramas dan duduk di tepi kolam renang sambil memainkan ponselnya.

"Kamu ga tidur?"

"Malah enggak ngantuk Mbak."

"Mau belanja aja temenin Mbak? Sekalian capek terus langsung tidur."

"Belanja kan enggak ke rumah Ibu?"

"Iya, percaya sama Mbak."

"Oke aku ganti baju dulu."

Tiba-tiba ponsel digenggamannya berbunyi dan ia pun buru-buru memanjat tangga. Alisnya terangkat ketika membaca nama yang muncul di layar. "Apa?" katanya singkat setelah ponsel ditempelkan ke telinga.

"Hai Bella ini aku Tamara. Ponsel Rio ternyata terselip di tasku ketika beberes tadi. Apakah kau bersamanya?"

"Oh tidak."

Dokter cantik dengan cintanya yang rumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang