Bab 25 - Diary Alin

4.6K 465 30
                                    

Tuhan... sebenarnya apa yang terjadi?

Fara mengibaskan pandangan ke sekitar ketika ia masuk ke dalam kamar Alin. Di panti asuhan di mana Alin biasanya menghabiskan waktu. Niatnya yang tadi ingin bertemu dengan Alan dan juga Ana, adik dari Tea, sedikit tertunda karena mereka masih masuk sekolah di taman kanak-kanak.

"Kamu mau minum, Alin?" Tanya bunda Aini yang kini mengikutinya dari belakang. Menawari Fara untuk minum tapi kemudian Fara menolaknya.

"Ya sudah kalau begitu bunda ke belakang dulu. Ada pekerjaan yang belum selesai. Kamu bisa beristirahat di sini dulu."

Fara kemudian mengangguk. Mengibaskan pandangan ke sekitar lagi ketika bunda Aini sudah pergi meninggalkannya. Cepat-cepat Fara langsung menutup pintu. Ia ingin segera menggeledah isi kamar ini untuk mencari sebuah petunjuk.

Tangannya kemudian sibuk mencari keseluruh ruangan kamar milik Alin. Sejujurnya, Fara tidak tahu apa yang sedang ia cari saat ini. Tapi selama itu bisa digunakan sebagai petunjuk baru dan bisa sedikit memecahkan teka teki di dalam kehidupannya, kenapa tidak? Fara akan mencari segala sesuatu yang berhubungan dengan Alin. Segala sesuatu yang mungkin bisa dijadikan sebagai petunjuk tentang bagaimana kehidupan masa lalu Alin hingga Fara dapat terjebak di dalam tubuh ini.

Fara masih terus mencari. Membuka-buka laci meja Alin, membuka almari, hingga mengeluarkan seluruh baju milik Alin. Tapi semuanya kosong. Fara tidak mendapatkan apapun di dalam kamar ini.

Tapi Fara masih tidak ingin menyerah. Fara masih mencari di setiap sudut kamar milik Alin. Fara harus bisa memecahkan kasus ini. Fara harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi tentang kehidupan Alin dimasa lalu. Mengorek-orek semua informasi tentang Alin agar sedikit banyak dapat membantu Fara untuk menemukan petunjuk atau apapun itu.

Dan ketika ia menyibak kasur yang ada di tempat ini, mata Fara agak sedikit terbuka lebar saat melihat sebuah buku berada disana. Cepat-cepat Fara mengambil buku itu. Membuka-buka apa yang ada di dalam buku itu dan segera membacanya. Dahinya mengerut ketika menyadari bahwa buku itu adalah sebuah,

Diary....

Fara menelan salivanya. Sedikit mengernyit saat mulai membuka lembar demi lembar isi diary itu. Ia kemudian duduk, menghela napas sebentar sebelum akhirnya memberanikan diri untuk membacanya.

6 Oktober

Sebenarnya apa salahku? Kenapa semua orang benci padaku? Kenapa aku selalu menjadi bahan bulan-bulanan mereka disaat aku tidak tahu di mana letak kesalahanku?

Membaca halaman pertama sepertinya Fara tahu siapa orang-orang yang dimaksud Alin. Mereka yang tidak pernah berhenti bahkan sampai sekarang ketika Fara menempati tubuh Alin. Dan saat Fara membuka lembar berikutnya, nama-nama itu terpampang jelas dalam goresan pena yang Alin tulis.

8 Oktober

Aku benci kalian! Aku benci Maudi! Aku benci Nuci! Aku benci Gea! Aku tidak tahan menjadi bahan lelucon kalian! Aku ingin membunuh diriku sendiri. Aku sudah tidak sanggup... Mama, papa, aku akan menemuimu di Surga

10 Januari

Aku berharap saat aku bangun aku sedang berada di taman surga bersama Mama dan Papa yang sedang menjemputku. Tapi yang kulihat hari ini adalah langit langit kamar Rumah Sakit dan membuat hatiku semakin sakit. Usahaku untuk membunuh diriku sendiri gagal karena dokter Raizal.

"Raizal?" Dahi Fara sedikit mengerut ketika ada nama Raizal disebut-sebut oleh Alin. Ternyata memang benar apa yang dikatakan oleh Raizal kalau dulu, sebelum raga ini ditempati oleh Fara, Raizal memang sempat bertemu dengan Alin karena pernah menjadi dokter yang menanganinya karena kasus bunuh diri.

Ketika Aku MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang