Mirna kegirangan melihat cogan yang diributkannya tadi muncul didepannya dan duduk semeja. Matanya berbinar-binar gembira, apalagi cowok ganteng itu malah tahu namanya.
"Eh, Kak Bayu kok tahu nama kita-kita?"
"Hmmm... kan waktu orientasi kalian pake name tag." jawab Kak Bayu santai.
"Al gimana kuliah lo asik ga?"
" Ya masih awal masih bisa ngikutin Kak. Tar kalo udah mulai susah boleh kita private sama kakak?" goda Al sambil menaik turunkan alisnya.
"Ya... ya.. ya bisa juga ide lo." Bayu pun tertawa.
Aku melirik ke arah Mirna yang masih terpesona dengan kegantengan Bayu.
'Bener-bener nih anak ada cowoknya masih juga ga ngerasa' batin aku.
"Aduh aku haus boleh minta minumnya ya Din?" Ga terasa Bayu sudah mengambil alih gelasku dan menghabiskan isinya.
Mirna dan Al kaget juga melihat kelakuan tunanganku yang 'agak kurang ajar'.
"Ish... Kak Bayu kok abisin minumanku sih... " gerutu aku.
Yang dituduh masih ga ngerasa. Malah asih mengetik sesuatu di hapenya. Kacau nih.
Drrrt drrrt.
Kurasakan sesuatu dari dalam tasku bergetar. Sepertinya hapeku. Kurogohkan tanganku meraih hapeku di dalam tas.
'Got it'
'Pulang bareng ya, say. Jangan nolak!'
Kubulatkan bibirku.Belum sempat kubalas sms dari Bayu.Hapeku sudah direbut orang-orangan disebelahku.Mirna dan Al tambah kaget.
"Eh baca apaan Dinda?"Aku cuma memutar bola mataku.
"Nih, aku cabut dulu ya. Selamat datang di kampus Biru"
Hapeku disimpannya di meja depanku dan kulihat Bayu ngeloyor pergi dari mejaku.
"Sialan, minumanku habis." Kataku kesal.
"Kasian lu Dinda, tapi kayaknya Kak Bayu naksir tuh sama kamu."
Aku mengangkat bahuku.
"Masa dia langsung minum aja dari gelas kamu. Terus ngerebut hape kamu. Hahaha!" seru Mirna.
"Iya Din, bener kata Mirna. Jangan ditolak dulu" timpal Al.
Mereka akhirnya berhenti menggoda aku setelah dilihatnya aku tidak memberi respon apa-apa.
Hening sebentar.
"Sudah jam 4 nih, pulang yuk Mirna. Aku kan udah janji sama Mama mau anter dia ke arisan.Nanti aku ga sempet anter kamu pulang." Al ngoceh terus.
"Iya... ya, kita pulang," sambut Mirna.
"Dinda kamu pulang naik apa?" tanya Mirna.
"Tenang aja aku naik angkot aja, ga mau ganggu yang lagi pacaran.. hehehehe"
Mirna memelototkan matanya.
Setelah mereka berdua pergi, akupun melangkah menuju gerbang keluar.
'Cape juga' akupun mendesah.
Drrrt...
Hapeku bergetar lagi. Ada panggilan masuk.
"Ya Bayu?"
"Jadi aku udah boleh jemput ga?"
Mmmm... aku melihat sekelilingku. Kampus masih ramai.
"Masih ramai."
"Aduh... susah bener ya ngajak jalan kamu" terdengar lesu.
Tak lama aku cuma mendengar suara nafas di speaker hapeku.Lima belas detik aku menunggu suara dari seberang sana.
Akhirnya...
"Jangan marah dulu, kamu kan sudah janji." aku coba mengingatkan janji Bayu untuk merahasiakan status kami. Tapi aku juga merasa bersalah.
"Kalau gitu tunggu aku di dekat apotik KF ya. Aku naik angkot dulu."
"OK" terdengar suara Bayu lebih bersemangat. Dan langsung terputus.
***
Bayu POV
Kubiarkan hening sebentar setelah kuungkapkan kekecewaanku yang tidak bisa menjemput Dinda di kampus.Lalu terdengar suara Dinda yang mengingatkan aku untuk merahasiakan tentang pertunangan kami.
'Ya... aku ga lupa Dinda batinku.
'Tapi kan aku ingin juga jalan sama tunanganku. Memamerkan tunanganku yang cantik di kampus. Biar cewek-cewek lain ga gangguin aku.'
"Kalau gitu tunggu aku di dekat apotik KF ya. Aku naik angkot dulu."
'He he... akhirnya mau juga'
"OK" kujawab dan langsung kumatikan sambungan telepon.
Motor kunyalakan dan kupacu ke tempat yang disebutkan Dinda.Setelah sampe di tempat yang dimaksud kumatikan mesin motorku. Tak lama kulihat sebuah angkot berhenti dan turunlah bidadariku. Aku pun mengembangkan senyumanku.Helm putih kuserahkan ke Dinda. Dindapun memakainya dan naik ke belakang motor.Kutarik kedua lengannya dan meletakkannya di perutku. "Siap?"
"Ya."
***
"Kamu ga belajar hari ini?"
"Hmmm... lagi jenuh. Pengen jalan-jalan sama yayangku."
"Sudah siap untuk ujian nanti?"
"Sembilan puluh persen siap, Dinda."
"Oh... jadi gapapa nih kita jalan-jalan?"
Kuanggukan kepalaku dan kugenggam erat tangannya.
Sore ini aku sengaja mengajak Dinda ke daerah Cibubur untuk melepas penat dan kejenuhan otakku.Dua hari kedepan mungkin aku ga bisa ketemu kamu. Aku bakal kangen berat deh. senyumku ke arah Dinda.
"I love you Dinda."
Dinda hanya mengerjapkan matanya. Kutunggu jawaban darinya.Tidak ada, sepertinya dia masih mencerna makanannya atau kata-kataku. Entahlah.
Hehe makin ga jelas ya ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinda (Completed)
RomantizmPertunangan Dinda dan Bayu berlangsung beberapa bulan sebelum Dinda menyandang status mahasiswi. Dinda tidak menyangka satu kampus dengan Bayu. Meski cuma beberapa bulan. Dinda berharap pertunangan mereka tidak mengganggu kuliahnya. Pertunangan mere...