Bagian 1

184K 9K 127
                                    

"Abang lihat, kan? Makanya buruan nikah."

Rio memutar bola mata dengan bosan, sementara di sampingnya adiknya yaitu Rara bersungut-sungut. Di tempat lain, tepat di kamarnya, Rey baru saja berlari dan membanting pintu kamarnya. Ngambek karena minta adik dan ibu baru.

"Nanti juga Rey lupa sendiri, Ra. Dia pasti kena omongan di sekolah. Lagipula nanti kalau si kembar lahir kan bisa aku pinjam satu."

Rara mendengus, "Memangnya mainan!"

Rio menangkupkan tangan dan menaruhnya di belakang kepala sebagai alas. Rasanya dia juga sudah bosan menjadi single parent, tetapi menikah juga bukan hal yang sederhana baginya saat ini. Mulutnya bergumam pelan, "masalahnya menikah bukan hal yang gampang buat abang, Ra! Kamu ingat sama Kak Neni? Rey entah kenapa nggak bisa berdamai sama dia. Kamu tahu sendiri bocah itu suka milih-milih, mbak pengasuh aja dinakalin. Sekarang diganti sama simbok aja dia sedikit nurut."

Kalau sudah melantur begini, seperti biasa Rara akan menghela nafas lelah. Dia merasa diberi kartu mati oleh Rio. Faktanya, mencari ibu baru untuk Rey memang tidak semudah yang dia pikirkan.

"Sayangnya teman Rara nggak ada yang single." Rara berkata pasrah.

Rio mengangguk paham sebagai jawaban.

"Eh, bagaimana kalau abang ikutan biro jodoh? Nanti Rara daftarin deh." Rara berkata jahil, mencoba menghibur Rio yang terlihat sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Emangnya abang nggak laku sampai harus ikut biro jodoh!" Rio menyahut sambil menjitak kepala adiknya pelan.

See, dia bukan tidak laku hanya saja sedikit selektif.

"Aku bilangin Bang Andra nih kalau Bang Rio jitak-jitak."

"Halah! Ketemu mukanya Andra aja udah mau muntah belagu," ledek Rio yang dijawab dengan sungutan Rara.

Rio akhirnya memilih bangkit, meninggalkan Rara yang sedang protes, dan berjalan menuju kamar Rey. Menghela nafas lelah, lagi-lagi dia harus membujuk Rey yang sedang merajuk.

TBC.

Calon IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang