Thanks buat yang udah read dan vote ya...
Part 11
Mirna POV
"Hai Dinda, kamu baik-baik saja? Kok mata kamu bengkak?" tanyaku.
"Iya nih, semalam aku tidur jam 2 ada film seru...hihihi...jadi begadang semalam."
Aku cuma menggelengkan kepala mendengar jawabannya yang aneh.
Sepertinya Dinda menyembunyikan sesuatu. Kemarin dia bilang mau pulang cepat-cepat untuk menyalin catatan kuliah Matematika Dasar.
Kalau diperhatikan kemarin dia benar-benar banyak pikiran.
Tapi Dinda tidak mau bercerita kepadaku.
Yo uwis. Aku ga mau juga terlalul maksa lebih baik aku cerita tentang cowok ganteng. Hahaha...
Tawaku dalam hati.
"Tahu ga Mir, kamu kaya orang gila tuh kalo senyum-senyum sendiri."
Eh, ini cowok gue kenapa ngatain aku gila sambil ketawa-ketawa. Dasar Al jelek! Eh salah ding ganteng-ganteng buaaaanget.... Sambil aku cubit lengan dia. Rasain!
"Sakit dong Mir."
Pura-pura meringis dia.
"Eits! Kenapa nona satu ini kok lesu keliatannya?"
"Eh, Al..." jawab Dinda pendek dan kembali lagi dengan tampang lesunya.
"Iya nih Al, Dinda dari tadi murung melulu. Cariin cowok dong Al buat Dinda. Temen-temen lu kan banyak yang jomblo pastinya."
"Be te we, Apa kabarnya Kak Bayu ya Al?" tiba-tiba Dinda bertanya yang bikin aku dan Al terkaget-kaget menatap Dinda.
"Wah tumben nih Dinda nanyain Kak Bayu... naksir ya? Akhirnya gue tahu nih selera Dinda... hehehe." Al nyeletuk seenaknya. Aku melotot ke Al.
"Hush! Jawab aja Al, aku juga ga liat Kak Bayu di kampus minggu-minggu ini."
"Terakhir aku liat Kak Bayu mengantar Safira ke ruang Padus dua minggu lalu."
Aku memang terakhir melihat Kak Bayu mengantar Safira ke ruang Paduan Suara. Gini-gini aku kan calon anggota paduan suara. Dan Safira yang jadi seniorku di paduan suara kampus.
"Safira?"
"Iya Din, senior gue di Padus. Itu lho cewek yang pernah kita liat di kantin borju bareng Kak Bayu."
"Oh yang itu."
"Iya gue denger sih dari beberapa anak padus, Safira itu mantannya Kak Bayu. Denger-denger baru putus semester lalu. Tapi aneh ya masih jalan bareng. Gue juga bingung."
"Eh non Dinda kenapa nanya-nanya Kak Bayu?" Aku melotot lagi mendengar mulut Al yang kurang dijaga.
"Ah gak pa-apa. Buat bahan gosip aja he-he-he." Jawab Dinda sambil tertawa dipaksakan.
Dipaksakan bo!
"Setahu gue si Bayu itu mutusin Safira gara-gara Safira ditunangin ama ortunya. Makanya Safira masih deket ama Bayu."
"Oh ditinggalin ya, pantes Bayu masih berharap." Dinda menyahut dengan mata mendelik.
"Berarti gue ga ada harapan dong....becanda ding." Kata Dinda aneh lagi sambil angguk-angguk.
"Lo lucu banget sih Din." Bayu ketawa lagi melihat gaya Dinda yang memang lucu.
"Tapi dua minggu ini emang si Bayu itu ga keliatan di himpunan. Ga tahu juga aku kemana. Dia emang super sibuk."
"Ah daripada gue mikirin cowok sibuk gitu mendingan aku belajar ah buat UTS. Gue jalan dulu ya Mir, Al"
Dinda akhirnya meninggalkan kami yang masih mau berduaan.
***
Dua bulan kemudian.
Sejak UTS aku lebih memikirkan kuliahku. Aku sudah tidak perduli dengan Bayu. Dan memang dia pun tak pernah menelepon, sms atau muncul di rumah atau di kampus.
Aku malas menghubunginya. Dan sepertinya aku juga sudah mulai lupa kalau aku masih tunangan dengan Bayu.
Cincin tunangan pun sudah aku simpan kembali di kotaknya.
"Halo Dinda, apa kabar? Udah lama nih ga ketemu ya. Bayu masih sibuk ikutan tes untuk kerja. Mami jadi belum ketemu Dinda yang cantik nih."
"Iya Mami, Dinda juga kangen. Dinda juga ga mau ganggu Mas Bayu. Kan demi masa depan kami.
Tul ga Mam?"
"Iya-iya, Mami setuju. Tapi kamu sehat kan Din?"
"Sehat Mam. Tuh Bunda dan Ayah kirim salam buat Mami sama om Darwis."
"Iya salamin balik ya. Udah dulu ya Mami mau nemenin Om Darwis dulu ya. Dah sayang."
Pantas Bayu tidak kelihatan batang hidungnya di kampus. Ternyata dia sedang ikut macam-macam tes masuk kerja.
Ya baguslah.
Berarti dia tidak menemui Safira, mantannya di kampus.
Lho kok aku seperti mendengar suara-suara yang cemburu yah dengan Safira.
Gak mungkin aku cemburu. Atau memang aku mulai cemburu.
Kututup mukaku dengan bantal mengusir pikiran-pikiran anehku.
Selain Safira, kudengar Bayu juga pernah pacaran dengan sekertaris himpunannya. Lola, Farah, Ana dan entah berapa nama cewek lain yang disebut-sebut.
Semuanya cewek-cewek cantik di kampus.
Aku pernah melihat beberapa dari mereka. Mirna yang menunjukkannya.
Bikin panas sih. Tapi aku coba mengendalikan diri dan berpura-pura tidak cemburu mendengar cerita Mirna atau Al.
Dasar pasangan gosip.
***
Kemarin adalah hari terakhir UAS semester I.
Gak terasa sudah 1 semester aku kuliah dan sepertinya kuliahku lancar-lancar saja sejak tidak pernah melihat Bayu lagi di kampus.
"Dinda, kemarin gue liat Bayu lho."
"Ih.. apaan sih. Gue udah ga tertarik ama dia. Playboy kampus. Gue maunya cowok setia."
Aku pura-pura memasang muka jijik di depan Al dan Mirna.
"Ya udah, gue kira lo masih tertarik ama playboy itu. Kirain informasi gue ini berharga tinggi. Lumayan nih buat ongkos liburan bareng yayang Mirna." mata Al melirik genit ke arah Mirna.
Yang dilirik senyum-senyum saja sambil menyeruput minuman coklat.
Entah mengapa aku kok betah ya jadi nyamuk pengganggu pasangan ini. Kemana-mana selalu bertiga. Tapi mereka juga tidak pernah keberatan dengan keberadaanku atau pun memamerkan kemesraan mereka di hadapanku. Pasangan ini memang suka bergosip. Aku gak mengira Al ternyata cowok penggosip yang bisa menyeimbangi kegosipan Mirna. Menurutku.
"Ngomong-ngomong lu mau liburan ke mana Mirna? Mau ikut kita ga keliling pulau Jawa naik sepeda?"
"Gila masa kamu kuat Mir, naik sepeda keliling pulau Jawa?" tanyaku kaget mendengar ajakan Al.
Mirna tertawa terbahak-bahak. Lalu menjawab.
"Ngapain gua cape-cape genjot sepeda. Kan Al bakal yang boncengin aku."
"Maksudnya naik sepeda ontel....hahahah... gue pikir sepeda gunung gitu. Gila ya kalian berdua."
Drrt....
"Eh, sebentar ya. Aku segera balik."
"Guys, sorry ya suruh balik nih..."
Aku segera mengambil tasku dan pergi meninggalkan pasangan gila itu.
Siapa ya yang menelepon Dinda?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinda (Completed)
RomancePertunangan Dinda dan Bayu berlangsung beberapa bulan sebelum Dinda menyandang status mahasiswi. Dinda tidak menyangka satu kampus dengan Bayu. Meski cuma beberapa bulan. Dinda berharap pertunangan mereka tidak mengganggu kuliahnya. Pertunangan mere...