19

828 59 18
                                    


Hari demi hari, hubungan Jalal dan Jodha semakin dekat. Sekarang Jalal yang mengantar jemput Jodha di butik tempatnya bekerja. Jalal akan berusaha meluangkan waktunya untuk menghabiskan waktu bersama Jodha.

Hari ini seperti biasa, Jalal mengantar Jodha ke butik tempat kerjanya. Di dalam mobil, mereka berbicara untuk memecahkan keheningan.

"My love, nanti aku jemput seperti biasa. Mungkin agak terlambat menjemputmu karena aku ada sedikit urusan. Tidak apa-apa kan?"

"Iya tidak apa-apa. Jika kamu memang tidak bisa menjemputku. Biar aku pulang sendiri."

"Tidak. Kamu tidak boleh pulang sendiri. Kamu tetap harus menungguku."

Jalal menekan kata-kata Jodha mengernyitkan dahinya heran.

"Iissshh ... kamu kenapa jadi pemaksa sekarang?"

"Kamu sudah jadi milikku. Tidak boleh ada pria lain yang melihat apalagi menggodamu di kendaraan umum. Selama aku bisa mengantar jemput, kamu harus selalu denganku." Tangan Jalal membelai rambut Jodha.

"Iya tuan posesif."

Jodha mengerucutkan bibirnya membuat Jalal menjadi gemas dan tersenyum penuh kemenangan.

Akhirnya mereka sampai di butik. Jodha turun dari mobil. Tidak lupa dari balik kaca mobil, Jalal melayangkan ciumannya dari jauh. Jodha tersenyum.

Sekitar jam 11 siang, Resham, sang pemilik butik sedang mondar mandir sambil menelepon seseorang. Dengan gaya gemulainya dia berbicara di telepon sesekali terlihat kesal. Jodha yang sedari tadi melihatnya hanya menggelengkan kepala.

"Ok. Aku akan urus semuanya. Kamu hanya tahu beres saja. Ok, bye." Resham menutup teleponnya sambil bibirnya manyun. Sesekali dia mendesah.

"Ada apa resham? Kenapa wajahmu ditekuk begitu?" Jodha bertanya. Dia memanggil Resham dengan nama karena pria gemulai itu adalah sahabat sekaligus bosnya. Dia tidak pernah memanggilnya dengan formal.

"Ada WO yang menyebalkan. Masa harus aku juga yang turun tangan dalam pengaturan dekorasi. Gila kan? Yang jadi WO siapa? Aku atau dia. Pusing kepalaku."

Resham mengomel sambil kepalanya digoyang-goyangkan.
Jodha tertawa melihat tingkah sahabatnya yang aneh itu.

Resham mengambil tasnya yang ada di sofa lalu pamit pada Jodha yang sedang sibuk memeriksa beberapa gaun keluaran terbaru dari rancangan Resham.

"Oh iya cantik. Aku pergi ke bank dulu. Nanti kalau ada yang mencariku, suruh tunggu sebentar. Aku tidak akan lama." Resham melenggang pergi setelah sebelumnya menjawil dagu Jodha.

Jodha menjawab sambil tersenyum. "Iya, Sexi." Resham merona dipanggil sexi oleh Jodha.

Beberapa saat kemudian, pintu butik terbuka dan masuk seorang wanita cantik dengan seorang gadis kecil yang cantik dan imut. Pegawai Resham yang bernama Reva menyambut wanita itu dan melayaninya.

"Selamat datang di butik miss Resham. Ada yang bisa saya bantu?"

"Miss reshamnya ada?" tanya wanita itu.

"Miss resham sedang keluar, Bu."

Jodha yang ada di dalam ruangan langsung keluar begitu mendengar ada yang menyebut nama Resham. Dia menghampiri Reva.

"Ada apa Reva?"

"Ada yang mencari miss Resham, Jodha."

"Biar aku aja yang menangani. Kamu cek kuitansi di dalam dulu."

"Baik. Saya permisi dulu."

Setelah Reva pergi, Jodha menghampiri wanita tadi dan menyapanya.

"Selamat siang. Perkenalkan nama saya Jodha. Asisten miss Resham. Ada yang bisa saya bantu?"

Jodha mengulurkan tangannya. Wanita itu tampak terkejut. Dia merasa seperti mengenal Jodha sebelumnya. Tapi dimana?
Wanita itu membalas uluran tangan Jodha.

"Saya Sonia. Apa miss Reshamnya ada?"

"Miss Resham sedang keluar, tapi dia berpesan agar menunggu sebentar. Mari silahkan duduk."
Sonia duduk di sofa bersama anaknya.

"Hai adik manis. Nama kamu siapa?"

"Hai aunty. Namaku Sallu. Aunty cantik sekali."

Jodha tersenyum melihat tingkah Sallu, "Terima kasih. Kamu juga cantik. Mau minum apa sayang?"

"Aku mau minum yang dingin-dingin karena capek sekali setelah jalan-jalan sama mama."

"Ok. Aunty kasih yang dingin dan segar ya."

Jodha lalu bertanya ke Sonia, "Anda mau minum apa, Bu Sonia?"

"Apa saja boleh. Terima kasih." Jodha mengangguk lalu minta tolong ke pegawai lain untuk membuat minuman, sedangkan dia menelepon Resham.

Selama menunggu Resham, Jodha dan Sonia berbincang. Tak lama, minuman dan cemilan sudah tersedia. Sallu bersemangat sekali makan cemilan kue coklat. Hingga belepotan di bibirnya. Jodha dan Sonia hanya tersenyum melihat kelucuan Sallu.

Selang 20 menit, Resham datang. Dia melihat Sonia lalu memeluknya. Mereka berdua lalu melepas rindu karena sudah lama tak bertemu. Jodha permisi untuk melanjutkan pekerjaannya.

Setelah lama berbincang, Sonia pamit ke Resham dan Jodha.

"Aku balik dulu. Kapan-kapan kita ketemu lagi."

"Ok. Aku akan selalu menantimu. Oh iya princess Sallu, tidak boleh nakal ya."

"Ok. Aunty Resham" jawab Sallu sambil menunjukkan jari jempolnya.

"Senang bertemu denganmu, Jodha. Sampai jumpa lagi."

"Iya, Bu. Saya juga senang bertemu anda."

"Panggil saja aku kakak. Aku merasa seperti wanita tua saat kamu memanggilku ibu."

"Baik, Kak." Sonia tersenyum. Sallu juga ikut pamit.

"Aunty. Aku balik dulu ya. Aku senang bisa bertemu aunty cantik."

"Iya Sallu. Aunty juga senang bertemu denganmu."

Setelah berpelukan dan ciuman pipi dengan Jodha dan Resham, Sonia dan Sallu keluar dari butik.
Jodha melanjutkan pekerjaannya.

@

Setengah jam sebelum pulang, Jodha menuju ke daerah Shimla road untuk mengambil beberapa gaun yang dipesan oleh Resham. Ketika keluar dari sebuah toko, Jodha tidak sengaja melihat Jalal dari kejauhan.

"Jalal, kenapa dia ada di disini?" Jodha akan menghampiri Jalal, tapi langkahnya terhenti saat dia melihat Jalal bersama dengan seorang wanita. Dari jauh dia melihat Jalal sedang mencium pipi wanita itu lalu juga mencium seorang gadis kecil. Dia tidak begitu melihat jelas wajah si wanita karena posisi wanita itu membelakanginya. Terbersit rasa cemburu di hatinya.

"Jadi karena ini dia bilang terlambat untuk menjemputku. Ternyata dia bersama wanita lain."

Dia menangis dan berlari dengan rasa kecewa. Sedangkan Jalal tidak tahu jika Jodha telah melihatnya bersama wanita itu.

LOVE FAITH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang