33

594 8 0
                                    

Bella melanjutkan kegiatannya di Rumah Sakit.

Semua perawat mengucapkan turut prihatin atas pertunangannya yang batal dengan Dokter Syah. Begitu pun Dokter Prima dan Dokter Haning yang khusus melapangkan hati Bella.

"Dari malam itu Dokter Syah belum juga datang ke Rumah Sakit. Ada kabar mereka akan berangkat ke Kuala Lumpur untuk berobat." Jelas Dokter Prima ketika mereka duduk di ruangan Bella.

"Semoga kesehatan Ibunda segera membaik." Sahut Bella.

"Kami pikir kamu belum akan balik ke Padang hari ini." Ucap Dokter Haning.

"Ini sebuah kecelakaan, Dok. Tak ada satu pun yang tahu dan bisa menampiknya. Manusia hanya bisa berencana namun Tuhan yang mengatur semuanya."

"Aku salut dengan ketegaran hatimu yang lapang itu, Dokter Bella." Sahut Dokter Haning.

"Terima kasih, Dok. Oh yah, aku datang bersama Ibuku. Ia akan menemaniku sampai aku merasa siap sendiri di kota ini. Kalau punya waktu datanglah ke tempatku aku akan mengenalkan ibuku pada kalian. Pastinya dengan undangan makan malam."

"Hahaha..kalau itu nanti malam pun kami berdua punya waktu."

Mereka pun tertawa.

"Aku mendengar tawa renyah kalian dan aku jadi ingin ikutan."

"Dokter Syah?" Mereka bertiga kaget.

"Bagaimana dengan Ibunda?" Tanya Bella prihatin.

"Hari ini kami akan membawanya ke Kuala Lumpur. Aku harus mengurus ijin beberapa hari maka itu aku datang."

"I am sorry to hear that."

Sahut ketiga dokter tersebut.

"Maaf aku tidak bisa ngobrol banyak dengan kalian saat ini."

"Yah dokter kami sangat mengerti. Doa kami tidak putus untuk Ibunda." Jelas Dokter Prima.

"Dokter Bella.."

"Ya Dokter saya paham semua ini. Sangat paham. Jangan Dokter sesali dan minta maaf lagi. Ini semua sudah kehendak Tuhan."

"Terima kasih Dokter Bella."

Bella mengangguk dan tersenyum.

***

Email: Bagaimana kabarmu Dokter?

Reply: Tadi pagi aku bertemu dengan Syah di RS. Ia datang untuk mengurus ijin, ibunya akan segera dibawa ke Kuala Lumpur. Aku baru saja selesai makan malam. Kamu apa kabar?"

Reply: Hari ini seperti hari-hari sebelumnya. Hanya satu hal yang berbeda, aku bisa mengungkapkan rinduku tanpa bertepuk sebelah tangan.

Reply: Aku rindu sama kamu, tukang insinyur.

Reply: Aku juga, Dokter Bella.

Reply: Besok pagi aku akan meneleponmu.

Reply: Sip.

***

"Ibu sudah hampir dua bulan di sini, Ibu harus pulang ke Jakarta. Kasihan Ayah."

"Iya Bu, aku sudah bisa Ibu tinggal."

Ibu tersenyum.

"Lusa Ibu berangkat yah."

"Secepat itu?" tanya Bella kaget.

"Kamu harus bisa dan pasti bisa."

Bella tersenyum. Ia pun memeluk Ibunya.

Hari itu matahari sudah bersinar cerah.

Bella mengantarkan Ibunya ke bandara. Ia memeluk Ibunya erat.

"Jangan tinggalkan shalat karena itu yang akan menguatkanmu."

Bella mengangguk.

"Love you ."

"Ibu.."

"Ibu akan melihatmu menikah dengan orang yang benar-benar kau cintai Bella. Dan Ibu pasti akan bahagia hari itu. Karena Ibu yakin lukamu hari ini sudah sembuh dihari bahagia itu kelak."

Lagi-lagi Bella memeluk ibunya.

***

Dokter cantik dengan cintanya yang rumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang