17

804 69 33
                                    


"Aku ... juga mencintaimu." Jodha mengatakannya dengan gugup dan pipinya merona.

"Benarkah? tolong katakan sekali lagi." Jalal masih tidak percaya. Dia takut salah dengar.

"Iya, Jalal. Aku mencintaimu dan mau jadi kekasihmu." Jalal tersenyum bahagia. Matanya berbinar-binar. Tangannya lalu menggenggam tangan Jodha.

"Aku bahagia sekali, akhirnya kamu mau menerimaku. Terima kasih." Jalal mencium punggung tangan Jodha.

Jodha juga begitu bahagia karena dia bisa membuka hatinya.

"Jadi, kita sepasang kekasih sekarang?" Jodha mengangguk.

"Aku punya kejutan untukmu. Tutuplah matamu."

"Kejutan apa?"

"Nanti kamu juga tahu. Ayo tutup matamu, sayang." Jodha tersenyum malu saat Jalal memanggilnya sayang.
Dia mulai menutup matanya.

Jalal melambaikan tangan pada pelayan. Tak lama seorang pelayan datang dengan membawa kue tart black forest kesukaan Jodha.

Kue tart diletakkan di meja dengan bertuliskan HAPPY BIRTHDAY TO JODHA

"Sekarang bukalah matamu."

Jodha membuka matanya dan melihat kue tart di atas meja. Dia terkejut.

"Selamat ulang tahun, sayang. Semoga kamu suka."

"Bagaimana kamu tahu kalau hari ini ulang tahunku?"

"Tentu saja aku tahu. Kamu adalah wanita yang kucintai. Sebagai kekasih yang baik, tentu saja aku harus tahu dan berharap kamu tidak trauma lagi dengan hari ulang tahunmu."

Jodha terlihat sedih. Dia teringat kembali dengan ulang tahunnya dulu yang menyebabkan ayahnya lumpuh. Dia masih merasa bersalah akan hal itu. Matanya berkaca-kaca.

"Jangan menangis, Jodha. Ini hari bahagiamu. Mulai hari ini, kamu tidak boleh sedih lagi. Aku akan selalu bersamamu."

Jalal mengusap airmata Jodha dan menggenggam tangannya. Menguatkan wanita yang sekarang dicintainya itu.

"Aku beruntung ada kamu disisiku, Jalal. Aku terharu dengan semua perhatianmu padaku."

"Kamu mau berjanji padaku kalau kamu tidak akan sedih lagi. Kasihan ayah dan ibumu. Mereka juga sedih bila melihatmu sedih."

"Baiklah. Aku berjanji, mulai sekarang aku tidak akan sedih lagi. Terima kasih karena kamu sudah hadir di hidupku."

Jalal tersenyum,"Ya sudah. Sekarang tiup lilinnya dan buatlah permintaan."

Jodha menutup mata dan berdoa. Setelah itu, dia membuka matanya dan meniup lilinnya.

"Apa yang kamu minta?"

"Rahasia. Kalau aku beritahu nanti tidak terkabul."

"Hm ... rahasia ya?" goda Jalal dengan senyum jahil. "Baiklah, sekarang potong kuenya." Jodha memotong kuenya. Sedangkan Jalal bernyanyi.

Happy birthday to you..
Happy birthday to you..
happy birthday..
happy birthday...
Happy birthday to my love...


Suapan pertama diberikan ke Jalal. Kemudian Jalal menyuapkan sisanya ke Jodha. Mereka berdua tersenyum bahagia.

Jalal mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Sebuah kotak kecil berbentuk love berwarna merah. Kotak itu lalu diserahkan ke Jodha.

"Ini hadiah untukmu."

"Apa ini?"

"Buka saja."

Jodha membuka kotak itu dan didalamnya berisi kalung dengan liontin berbentuk love.

"Astaga. Kalung ini sangat indah. Ini buat aku?"

"Tentu saja, sayang. Kalung ini tanda cintaku untukmu. Biar aku yang pakaikan."

Jalal beranjak lalu mengambil kalung itu dan berdiri di belakang Jodha sambil membungkukkan badannya.

Jalal menyibakkan sebelah rambut Jodha dan memasang kalung itu di lehernya. Lalu dia berbisik di telinga Jodha.

"I love you."

Jodha geli mendengar suara dan desahan nafas Jalal ditelinganya. Pipinya merona. Dia merasa seperti wanita yang paling bahagia di dunia ini.

Jalal menggeser tubuhnya kesamping.

"Cantik."

"Ya. Kalung ini sangat cantik."

"Kalung ini terlihat cantik karena kamu yang memakainya." Wajah Jodha semakin bersemu merah. Jalal pintar sekali menggodanya.

Jalal menarik tangan Jodha agar berdiri dan mengikutinya menuju pinggir pantai. Mereka bergandengan tangan seperti dua orang sejoli yang sedang dimabuk cinta.

Mereka kemudian duduk di atas pasir sambil merasakan air yang mengalir di kaki mereka.

"Kamu bahagia?"

"Iya. Aku bahagia. Berjanjilah padaku kalau kamu tidak akan meninggalkan aku."

"Aku berjanji dan aku akan selalu berdoa agar kamu selalu bahagia."

Tiba-tiba Jalal merasa sedih. Dia takut jika Jodha tahu siapa dia sebenarnya, justru Jodha yang akan meninggalkannya. Jodha melihat wajah Jalal yang muram, akhirnya bertanya.

"Kamu kenapa sedih?"

"Aku tidak sedih. Aku hanya tidak menyangka akan bisa bersamamu. Apapun yang terjadi nanti, tolong jangan membenciku."

Jodha mengernyitkan dahinya tak mengerti. "Membencimu? kenapa aku harus membencimu?"

"Tidak. Tidak apa-apa. Aku hanya ingin kamu tahu kalau aku akan selalu mencintaimu."

Karena Jalal yang terlalu serius, Jodha tertarik untuk menggodanya. Dia mengambil sedikit air pantai lalu mencipratkannya ke wajah Jalal dan mengenai matanya. Jalal terkejut.

Jodha tertawa. Jalal mengusap wajahnya. "Jodha! Awas kamu. Aku akan membalasmu."

Jalal juga mengambil sedikit air dan mencipratkannya ke wajah Jodha. Jodha yang sudah siap dibalas langsung berdiri dan berlari. Jalal mengejarnya.

"Jangan lari, Jodha!"

Mereka berlari sambil tertawa bahagia. Jalal akhirnya bisa mengejarnya, lalu memeluk tubuh Jodha dari belakang dan mengangkatnya. Dia memutar-mutar tubuh Jodha sampai Jodha berteriak minta ampun. Mereka begitu bahagia seakan-akan dunia hanya milik mereka berdua.

Setelah berputar-putar. Mereka berhenti karena merasa pusing. Jalal melepaskan pinggang Jodha dan membalikkan tubuh Jodha menghadap ke arahnya. Kening mereka bertautan hingga bisa merasakan nafas masing-masing.

"I love you Jodha."

"I love you too Jalal."

LOVE FAITH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang