12

828 56 9
                                    

Mereka berempat akhirnya pulang ke rumah. Jalal mengantar sampai di depan rumah Jodha.

Shivani, Aryan dan Jodha mengucapkan terima kasih. Jodha menawari Jalal untuk mampir tapi dia menolak karena sudah malam. Akhirnya Jalal pamit pulang.

Malam harinya, Jodha dan Jalal sama-sama tidak bisa tidur meskipun mereka lelah karena berkeliling tapi hati mereka tidak lelah untuk saling memikirkan satu sama lain.

Semakin hari Jalal semakin dekat dan akrab dengan keluarga Jodha. Dia sering berkunjung ke rumah Jodha meskipun dengan alasan mendekati gadis itu, tapi Jalal juga membantu memasarkan hasil ternak dari peternakan Bhairam.

*

Jalal sedang berada di rumah Bhairam. Dia sedang bermain piano bersama Aryan. Salima dan Shivani sedang sibuk merangkai bunga.

Jodha datang kerumah shivani. Dia begitu terkesan dengan permainan piano Jalal.

"Kak Jalal ternyata pintar bermain piano ya."

"Aku sudah belajar bermain piano dari kecil. Jadi sudah biasa."

"Kak Jodha juga pintar menari," sahut Shivani.

Jodha kaget dan melotot ke arah Shivani. Dia mencubit pinggang Shivani dan menggelengkan kepalanya. Shivani mengaduh kesakitan.

"Benarkah?"

"Tidak. Jangan percaya ucapan Shivani," sanggah Jodha.

"Itu benar, Jalal. Bahkan dia dulu pernah menjadi juara 1 di sekolah." Jodha merasa malu karena Salima menyanjung dirinya.

"Wah, kamu hebat Jodha. Aku jadi penasaran ingin melihatmu menari."

"Iya, kak Jodha. Ayo menarilah. Kakak sudah lama tidak menari."

Jodha merasa terpojok oleh Shivani dan Aryan yang menyuruhnya menari. Dia lalu mengalihkan pembicaraan untuk menghindar dari sana.

"Oh iya. Aku lupa tadi disuruh paman Bhairam. Aku keluar dulu."

Jodha bergegas keluar dari sana sebelum mereka menyuruhnya untuk menari. Aryan dan Shivani tertawa melihatnya.

Tak lama Jalal berpamitan untuk pulang. Shivani dan Aryan mengantar sampai depan rumah. Saat Salima sedang beres-beres, dia menemukan ponsel Jalal.

"Shivani."

"Iya bu."

"Ini ponsel Jalal ketinggalan."

"Pasti dia sudah jauh. Kalau menunggu dia kembali nanti takut kalau ada telpon penting. Jodha, coba kamu antar ponsel ini ke rumah Jalal," ucap Bhairam.

"Aku?"

"Iya. Kamu pernah diberi alamatnya bukan? Segeralah kesana."

"Eh ... iya, Paman."

Jodha terpaksa mengikuti perintah Bhairam. Shivani dan Aryan tersenyum jahil.
Dia pulang kerumahnya sebentar untuk ganti baju dan mengambil motornya. Setelah itu dia berpamitan pada Meena dan berangkat ke rumah Jalal.

Jalal masih mengendarai mobilnya. Dia sama sekali tidak menyadari jika ponselnya ketinggalan. Dia masih mengingat kata-kata Shivani tentang Jodha yg pandai menari. Lalu terbersit sebuah ide di kepalanya.

Sebelum sampai dirumah, Jalal mampir di sebuah toko untuk membeli sesuatu.

Setelah berputar-putar mencari alamat Jalal, Jodha akhirnya sampai di rumah pria itu. Dia terkesan dengan rumah ini.

"Bagus sekali rumahnya kalau untuk posisi seorang manajer. Apa ini tidak terlalu mewah?"

Jodha menepis semua pertanyaannya. Kenapa dia harus penasaran tentang Jalal?

LOVE FAITH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang