15

884 67 21
                                    

Do not let a fear surrounds you when you are falling in love someone..

Janganlah biarkan rasa takut menyelimuti anda saat sedang mencintai seseorang...


••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jalal dan Jodha berguling-guling di tanah hingga akhirnya berhenti di sebuah pohon besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jalal dan Jodha berguling-guling di tanah hingga akhirnya berhenti di sebuah pohon besar.

Posisi Jodha berada di atas tubuh Jalal. Jodha terlihat ketakutan. Kepalanya dia rebahkan di dada Jalal. Sedangkan tangan Jalal melingkar di tubuh gadis itu.

Untuk sesaat mereka merasakan detak jantung mereka yang berdetak. Ini kedua kalinya Jodha merasakan pelukan hangat Jalal.

Jodha tersadar dan mendongakkan kepalanya. Mereka berdua saling memandang. Ada semburat merah di pipi Jodha.

Dev dan Bhairam datang. Bhairam tersenyum melihat mereka sedangkan Dev kaget dan seketika merasakan cemburu melihat mereka berdua.

"Jalal, Jodha. Kalian tidak apa-apa?"

Suara teriakan Bhairam mengagetkan mereka. Mereka duduk dan menjadi salah tingkah.

"Ehm ... tidak apa-apa, Paman."

"Iya Paman. Kami baik-baik saja. Beruntung ada Jalal yang menyelamatkanku." Mereka berdua tersenyum malu. Dev merasa ada yang aneh dengan mereka.

"Ya sudah. Ayo kita kembali. Ibu dan ayahmu pasti khawatir."

Jalal berdiri lalu mengulurkan tangannya ke Jodha untuk membantunya berdiri. Jodha menerima uluran tangan Jalal. Mereka membersihkan badan mereka dari debu yang menempel. Ketika Jodha sedikit melangkah, dia merasakan sakit di kaki kirinya.

"Aw ..."

"Kenapa Jodha?

"Kakiku yang kiri terasa sakit sekali. Mungkin karena terjatuh tadi."

"Ayo. Aku bantu." Jalal memapah Jodha.

Dev turun dari kudanya dan memberikan ke Jodha. Jalal membantu Jodha naik ke kuda. Sedangkan Dev dan Jalal berjalan disamping kanan dan kiri kuda. Mereka kembali ke rumah.

Ibu dan ayah Jodha terlihat cemas. Begitu sampai di rumah, mereka menghampiri Jodha. Dia dibantu turun oleh Jalal dan Dev.

"Bagaimana keadaanmu nak? kamu baik-baik saja?"

"Iya, Ayah. Aku baik-baik saja. Hanya kaki kiriku terkilir." Jodha berjalan pincang.

"Ayo masuk. Biar ibu panggil dokter."

Jodha dipapah oleh Shivani dan ibunya. Sedangkan Jalal dan Dev menunggu di luar. Tak berapa lama dokter datang.

"Bagaimana keadaan putri saya?"

"Kakinya terkilir. Untuk sementara jangan banyak bergerak dulu agar bisa cepat sembuh. Saya akan beri resep pereda nyeri."

"Syukurlah tidak ada yg serius. Terima kasih, Dokter."

Dokter pergi diantar oleh Bhairam. Jalal dan Dev masuk ke kamar.

"Kamu jangan banyak bergerak dulu Jodha, biar cepat sembuh."

"Iya Jalal. Terima kasih atas perhatianmu." Jodha tersenyum tulus dan dibalas juga oleh Jalal.

Meena dan shivani tersenyum melihatnya. Dev hanya diam.

"Aku pulang dulu Jodha. Besok aku kesini untuk menjengukmu. Semoga cepat sembuh."

"Terima kasih. Hati-hati di jalan." Jalal tersenyum. Dia berpamitan pada Dev dan Bharmal. Meena dan Bharmal mengantar Jalal sampai di depan rumah.

"Dia pria yang baik," ucap Dev memecah keheningan setelah Jalal pergi.

"Siapa?"

"Jalal. Sepertinya dia sangat perhatian padamu."
Dev mencoba menyembunyikan rasa cemburunya.

"Menurutku biasa saja," elak Jodha.

"Kamu menyukainya?"

Jodha terkejut. Dev menatap Jodha yang juga menatapnya. Ponsel Dev berbunyi, dia mengangkat teleponnya dan menjauh. Jodha bernafas lega karena hal itu. Dia sendiri juga bingung dengan perasaannya. Apa benar yang ditanyakan oleh Dev, bahwa dia menyukai Jalal.

"Maaf Jodha. Aku harus pulang. Ibuku yang menelepon."

"Baiklah."

"Jaga kesehatanmu." Jodha mengangguk.

Keesokan harinya, Jalal datang menjenguk Jodha dan membawa buah-buahan. Jodha terlihat senang dengan kedatangan Jalal. Entah kenapa dia merasa cepat sembuh karena kehadiran pria itu.

©

Setelah kejadian itu, Jodha dan Jalal semakin dekat. Jodha tidak malu lagi bila dekat dengan Jalal. Hal itu membuat Bharmal dan Meena senang karena Jodha kembali ceria.

Jodha mulai bisa membuka hatinya. Dia tak segan bercerita pada Jalal kehidupan masa lalunya. Dia mempercayai pria itu.

"Aku benci sekali Humayun Khana. Dialah yang menyebabkan semua penderitaan yang dialami oleh ayahku. Dialah yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi pada keluargaku." Jodha mengatakannya dengan penuh amarah. Jalal memegang tangan Jodha dan menenangkannya.

"Seandainya dia minta maaf padamu dan keluargamu, apa kamu mau memaafkannya?"

Jodha menatap tajam ke arah Jalal dan berkata dengan sinis, "Tidak! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah memaafkannya."

"Seandainya kamu tahu bahwa aku adalah putra dari Humayun. Apa kamu juga akan membenciku? Aku tidak bisa membayangkan dan tidak sanggup bila kamu membenciku. Aku berharap bisa mengatakan yang sejujurnya padamu tentang siapa aku, tapi aku terlalu takut dengan reaksimu," batin Jalal.

"Maafkan aku Jodha."

LOVE FAITH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang