Bab 12 - Orang asing

8.4K 584 35
                                    

Aku tidak tahu kenapa aku menuruti begitu saja permintaan bunda Aini. Sepertinya aku sudah benar-benar gila saat aku meng-iyakan perkataan bunda Aini untuk kembali ke sekolah. Maksudku, jika aku terus menuruti permintaan bunda Aini, semua orang akan terus-terusan menganggapku sebaga Alin.

Saat ini, aku benar-benar merasa asing. Berdiri didepan gerbang sekolah yang notabene bukan sekolah asliku. Bahkan, aku harus rela memakai seragam yang bukan milikku sendiri. Dengan tas lusuh dan sepatu kumal yang kukenakan benar-benar membuat diriku sangat asing.

Aku menghela nafas panjang sebelum akhirnya aku masuk kedalam sekolah. melewati lorong demi lorong kelas dengan perasaan yang campur aduk. Pandanganku mengibas. Melihat orang-orang disekitarku yang sama sekali belum aku kenal. Membuatku semakin frustasi akan kenyataan yang harus aku hadapi.

Langkahan kakiku terhenti saat aku berada diujung lorong. Aku lupa kalau aku tidak mempunyai tujuan sama sekali. Aku kemudian membalikkan tubuhku lagi. Mengibaskan padangan kesekitar pada papan-papan kelas yang berada diatas pintu.

XI IPS1, XI IPS2 bahkan sampai kelas XII.

Mataku menyipit. Lalu dimana kelasku? Aku bahkan tidak tahu dimana tempat yang seharusnya aku tuju. Membuatku menahan nafas saat kepalaku mulai pusing memikirkan semua hal ini.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku. Membuatku kaget setengah mati karena tiba-tiba aku melihat seseorang tengah berdiri dibelakangku. "Alin," ucapnya kemudian. Matanya menatap tajam kearahku.

Aku mengerutkan dahiku saat dia menyebut nama Alin. Seseorang yang memakai balutan kemeja berwarna biru muda dan rok hitam selutut itu tersenyum kepadaku. "Selamat pagi Alin. Ibu sangat senang akhirnya kamu sudah bisa berangkat sekolah hari ini." ucapnya. Ia kemudian menjulurkan tangannya kearahku. "Saya Ibu Inggrid. Ibu wali kelasmu. Ibu sudah banyak mendengar cerita dari bundamu dipanti asuhan kalau kamu mengalami amnesia."

Aku mengernyit. Tanpa sadar aku ikut menjulurkan tanganku lalu mengangguk dihadapannya. "Mari ibu tunjukkan kelasmu." Ucapnya kemudian.

Aku mengekor putus asa menerima perintah dari guru itu. Melewati lorong demi lorong kelas lagi hingga akhirnya aku berhenti pada kelas yang bertuliskan XI IPA1.

Ini kelasmu Alin. Dan bangku paling belakang itu adalah tempatmu." Ujarnya sambil menunjuk kearah bangku kosong yang ada disudut ruangan. "Silahkan masuk Alin. Ibu tinggal dulu ya." Guru itu kemudian melangkah pergi setelah menyuruhku untuk masuk kedalam kelas.

Aku melenguh panjang. Kakiku kemudian melangkah masuk kedalam kelas ini. Pandanganku mengibas saat aku sudah benar-benar masuk kedalam kelas. Melewati meja demi meja dan beberapa siswa-siswa lainnya yang saat ini sedang menatapku.

Tunggu. Aku sedikit tercekat saat melihat orang-orang ini.

Kenapa dengan mereka?

Kenapa mereka menatapku dengan tatapan seperti itu.

Tiba-tiba tubuhku bergetar saat aku tidak tahu kenapa semua orang menatapku dengan pandangan yang sangat tidak menyenangkan. Apalagi ketiga siswi yang sedang duduk disudut sana menatapku. dengan sorotan mata yang sangat tajam mereka menatapku dengan tatapan membunuh.

Ya Tuhan, kenapa orang-orang disini sangat aneh?

Brak!

Tiba-tiba terdengar suara orang yang menggebarak meja dengan sangat keras. Membuatku langsung terlonjak kaget saat mendengar suara itu. Ketiga siswa yang tadi sempat kuperhatikan memandangku dengan tatapan tajam tiba-tiba menghampiriku yang saat ini sudah duduk dimejaku sendiri.

Ketika Aku MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang