Rainbow

4.3K 180 0
                                    

Beginilah nasib mahasiswa-mahasiswi baru, harus bantu-bantu seniornya. Ketua angkatan baru saja memberi pengumuman kalau angkatan mereka mendapat tugas membantu persiapan wisuda semester I. Sekarang mereka sedang membagi-bagi tugas. Dinda dan Mirna kebagian menjadi pengantar orangtua wisudawan-wisudawati. Artinya tugas mereka on the spot. Sedangkan teman-temannya yang bertugas di bagian konsumsi dan peralatan langsung sibuk mempersiapkan menu, tempat penyewaan, budget. Biarpun Dinda dan Mirna baru akan bertugas nanti, sebagai solidaritas mereka ikut rapat angkatan tersebut sampai selesai.

"Terima kasih teman-teman, rapat hari ini cukup sampai di sini selamat bekerja dan semoga angkatan kita tidak mengecewakan." kata Rahmat ketua angkatan menutup rapat hari ini.

Semuanya mengangguk dan tersenyum. Ini tugas pertama angkatan mereka. Semangat terlihat di wajah teman-teman Dinda. Mereka pun bubar dan keluar dari ruang kuliah terakhir mereka yang dijadikan ruang rapat dadakan.

Dinda dan Mirna berjalan beriringan. Senyum tak lepas dari bibir keduanya. Mereka juga tidak kalah semangat dengan teman-temannya. Persiapan hanya satu minggu, minggu depan mereka semua akan sibuk kuliah dan sibuk bertugas.

***

"Assalamu alaikum, Bunda." seru Dinda ketika masuk ke dalam rumah dan menemukan Bundanya sedang duduk di ruang tamu.

"Wa alaikum salam, sudah pulang Dinda." sahut Bunda.

Dinda mendekati Bunda dan salim lalu duduk di samping Bundanya.

"Maaf Dinda telat, tadi ada rapat dadakan Bun. Minggu depan ada acara wisuda di kampus hehe."

Bunda tersenyum.

"Wah Nak Bayu juga wisuda kan ya? O ya tadi ada kiriman tuh dari Bayu ada di kamar. Kotaknya besar lho." Lanjut Bunda memberi tahu.

"Kapan Kak Bayu ke sini Bun?" tanya Dinda.

"Itu pake kurir kok. Bayu kan kerja mungkin gak sempet. Sudah sana mandi dan liat paketnya."

"I-i-ya Bun." jawab Dinda.

Dinda bangkit dan berjalan menuju kamarnya.

'Paket apaan ya, Bayu tumben tidak ada notifikasi ke aku kalau mau kirim sesuatu.' batin Dinda.

Sesampainya di kamar, terlihatlah kotak besar di meja belajarnya. Dinda meletakkan tas selempangnya, lalu mengambil kotak itu. Dibukanya kertas pembungkus paket itu. Eit ada kartu ucapan di luar pembungkus. Kartu itu Dinda simpan di atas meja, penasaran isi kotaknya langsung dibukanya kotak itu dan dikeluarkan isinya.

'Hmm... gaun yang cantik berwarna biru.' Seru Dinda dalam hati.

Dinda mematut gaun itu di depan cermin.

'Ukurannya pas banget. Bayu know me well...hehehe.'

Setelah diletakkannya gaun itu di sandaran kursi belajarnya. Dinda mengambil kartu ucapan itu dan membacanya. Senyum terukir di bibir Dinda.

Bayu mengajak Dinda jadi PW.

Pendamping Wisudawan bersama orangtua Bayu.

Tiba-tiba kening Dinda berkerut. Dinda bingung, ketahuan dong rahasia gue dan tugas angkatan itu bagaimana.

Drrrtt...

Handphonenya bergetar. Betul saja, nama orang yang mengiriminya paket itu menelepon.

"Halo Dinda, sudah terima paketnya?"

"Sudah."

"Bagaimana kamu bisa kan?"

"Mmmmm. Bingung nih."

Dinda (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang