"Dinda, sudah siap belum?" teriak Bunda di lantai bawah.
"Sebentar Bun... sedikit lagi" jawabku sambil mematut sekali lagi di depan cermin.
Hari ini Bunda mengajak kita makan-makan di restoran. Bunda bilang untuk merayakan ulang tahunku yang ke-17.
Yup! Hari ini aku ulang tahun yang ke-17. Tidak ada perayaan besar seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya makan-makan sekeluarga, bersama Bunda dan Ayah.
Aku memang putri tunggal Bunda dan Ayah. Jadi kami cuma merayakan bertiga.
"O ya nanti kita ketemu Ayah di resto. Ayah langsung dari kantor." kata Bunda tadi sore.
Oke sudah rapi. Aku segera menyambar tas selempang di atas meja belajarku dan berlari kecil keluar kamar. Menuju Bunda yang sudah siap dan cantik seperti biasa. Dandanan Bunda biasa saja tapi tidak mengurangi kecantikan Bunda.... Pujiku.
"Dinda juga cantik."
"Wah Bunda tahu aja apa yang di pikiranku" senyumku.
"Ya iyalah, Dinda kan anak Bunda. Bunda pasti tahu yang dipikiran putrinya."
"Makasih ya udah puji Bunda."
"Ayah pasti terpesona liat Bunda dandan kayak gini" godaku.
Awww!!! teriakku waktu Bunda mencubit pinggangku.
Haha...
Kami pun terus bercanda sepanjang perjalanan menuju restoran favorit keluarga kami. Tak jauh dari kantor Ayah.
Yah kira-kira 45 menit perjalanan dari rumah.
Bunda melirik aku ketika kami mobil kami melewati belokan terakhir sebelum sampai restoran.
"Din, masih inget ga sama anaknya Om Darwis?"
Kucoba ingat-ingat siapa tuh anaknya Om Darwis.
"Aduh lupa Bun. Yang tinggi putih itu bukan? Sudah 5 tahun an lebih ya. Lupa lah Bun."
"Aku kan masih SD waktu terakhir ketemu siapa ya namanya Ba...B..."
"Bayu, sayang"jawab Bunda.
Ya.. ya... Bayu....
Anak tinggi kurus berkulit putih yang datang bareng Om Darwis sobatnya Papa yang tinggal di Bogor.
"Kenapa sih Bun, kok nanya-nanya aku inget Bayunya Om Darwis?" Tanyaku lagi agak heran.
Bunda cuma senyum-senyum tidak menjawab pertanyaanku.
Sampai kami tiba di restoran. Bunda masih senyum-senyum.
Aku mengikuti Bunda dari belakang masuk ke dalam restoran.
Bunda melambaikan tangan ke arah.... Om Darwis dan Tante Siska yang ternyata sudah ada didalam restoran.
"Apa kabar Teh Siska, A Darwis.. Sudah lama ya menunggu?"
Bunda pun bersalaman dan cipika cipiki dengan Tante Siska. Lalu bersalaman dengan Om Darwis.
"Baru sampe juga kok. Eh, cantik bener nih yang ultah hari ini. Selamat ya Dinda" sambut Tante Siska sambil melirik ke aku.
"Makasih Tante, Om." jawabku singkat sambil bersalaman dengan kedua orang itu.
Tak lupa senyum manis dong....
"Bayu mana Teh, jadi ikut?" tanya Bunda.
"Bentar lagi nyusul, Lin. Sepuluh menit lagi"
Kami pun duduk di meja yang sudah di pesan.
Lima menit kemudian Ayah datang. Mereka pun mengobrol sambil menunggu menu pesanan datang.
Aku cuma menjawab jika ditanya.
"Happy Birthday," bisik seseorang dari belakangku.
Kulihat seorang cowok tinggi putih yang ganteng dibelakangku tersenyum.
"Oh... Bayu ya... terima kasih." balasku sambil tersenyum semanis mungkin.
"Udah ditungguin tuh Bay" celetuk Bunda usil.
Mataku melotot eh.. sedikit kok... gak enak dong ama Tante dan Om Darwis.
"Duduk saja sebelah Dinda"
Bayu pun mengambil kursi sebelah Dinda.
Waktu sudah duduk.... terasa pinggangku ada yang menoel.
"Ih Bayu masih iseng saja ya... awas.."teriakku.
Ayah, Bunda, Tante dan Om cuma cengengesan melihat kami berdua yang ga pernah akur dari dulu.
Tiup lilin
Potong kue
Lagu Happy Birthday
bikin aku happy banget malem ini.
Di sela-sela saat kami makan kue ultah yang tadi sudah dipotong-potong.
Bunda bersuara "Sayang, Tante Siska kemarin bilang katanya Bayu mau kasih surprise ke kamu hari ini. Ayo Bayu"
Yang disuruh senyum jahil melirik aku.
Oh. no-no-no
Pasti Bayu mau ngerjain aku lagi kaya dulu masih SMP.
Tapi kemudian wajah Bayu berubah serius sambil mengangguk.
"Dinda sayang, mau ga kamu jadi tunangan aku?"
Whattt?!.. Is he serious?
Ga salah nih Bayu ngomong... tiba-tiba melamar aku.
Kita kan kenal waktu SD dan kita kan masih sekolah.
Bayu paling baru masuk kuliah sekarang. Sedangkan aku sebentar lagi mau UN. Tahun depan baru masuk kuliah.
Aku menengok ke arah Bunda meminta nasehatnya.
Bunda cuma senyum sambil mengangguk.
Ih.... Bunda.... kok bolehin putrinya yang manis ini dilamar ...
Padahal kan belum lulus SMU....
Tapi sih aku juga bukannya mau nolak Bayu. Dari dulu aku kagum juga dengan Bayu. Ganteng, tinggi, putih, pintar juga.
Tapi kan ini mendadak banget....
"Please Dinda" bisik Bayu sambil senyum manis....
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinda (Completed)
RomancePertunangan Dinda dan Bayu berlangsung beberapa bulan sebelum Dinda menyandang status mahasiswi. Dinda tidak menyangka satu kampus dengan Bayu. Meski cuma beberapa bulan. Dinda berharap pertunangan mereka tidak mengganggu kuliahnya. Pertunangan mere...