Prolog

35.7K 1.4K 37
                                    

Gelap ....

Semuanya gelap gulita.

Aku hanya terbaring tanpa bisa membuka mataku setelah kecelakaan yang menimpaku beberapa waktu yang lalu. Yang kurasakan saat ini adalah sakit disekujur tubuhku. Badanku terasa remuk, seluruh kulitku seperti tersayat-sayat dan kepalaku pening luar biasa.

"Tolong anak saya, tolong anak saya."

Aku hanya tidak bisa membuka mata. Tetapi indera perasa dan pendengaranku masih berfungsi dengan baik. Aku dapat mendengar dengan jelas suara mamaku terus menjerit histeris sambil memohon-mohon kepada siapa saja yang ditemuinya agar dapat menyelamatkan aku.

Suara sirine ambulance terus berbunyi. Setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang, aku dapat merasakan tubuhku diangkat dan dipindahkan pada kasur dorong dan digledek menyusuri ruangan.

Diantara semua kegelapan, aku terus mendengar suara mama papa-ku, beserta teman baikku Lia dan Riska menjerit-jerit sambil menyebutkan namaku berulang kali.

"Fara, bertahanlah!"

Hanya butuh beberapa saat aku mendengar suara itu, tiba-tiba telingaku berdengung. Kepalaku seperti berputar, nafasku tiba-tiba berat. Dan baru aku sadari kalau aku sudah tidak kuat lagi.

Ya Tuhan aku akan mati,

Tubuhku bergetar hebat, dapat kurasakan detik demi detik paling menyakitkan yang belum pernah aku alami selama hidupku di dunia. Rasa sakit itu menjalar dari ujung kaki lalu merembet keatas sampai bagian pinggul, kemudian terus berjalan hingga sampai pada ubun-ubun.

"Fara!!!!"

Panggilan suara dari mama terdengar untuk yang terakhir kali. Dan ketika aku menyadari bahwa jantung, denyut nadi dan seluruh organ yang ada didalam diriku sudah tidak berfungsi lagi, itu artinya aku sudah mati.


Ketika Aku MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang