Bab 27 - Dendam yang masih berjalan

3.8K 438 25
                                    

Dentingan jam terus berjalan. Malam sudah menjemput, sementara itu Raizal tampak mengunci pintu kamar di saat Fara sudah terlelap di atas tempat tidur. Matanya mengawasi Fara. Raizal sudah berjanji kepada Fara kalau dia tidak akan pernah membiarkan kejadian beberapa waktu yang lalu terulang kembali. Saat Fara bangun dari tidurnya, dan berjalan di dalam mimpinya.

Perlahan-lahan Raizal mendekat ke arah Fara. Setelah yakin bahwa pintu kamar sudah tertutup akhirnya Raizal ikut tidur bersama Fara dan memeluknya dari belakang. Malam ini, Raizal hanya ingin menjaganya. Setelah kejadian beberapa waktu yang lalu, Raizal hanya ingin membiarkan Fara tidur dengan nyenyak.

Tapi Raizal tidak sadar. Bahwa sedari tadi ada bayangan yang terus mengawasinya. Berada di ujung ruangan sambil menunggu. Menunggu sampai semuanya terlelap dan kembali menguasai tubuh yang saat ini Fara tempati.

Dan ketika semuanya sudah benar-benar terlelap. Bayangan itu seperti berjalan. Perlahan-lahan mendekati tubuh Fara dan kini ia masuk ke dalam tubuhnya. Seketika itu juga membuat raga itu tersentak kaget dan tiba-tiba membuka matanya.

Mata Fara terbuka lebar. Dan disaat itu dia bangun dari tidurnya. Memerhatikan sejenak Raizal yang terlelap di sampingnya, tapi kemudian bangkit dari ranjang seperti tidak memperdulikannya. Matanya menatap kosong ke arah depan. Berjalan melewati Raizal begitu saja seperti tidak sadar dengan apa yang sedang ia lakukan.

Fara hanya menatap pintu yang terkunci itu dengan tatapan tajam. Sedetik kemudian menatap ke arah Raizal yang menyadari bahwa kunci itu ada di dalam dirinya. Tapi, Fara hanya bisa menyeringai. Seperti sebuah peringatan kepada Raizal bahwa dia tidak akan pernah bisa dihentikan. Bahkan oleh siapapun.

***

Raganya terus berjalan. Berada di luar gedung sambil melirik titik kamera pengawas yang ada di ujung sana sambil tersenyum mengerikan. Membuat bulu kuduk kedua security berdiri semua saat mereka melihat lagi sosok itu keluar dari apartemen.

Dua orang penjaga itu langsung berlari keluar dari tempat penjagaannya dan mengejar sampai ke luar gedung. Tapi, mereka sedikit terkesiap karena tidak menemukan sosok itu di tempat mereka melihatnya di cctv tadi.

"Ke mana dia?" Tanya salah seorang petugas itu. Saat itu mereka sudah benar-benar keluar dari gedung. Niatnya ingin pergi mencari sosok itu, tapi mereka tidak berhasil mengejarnya.

Gelap gulita. Adalah suasana luar gedung ini. Entah, kenapa malam ini mereka merasakan kalau penerang yang biasanya terang kini mendadak redup. Membuat suasana semakin singup dan terkesan begitu ngeri.

Menyadari bahwa mereka tidak berhasil menangkapnya. Mereka kemudian berbalik arah. Ingin segera menghubungi Raizal penghuni apartemen untuk memperingatkan kepadanya, kalau gadis yang tinggal bersamanya kini pergi lagi.

Tapi, baru saja mereka berbalik untuk menuju gedung apartemen, mereka kaget luar biasa. Sosok yang mereka cari tiba-tiba sudah ada di depannya. Melotot tajam ke arah mereka sambil berjalan mendekat.

"Hai kamu. Mau ke mana lagi kamu?" Tanya salah seorang petugas.

Semakin mendekat, bayangan itu semakin terasa mencekam. Dapat dilihat dengan jelas kedua petugas itu tiba-tiba merasakan kengerian yang luar biasa. Wajah gadis itu pucat seperti mayat. Matanya tiba-tiba merah bagaikan darah. Dan gadis itu tetap berjalan menuju ke tempat kedua petugas itu berdiri.

Bulu kuduk mereka meremang. Kedua tangan mereka bergetar ketika menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres di sini. Baru saja mereka ingin menghindar, tapi terlambat. Gadis itu sudah berada tepat di depan mereka dan tampil dengan sangat menyeramkan. Dengan wajah pucat bagaikan mayat, mata merah yang melotot tajam, bibir hitam legam serta amarah meluap yang hendak meledak.

Ketika Aku MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang